Monday, May 17, 2010

Petai

Susno , Antasari menjadi pesakitan. Namun ada juga yang tersingkirkan dari arena bermain seperti Desmon Mahesa yang harus tersingkir dari Sekjen Garindra karena terlalu berani mencari kebenaran di pansus Century dan akhirnya ditarik dari Pansus. Dasmon tidak juga sendirian , ada juga Chandra Tirtawijaya , anggota DPR dari PAN yang vocal dalam Pansus Century, akhirnya juga tersingkir ditengah jalan. Andi Rhmat ( PKS) dan Ganjar Pronowo ( PDI Perjuangan ) tersangkut kasus gratifikasi dari BI hanya karena mereka anggota Pansus Century. Muhammad Misbakhum, politisi PKS sebagai salah satu penggagas Hak angket Century juga masuk bui. Ada juga yang diancam untuk dibunuh ,seperti Akbar Faizal dari Partai Hanura. Semua mereka tak lebih sama dengan Susno, mereka menjadi martil dari sebuah keyakinan orang banyak untuk lahirnya system yang bersih lahir batin.

Susno dan team penggagas Hak Angket Century begitu yakin dengan jargon reformasi hukum .Begitu yakin kebenaran akan menang. Begitu yakin dengan kata kata “ Lebih baik kita berpisah demi kebenaran daripada kita bersatu untuk kebohongan. Ada yang akhirnya benar benar terpisah dari lingkaran dalam kekuasaan dan masuk “Tahanan “. Ada juga yang dijadikan penonton saja. Mereka adalah orang yang memang tak seratus persen bersih. Mereka dilahirkan dan dibesarkan dari lingkungan rahim yang tercemar KKN. Namun mereka berhasil melihat titik terang dan menuntunnya kearah itu untuk sepatah niat “ berbuat baik”. Kita tidak perlu bertanya niat dibalik itu. Kita hanya tahu bahwa sebuah niat baik telah memungkinkan yang samar menjadi terang dan kejahatan sistematis mengatas namakan hokum dan UU memang telah terjadi lama. Mereka mencoba membukanya dan mereka terbakar.

Begitu banyak orang yang berniat baik di negeri ini , begitu banyak yang tadinya terlena oleh system yang brengsek akhirnya sadar untuk berubah, untuk ikut dalam arus besar keinginan rakyat tentang kebaikan, kebenaran dan keadilan. Tapi karena self protection system pula mereka terbakar. Mereka sadar bahwa yang mereka hadapi adalah sebuah gunung bara api dengan jangakuan panas yang begitu luas. Mendekati gunung bara api adalah pekerjaan yang sia sia. Apalagi ingin mendinginkan bara api itu untuk terciptanya kesejukan bagi semua. Umar Bin Khatap adalah tokoh kafir , musuh nomor satu Rasul. Namun ketika dia insyap dan memeluk agama Islam , Nabi serta merta memaafkan kesalahannya dan Allah pun meridhoinya untuk masa depan yang lebh baik. TIdak ada ungkit mengungkit tentang kesalahan masa lalu terhadap Umar ketika dia tampil gagah berani menegakkan kalamullah

Seorang Umar mendapatkan kebaikan dan menjadi petarung hebat untuk kebenaran dan keadilan karena berada di bawah pemimpin yang baik pula. Dalam era sekarang seorang Susno ,Team Pansus Century dan yang lainnya tak mendapatkan berkah kebaikan karena pemimpin melahirkan system "kalah menang " demi lahirnya stabilitas politik dan kekuasaan. Mereka tenggelam dalam retorika reformasi dan akhirnya tergilas. Bagaimanapun mereka adalah bagian dari perubahan suasana politik yang lahir bersama jutaan percikan demokrasi. Ia membebaskan, karena ada spirit dan kesabaran.

Tapi yang terburuk dari semua itu yang kita rasakan adalah sebuah tontonan terbakarnya niat baik oleh mereka yang tak bersih, cacat dan lemah. Dan hasilnya tentu perubahan tak sesungguhnya berubah kecuali hanya sebatas retorika untuk sebuah pencitraan tentang nilai nilai demokrasi dan hukum , tak lebih.,..Sementara sistem yang korup tetap menjadi petai di Indonesia, semua memakannya dan tentu semua merasakan aroma busuk. Yang bicara dan mendengar sama busuknya. Suatu keharusan untuk saling memaklumi atau mati, dan jangan berharap banyak ada perubahan lahir dari sesama pemakan petai., ya kan..

No comments:

Jebakan hutang membuat kita bego

Politik Global dulu jelas. Seperti adanya block barat dan timur dalam perang dingin. Arab-israel dalam konflik regional di timur tengah. Dim...