Friday, April 23, 2010

Optimis ?

Setiap hari kita menonton berita tivi yang sangat menakutkan. Setiap hari kita baca berita koran yang membuat kita miris. Tidak ada berita yang baik untuk menentramkan. Kita hanya tahu bahwa setiap hari masalah kebobrokan mental aparat, mental budaya masyarakat yang garang, konsumtif, individualisme , premanisme menghiasi berita dimedia massa. Apakah begini potret sesungguhnya keadaan negeri ini. Apakah tidak ada berita positiv yang patut juga jadi buah bibir kita. Saya bertanya sendiri, apakah memang bad news is good news ? Apakah kita patut pesimis dengan masa depan bangsa ini ? Dari seorang teman saya mendapatkan sedikit pencerahan bahwa semakin banyak berita buruk semakin banyak peluang kebaikan masa depan kita. Karena yang sulit dilakukan dinegara modern adalah mengungkapkan keburukan. Dan kita mampu untuk itu.

Saya sempat terkejut dengan ungkapan teman itu. Benar adanya. Karena China boleh besar tapi tak ada berita soal pejabat negara dan institusi diejek dipermalukan lewat media massa. Kalaupun ada, tak pernah menjadi buah bibir seperti di Indonesia. AS boleh besar tapi tak ada berita mempermalukan FED dan SEC yang gagal mengendalikan pasar uang. Tak ada yang meminta Menteri Keuangannya mundur. Tak ada yang mau inpeachmen President. Tidak ada yang menyimbolkan pemimpinnya seperti kebo. Tak ada Wagubnya lari karena dikejar massa yang masuk kedalam gedung wali kota. Tak ada aparat Polisi dan Satpol yang mati dibunuh massa. Tak ada Tapi Indonesia itu semua ada. Karena begitulah proses untuk lahirnya bangsa besar yang bertahun tahun hidup dalam kungkungan primodial, sektarian. Walau kita menyebut reformasi yang gradual tapi kita sedang melakukan sebuah revolusi besar.

Ya sebuah revolusi kearah perbaikan menyeluruh yang prosesnhya kadang memanas dan selalu saja ada cara untuk mendinginkan kembali. Begitu seterusnya sampai kita berada pada titik keseimbangan antara rakyat dan penguasa. AS butuh waktu ratusan tahun untuk mencapai keseimbangan itu. Eropa juga sama. China butuh revolusi kebudayaan untuk lahirnya keseimbangan. Dalam proses perbaikan itu Eropa, AS mengalami perang silih berganti. Mengalami depresi berkali kali. China mengalami kemunduran akibat perang saudara dan korban manusia puluhan juta. Afrika sampai kini tak kunjung mencapai perubahan dengan korban kudeta kekuasaan tak terbilang. Tapi kita menikmati perubahan ini sambil nonton TV, baca koran dan nongkrong di cafe. Masih bisa khusu solat dan masih bisa jalan jalan dihari libur. Ekonomi tetap tumbuh positif dan bahkan terbaik didunia ketika krisis global terjadi.

Proses perubahan yang kita tempuh adalah melalui rasa malu. Berita dari media massa menimbulkan trauma menakutkan bagi penguasa. Karena media massa, pejabat Dirjen pajak berserta keluarganya ditampar perasaan malu tak terbilang. Harta korup mereka telah menyiksa mereka ketika berhadapan dengan supir angkot yang ugal ugalan dijalan. Malu bertatap muka dengan tetangganya yang miskin tanpa korup. Petugas Polisi, Hakim, Jaksa merasa tak layak menyebut diri sebagai pelayan masyarakat bila setiap hari berita buruk tentang mereka selalu menghias berita media massa. Ya, Media massa berperan besar untuk lahirnya perubahan ini. Merekalah pahlawan digaris depan lahirnya perubahan dinegeri ini. Mereka yang menghujamkan rasa malu itu bagaikan pisau tajam menyayat harga diri para pejabat brengsek itu dan kita menonton itu semua untuk lahirnya perubahan.

Fund manager yang saya kenal di Hong Kong mengatakan ”awalnya dunia ragu ketika indonesia masuk dalam putaran kencang angin perubahan. Para investor bersikap wait and see. Tapi setelah sepuluh tahun lebih proses terjadi, kita tidak perlu ragu lagi. Bayangan buruk tidak terjadi. Its time to action. Bagaimanapun Indonesia adalah amazing investment place terbaik di planet bumi ini. Tahun ini dan tahun tahun kedepan, Indonesia akan menjadi titik perhatian dunia investasi untuk menciptakan balance economic global bagi China, jepang yang over prodction dan Barat yang over liquidity. Indonesia kanal terbaik untuk mengurangi produksi China dan mengurangi uang beredar di Barat. ” Jadi mengapa kita pesimis? Tidak perlu kawatir soal masa depan. Kita akan menjadi icon bagi bangsa manapun didunia untuk belajar mencapai titik keseimbangan yang benar sebagai bangsa yang besar.

Namun bagaimanapun, mampukah kita menarik manfaat besar dari perubahan itu untuk kepentingan bangsa dan negara. Mampukah kita menjadi tuan dinegeri sendiri. Mampukah kita mengaktualkan keadilan dibidang ekonomi dan sosial kepada seluruh lapiran masyarakat. Apabila perubahan tidak mengarah kesana maka benar benar kita hanya jadi penonton sebuah revolusi besar yang sedang terjadi. Ya, hanya jadi penonton dari sebuah design perubahan cara cara demokrasi. Nah , kita butuh terus bergerak dan berubah mengawal ini semua.

Transfer pricing

Transfer pricing adalah modus operandi kejahatan kerah putih yang paling canggih. Karena kejahatan ini melibatkan keahlian dibidang hukum perpajakan international, akuntasi dan berbagai sistem perdagangan yang diadobsi oleh hukum Internatioanl. Berita Kompas menyebutkan bahwa ada Rp. 1200 Triliun transfer pricing dan diperkirakan 10% dari total itu atau Rp. 120 Triliun tidak disetor kekas negara sebagai pajak. Saya yakin jumlahnya jauh lebih besar. Karena luasnya cakupan transfer pricing itu sendiri Apalagi aparat pajak dan pejabat hukum melalui konsultan terlibat main mata maka semakin canggih saja transfer pricing ini. Singapore negara yang tidak punya apa apa tapi nilai ekspornya lebih tinggi dari Indonesia dan Malaysia. Penempatan dana dibank singapore lebih tinggi dibanding Indonesia.l Mengapa ? ya karena modus transfer pricing..

Ada tiga hal yang kelihatan kasat mata soal transfer pricing ini yaitu.

Pembentukan Agent.Cara ini adalah perusahaan di Indonesia sebagai prudusen menjual barang langsung ke induk perusahaan diluar negeri. Tapi dijualnya melalui agent di Singapore atau Hong Kong atau dinegara yang pajaknya rendah. Agent ini sebetulnya dimiliki oleh Group perusahaan ( Pembeli dan penjual ) itu sendiri. Harga jual kepada agent dibuat serendah mungkin agar pajak dibayar didalam negeri jadi rendah. Kemudian agent itu me repacking barang dan menjualnya kepada induk perusahaan dengan harga tinggi. Induk perusahaan akan membayar mahal tentu agar labanya jadi rendah dibanding harga beli. Dalam hal ini, laba bagi penjual / produsen rendah, laba bagi pembeli juga rendah. Laba tinggi ada di agent yang berada dinegara yang pajaknya rendah.

Secara keseluruhan perusahaan menumpuk labanya dinegara yang tingkat pajaknya rendah. Dana ini siap digunakan kapanpun dengan skema pinjaman melalui pembelian bond oleh agent itu sendiri. Lagi lagi bunga dan commitment fee akan menjadi beban Induk perusahaan dan anak perusahaan. Dan ini akan mengurangi laba perusahaan dimasa datang. Modus operandi tersebut diatas bisa juga dibalik, Indonesia sebagai pembeli ( buyer ) dan pihak induk perusahaan sebagai penjual (seller ). Ini biasanya berkaitan dengan kebutuhan teknologi industri bagi perusahaan yang berafiliasi dengan TNC di luar negeri.

Pinjaman dana.Kita tahu semua bahwa tidak ada perusahaan bisa berkembang tanpa dana. Perusahaan transnasional selalu bila mendirikan perusahaan di Indoensia, tidak pernah menggunakan skema uangnya sendiri. Dan jarang mereka meminjam langsung ke institusi keuangan. Umumnya dana awal untuk pembangun project atau pengambil alihan perusahaan menggunakan dana private investor. Bank hanya bertindak sebagai channeling agent. Karena namanya prinvate investor maka dikenal juga dengan istilah sophisticated investor. Bunganya pasti tinggi dibanding bunga pasar. Bahkan bisa dua kali lipat dari bunga pasar,. Kemudian ada commitment fee yang harus dibayar, Ada juga lending fee dan banyak lagi fee yang harus dibayar. Ini syah saja karena maklum private investor yang lebih memikirkan rent fee.

Jadi ketika awal perusahaan ini berinvestasi didalam negeri, sudah dibebani ongkos modal yang mahal ( Cost of fund ). Ini tentu akan mengurangi pajak perusahaan. Padahal private investor itu sendiri pemiliknya adalah pemilik project itu sendiri.Artinya dia pinjem dengan dirinya sendiri.Tapi karena direkayasa oleh ahli hukum,akuntan, banker maka semuanya kelihatan formal dan wajar. Modus operandi ini umunya banyak digunakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang tambang dan Migas, infrastruktur, property dan plantation. Mereka punya underlying untuk membuat cost of fund mahal, yaitu resiko investasi yang tinggi, Tekhnologi explorasi yang sulit dan contry risk yang tinggi , dll..

Pembebanan biaya intengible.Dengan diratifikasinya hak patent dan property right dalam WTO maka biaya intengible dapat ditempatkan sebagai biaya mengurangi pajak. Hampir semua perusahaan asing yang berafiliasi dengan perusahaan didalam negeri, menetapkan management fee, brand fee, tekhnologi fee. Jumlah sesuai kesepakatan. Karena namanya afiliasi maka deal dapat dibuat semau gue. Belum lagi ada keharusan untuk membeli bahan penolong, jasa pendukung (Consultant fee ) dan bahan utama dari induk perusahaan. ( Principal ).Tentu harga direkayasa lagi. Kemudian para tenaga akhli yang ditempatkan diperusahaan afiliasi digaji diatas standar gaji mereka dinegaranya. Alasannya karena bekerja diluar negeri. Dari semua ongkos inilah pajak menjadi rendah. Dan pendapatan akumulasi induk perusahaan menjadi besar.

Modus ini umum digunakan oleh perusahaan TNC di bidang Migas untuk mengurangi sharing pemerintah lewat membebani cost project untuk mendapatkan kembali cost recovery. Data jumlah pruduksi BP-MIGAS jauh lebih tinggi bila dibanding data volume produksi Departement Keuangan. Artinya ketika memproduksi mereka meniggikan produksi agar semakin besar cost recovery yang berhak mereka terima dan ketika menjual dibuat rendah agar pajaknya juga rendah.

Sebetulnya ada banyak cara untuk melakukan transfer pricing ini. Tapi yang pasti kejahatan ini terjadi tidak hanya di Indonesia tapi diseluruh dunia. Makanya petugas pajak itu tidak bisa hanya sekedar pintar tapi juga harus punya dedikasi profesi bela negara. Karena kalau modus ini dapat diantisipasi maka bukan tidak mungkin dalam 5 tahun kita dapat membayar hutang luar negeri yang mencapai USD 200 miliar. Dan anak cucu kita tidak perlu repot memikirkan untuk bayarnya karena anda telah berbuat untuk sesuatu bagi negeri tercinta kita lewat profesi sebagai pengawal pemasukan negara. Mulia sekali sebetulnya tugas sebagai pejabat pajak. Sayang kalau tugas mulia ini disalah gunakan demi setumpuk deposito dibank dan rumah mewah. Sayag sekali.

Wednesday, April 14, 2010

Sadarlah..

Kita semua menyadari bahwa 70% APBN berasal dari Pajak. Semua belanja rutin pegawai didapat dari Pajak. Kita juga tahu bahwa dana yang dikorup oleh pejabat negara berasal dari pajak rakyat. Kita tahu bahwa orang berlomba ingin jadi PNS karena ada sumber uang mudah untuk hidup senang melalui pajak rakyat. Kita juga tahu bahwa segala resource dipersembahkan negara untuk siapa saja yang bisa menguras dan membawa pajak untuk negara. Tidak penting bila national resource itu menimbulkan kerusakan lingkungan. Tidak penting bila Carrefour mematikan usaha kecil tradisional. Tidak penting bila privatisasi membuat ongkos jadi mahal,, listrik mahal dengan layanan ala kadarnya. Dari itu semualah , kita menerima sebuah realitas pajak untuk negara.

Perilaku suap menyuap dan peras memeras petugas pajak kepada rakyat adalah contoh betapa brengseknya sistem pajak negara kita. Darmin Nasution Mantan Dirjen Pajak pernah mengatakan bahwa lebih dari Rp. 300 triliun tax gap akibat suap dan menguap. Rozeff seorang Guru Besar Bidang Keuangan dan Ekonomi Manajerial the University at Buffalo ( di New York) berujar, “jika aturan digunakan untuk mengganggu wajib pajak, sebaiknya akhiri saja kekuasaan untuk memajaki oleh pemerintah” .Ini ada benarnya. Karena bagaimana mungkin ada sindikat memakai seragam abdi Negara menjadi pemeras sistematis dengan mendapatkan dukungan aparat hukum. Tidak ada pengalaman yang indah bagi rakyat bila sudah diperiksa oleh petugas pajak. Sama saja sedikit sekali pengalaman indah bila rakyat berhadapan dengan polisi, jaksa dan hakim.

Perang di era kolonialisme antara Balanda dan Para Sultan /Raja terjadi karena ketidak adilan sistem perpajakan. Di AS juga terjadi peperangan melawan Inggris karena disebabkan soal pajak pula. Hampir sebagian besar pergolakan dan kakacauan terjadi disuatu zaman karena pajak. Richard Ebeling dalam bukunya, The Freeman: Ideas in Liberty, sejauh publik bersedia memberikan hak kepada pemerintah untuk memajaki dan mengatur dananya bagi kemakmuran rakyat, publik akan terus bertahan dan mendukung. Namun, jika kekuatan memajaki disalahgunakan, mereka akan melawan dengan caranya . Caranya bisa saja melalui silent fighting seperti ketidak patuhan atau berbohong atau menyuap. Bila cara ini tidak bisa juga maka revolusi akan terjadi. pendapat Michael S Rozeff perlu direnungkan. Agar pemerintah menyadari untuk memperbaiki system birokrasi yang lebih bersifat melayani.

John Marshall (24 September 1755-6 Juli 1835), seorang pengacara, pembentuk opini Amerika Serikat pada masanya, dan legislator, kekuasaan untuk menarik pajak pada negara itu diiringi kekuasaan untuk merusak. Sebab, bagaimanapun, pungutan pajak adalah setoran yang dipaksakan. Itulah sebanya kewajiban Negara harus dikedepankan sebelum menuntut kewajiban rakyat membayar pajak. Hak rakyat harus dihormati dengan memberikan kepercayaan penuh bagi rakyat untuk menghitung sendiri berapa pajak yang harus dibayarnya ( self assessment ) sambil terus mendidik rakyat untuk patuh memenuhi standarh apa yang menjadi kewajibannnya, seperti berkata jujur, bekerja sama secara positif, wajib menyediakan data secara akurat dan tepat waktu, wajib menyimpan data, serta wajib membayar pajak tepat waktu. Karena pada prinsipnya pajak adalah sesuatu azas sukarela yang lahir dari suatu sistem yang mengikat

Pendidikan terbaik bagi rakyat untuk patuh pajak adalah dengan teladan dari petugas pajak itu sendiri. Juga teladan dari seluruh elite politik serta jajaran kekuasaan di legislatif, yudikatif dan eksekutive. Teladan apa yang patut diberikan kepada rakyat agar patuh ? ya teladan hidup sederhana dengan penuh pengabdian. Teladan untuk senantiasa melayani dan memberi. Ini tidak berlebihan karena bukankah para pejabat negara apakah itu sipil atau militer hidup dari keringat rakyat.Keringat buruh , tani, nelayan, pedagang, industriawan, professional. Rakyat tidak pernah marah kepada pegawai pemerintah bila mereka kelaparan. Pengusaha tidak akan marah kepada pemerintah bila bangkrut akibat resesi. Sementara pegawai pemerintah hidup aman dalam situasi kondisi apapun selagi uang pajak terus mengalir. Sadarlah..hiduplah dengan teladan amanah, ikhlas, dan pengabdian karena Allah. Maka selanjutnya pajak akan mengalir kekas negara dengan cara cara yang amanah pula. Bukan keterpaksaan karena pemerasan. Sadarlah...

Tuesday, April 13, 2010

Kaum muda...


Kaum muda tak bisa dihentikan dari gejolak kemudaannya. Mereka adalah bagian dari proses zaman. Mengingkari keinginan kaum muda akan pengingkari proses zaman itu sendiri. Itulah yang mungkin menjadi dasar kebijakan Jiang Zemin untuk belajar dari peristiwa berdarah di lapangan Tiananmen di era Deng. Jiang Zemin menggunakan semangat kaum muda yang ingin bebas tersebut kedalam putaran kencang angin kebebasan dibidang ekonomi. Para intelektual kaum muda digiring lewat strategi nasional pemerintah untuk membangun lewat kewirausahaan. Kini terbukti sudah bahwa para kaum muda itu telah memimpin perubahan drastis bagi lahirnya kelompok menengah yang kuat di China. Mereka antusias dalam perubahan ekonomi dan tak ingin lagi sibuk dengan perubahan politik.

Kewirausahaan di Cina adalah sesuatu yang berbeda dengan yang ada di dunia Barat. Semangat wirausaha lahir dari kampus terbaik dengan mahasiswa terbaik.Mereka sadar sebagai elite terbaik china yang harus memberikan sumbangan berarti kepada negara dan bukan menjadi beban negara. Mereka hadir mengisi kekosongan produksi dari sistem negara komunis. Lip-Bu Tan, West Coast Venture Capital terkemuka, mengatakan ciri-ciri utama pengusaha di China adalah "kerendahan hati, kesabaran, kemauan untuk belajar, dan komitmen total untuk bisnis." Hal ini berbeda jauh dengan gaya pengusaha Barat yang doyan dipuja lewat publikasi dan arogan. Wirausaha china senang mengambil resiko dengan segala keterbatasan modal dan tekhnologi untuk berbuat sesuatu. Mereka telah menjadi komunitas yang rakus terhadap peluang usaha dalam system berkompetisi. Suasana bersaing itu dijaga oleh pemerintah agar setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk berkembang sebagai asset bangsa. Mereka bersaing secara keras, tapi tidak seperti usahawan Barat yang suka membunuh kompetitor. Kapitalisme mereka adalah ”kontruksi kreatif yang tetap berdiri dibuminya tanpa menumpuk uangnya di luar negeri walau mereka belajar banyak dari dunia luar. Mereka sadar bahwa keberhasilan mereka akan berperan besar melakukan perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsanya. 

Sebagaimana Wirausahawan dari negara Barat , pengusaha di Cina selalu kritis terhadap pemerintah. Mereka mengejek birokrasi pemerintah, korupsi, dan kleptokrasi. Namun demikian, mereka bermitra dengan negara. Mereka menerima kepemilikan bersama aset dengan negara di dalam perusahaan dengan tingkat yang tak terbayangkan untuk Amerika. Beberapa dari mereka dulunya termasuk Mahasiswa pejuang kebebasan Tiananmen Square sebagai demonstran . Tapi kini mereka telah belajar untuk berjuang demi perubahan yang lebih konkrit lewat wirausaha dan bukan politik. Menurut satu survei, 78 persen beberapa pengusaha telah bergabung dengan Partai Komunis; Tak dapat dibayangkan ini terjadi di Barat atau Amerika. Wirausaha China hadir dalam pentas politik bukan untuk mengejar kekuasaan tapi untuk sesuatu yang dulu mereka perjuangkan : memerangi kemiskinan. Kalau cara komunis efektif untuk melakukan perubahan mengapa mereka harus mengikuti cara lain.

Kebijakan negara yang pro pertumbuhan sektor riel tak lain karena dukungan elite china yang sebagian besar dimotori oleh wirausahawan. Pemerintah pusat dan Daerah memberikan banyak dukungan bagi para pengusaha dengan menyediakan industri hulu yang efisien, infrastruktur ekonomi yang kuat dan menyebar. Dari itu semua peluang terbuka untuk terus lahirnya new comer Entrepreneur seiring semakin besarnya dukungan perbankan bagi mereka. Namun yang patut dicatat bahwa para usahawan China telah mampu mengambl sebagian besar tanggung jawab negara untuk menjamin kesehatan para pekerjanya dan memberikan jaminan pensiun diatas rata yang negara bisa berikan. Usahawan China juga berperan penuh dalam program pemerintah mengurangi dampak polusi dan pencemaran udara. Kesediaan mereka merelokasi industrinya kedaerah yang tidak padat penghuni adalah bentuk kesadaran Entrepreneur intelektual. Bukan usahawan yang hanya mengejar rente.

Pengusaha Cina membutuhkan sumber daya alam untuk membangun bisnis mereka, tetapi pemerintah mereka memperoleh bahan-bahan yang vital untuk pertumbuhan ekonomi dari negara-negara lain(bukannya menguras sumber daya alamnya sendiri). Ekspor Cina ke Amerika Serikat menghasilkan dolar digunakan oleh China untuk membeli komoditas dari negara-negara lain. China telah menjadi fenomena perdagangan komoditas global. Harga bergerak naik karena china yang terus belanja demi menopang mesin pabriknya yang rakus komoditi bahan baku. China bukan hanya membeli bahan baku tapi juga aktif membeli perusahaan yang memiliki sumber daya minyak dan gas alam dinegara lain.. Negara ingin memastikan bahwa para pengusaha Cina tidak akan kekurangan bahan baku yang mereka butuhkan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan dinegara lain.

Apa yang dapat dipetik dari kemajuan China bagi kita ? Pertama adalah enterpreneur tumbuh by design oleh negara atau tidak tumbuh secara natural. Entrepreneur tidak dibiarkan tumbuh liar yang akhirnya membuat Negara tak punya akses untuk mengendalikan demi tercapainya strategi pembangunan nasional bagi semua orang. Kedua, menanamkan hakikat wirausaha yang bukan mengejar peningkatan harta pribadi semata tapi lebih daripada itu sebagai alat Negara untuk melahirkan keadilan dibidang ekonomi kepada stake holder. Atau disebut dengan entrepreneurship vision : membela kepentingan Karyawan dengan terus meningkatkan kesejahteraannya, Membina supplier untuk ikut bersama sama berkembang, taat bayar pajak kepada pemerintah agar distribusi keadilan lebih terjamin serta menempatkan pelanggan diatas segala galanya dengan menghadirkan barang yang berkualitas dan murah.

Tuesday, April 6, 2010

Peluang dan Ancaman

Uang tidak mengenal negara. Kalau air mengalir ketempat yang rendah maka uang mengalir ketempat yield yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi negara Eropa, Jepang, Korea, China serta Taiwan dan lainnya, dimasa lalu lebih disebabkan oleh kebijakan politik global AS untuk memperkuat hegemoninya. Tapi kebijakan itu telah membuat AS limbung dan Eropa ambruk, jepang senen kemis, Korea yang kesepian, Taiwan yang meradang. China yang over production dan meradang karena mata uangnya semakin kuat. Keadaan ini akan membalik situasi dari sorga investor menjadi neraka bagi investor. Maka Indonesia adalah target berikut nya bagi para investor. Benarkah ?

Dalam beberapa bulan ini arus dana asing masuk semakin deras. Alasan dana masuk ke Indonesia disebabkan oleh tiga factor

1. Suku bunga.

Dibanding AS, Eropa dan Negara asia lainnya, imbah hasil Indonesia dipasar uang maupun pasar modal , jauh lebih tinggi. Karena high rate policy yang kita anut untuk menekan uang beredar INi akan mendorong private investor untuk mengarahkan uangnya ketempat yang lebih tinggi yield nya dan Indonesia adalah pilihan yang tepat.

2. Rating.

Memang Rating formal Indonesia masih rendah dibandiing negara lain tapi para fund manager tahu betul bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat. Lukuiditas SUN yang kuat, Likuiditas SBPU juga paling likuid. Nasitional debt ratio atas GNP paling rendah dibandingkan dengan negara emerging market seperti CHina, Thailand, singapore, Malaysia dll. Difisit APBN yang juga termasuk paling kecil. Ini semua menunjukan secara makro bahwa Indonesia adalah amazing investment opportunity.

3. Under capacity

Hampir semua pusat produksi / jasa yang dikelola oleh emiten dan non emiten dibawah kapasitas. Artinya, untuk peningkatan produksi tidak dibutuhkan investasi besar. Peluang masih sangat besar untuk pertumbuhan usaha baru ( new entry). Hal ini akan berhubungan dengan tingkat yield yang akan didapat bila dibandingkan dengan hal yang sama di Jepang, Korea, Vietnam, Thailand, China, Dimana Negara tersebut sudah sampai pada over capacity dan sulit untuk terus bersaing dan berkembang

Karena ketiga hal yang kelihatan sederhana namun hampir semua fund manager melihat ketiga factor tersebut untuk alasan utama mereka mengalihkan dananya. Apalagi sekarang, upah murah sebagai salah satu daya saing china tidak lagi significant. Karena mata uang RMB semakin menguat akibatnya upah buruh yang dibayar semakin mahal. Sebagai perbandingan upah buruh di china sekarang RMB 1200 ( Rp. 1600,000 ) tidak termasuk makan dan tempat tinggal. Sementara upah buruh di Indonesia hanya Rp. 1200,.000 sudah termasuk segala galanya. Itu juga alasan mengapa beberapa industri yang tadi hengkang dari Indonesia untuk pindah kecina, kini kembali masuk ke Indonesia.

Disamping itu, AS tidak bisa lagi mengandalkan China sebagai mitra karena system ekonomi yang berbeda telah membuat AS dirugikan secara system. Banyak Industri AS yang tutup karena itu. AS tidak mungkin terus menjadikan Korea , Jepang , Taiwan sebagai mitra masa depannya karena selama ini Negara tersebut lebih menjadi beban bagi AS --sebagai konsumen industri mereka yang rakus--. Kebijakan kemitraan diera globalisasi tak lagi melihat politik sebagai panglima tapi lebih kepada pertumbangan business. Indonesia mempunyai criteria itu semua karena kebijakan makro ekonomi yang solid, upah yang murah, likuiditas pasar uang yang kuat , national resource yang melimpah . Hal tersebut , akan membuat arus dana asing mengalir deras ke Indonesia dimasa masa mendatang.Apa yang dikawatirkan oleh Menteri Keuangan dan SBY tidak beralasan kalau dinilai arus dana bersifat sementara.

Yang perlu dikawatirkan adalah pengaruh dana asing ini dalam jangka panjang bagi perekonomian nasional. Memang pada tahap awalnya mereka masuk lewat bursa saham dan pasar uang tapi berikutnya akan mengalir kesektor produksi. Ada rinbuan industri China akan direlokasi ke Indonesia untuk mendapatkan upah murah dan SDA. Karena keadaan pasar uang Eropa dan AS butuh waktu lama untuk recovery dan tak mungkin bisa memberikan imbal hasil dibanding dengan Indonesia. Maka ada ribuan investor dari AS dan Eropa akan mengalihkan dananya ke pasar uang Indonesia untuk membiayai sector riel yang haus uang. Apalagi dengan masuknya Indonesia kedalam CAFTA maka produk asal Indonesia mempunyai potensi pasar bukan hanya dalam negeri tapi juga asean pluc China..

Melihat indikasi tersebut diatas, Indonesia hanya mungkin bisa menarik manfaat besar dari arus dana asing apabila ada dukungan significant dari pemerintah untuk tampilnya wiraswasta nasional menghadapi asing. Disamping itu harus ada new paradigms dari kelompok intelektual untuk tampil menjadi wiraswasta. Karena tantangan kedepan adalah menghadapi kekuatan arus dana asing yang didukung oleh penguasaan pasar, tekhnologi. Petani, nelayan dan buruh yan tak melek iptek tak akan mampu menghadapinya kecuali para sarjana yang terdidik baik serta bermental wiraswata , yang mampu mengatasinya menjadi peluang bagi kemakmuran rakyat. Kalau tidak , maka jangan salahkan bila dimasa depan kita akan menjadi kumpulan komunitas kuli berupah murah dan terjajah secara sistematis..

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...