Kalau di minta memimpin organisasi katakanlah
perusahaan maka Anda harus tahu pasti potensi sumber daya yang ada terlebih
dahulu sebelum menentukan kebijakan. Bukan hanya sekedar tahu tapi harus tahu
secara detail. .Tugas Anda bagaimana menjadikan potensi itu menjadi kekuatan real. Kalau Anda tipe
pemimpin yang tunduk dengan keterbatasan sumber daya dan malas menemukan solusi
maka Anda tidak perlu memaksakan diri. Cukup lalui “apa adanya”. Yang namanya”
apa adanya “ tentu tidak optimal. Tapi kalau Anda tipe pemimpin yang tidak mau
berjalan “apa adanya”. Tidak melihat kesulitan sebagai hambatan tapi peluang.
Maka Anda akan mencari solusi bagaimana caranya mengatasi hambatan dan
mengoptimalkan potensi yang ada. Tentu konsekwensi nya akan terjadi perubahan. Contoh
kalau laba sekarang Rp 1 miliar maka Anda harus punya target tahun depan
sebesar Rp 1,5 miliar. Padahal keadaan pasar sekarang tidak mendukung dan harga
sedang jatuh. Tapi anda tidak melihat keadaan pasar sebagai alasan menurunkan
target. Anda melihat ada peluang lain yang bisa meningkatkan penjualan. Setidaknya melakukan perluasan pasar . Dengan
target yang tinggi memaksa semua anggota perusahaan bekerja keras melaksanakan
startegi yang telah di tetapkan. Berusaha menerapkan solusi yang ada agar
penjualan meningkat. Anda pun akan meminta pemegang saham mendukung rencana
strategis Anda dengan membuat aturan dan menambah modal agar sumber daya yang
ada lebih optimal meningkatkan penjualan.
Setiap Manager punya target yang
jelas, bukan berdasarkan statusquo dengan apa adanya tapi target dengan
tantangan yang besar untuk berubah. Apa yang
terjadi kemudian ? Benarlah semua pihak dari karyawan , Manager, direksi dan
komisaris kerja keras bahu membahu mencapai target. Ternyata target tidak
tercapai. Apakah pimpinan gagal? Memang target tidak tercapai tapi tetap lebih
tinggi dari tahun sebelumnya , bahkan di kala pasar tidak lagi krisis ekonomi
dimana harga penjualan masih tinggi, tetap penjualan sekarang lebih tinggi
walau pasar menyempit dan harga jatuh. Target
hanyalah motivasi yang harus di capai tapi yang paling penting sebetulnya
bukan hanya hasil tapi bagaimana semua
pihak telah melaksanakan proses yang benar. Artinya perusahaan telah berhasil
melakukan perubahan sehingga di tengah krisis masih mampu mencatat pertumbuhan
penjualan lebih tinggi di banding sebelum krisis. Selama proses mencapai hasil
itu, tentu akan ada goncangan dan tentu pula ada koorban yang tersingkir karena
tidak memenuhi standar kinerja yang ditetapkan oleh anda sebagai pemimpin. Itu hal yang biasa karena
anda sedang melakukan proses seleksi alam ,
bahwa hanya mereka yang qualified menurut ukuran anda saja yang boleh
masuk team management anda.
Memimpin perusahaan mungkin relative
sama dengan mengelola perekonomian Negara. Target yang hendak di capai di
kaitkan dengan agenda dari presiden terpilih dengan memanfaatkan semua sumber
daya yang ada. Agenda ini tentu berhubungan dengan idiologi yang menjadi dasar
presiden berpijak. Segala kebijakan tentu terkait dengan idiologi tersebut. Ketika
target di tetapkan presiden dan di setujui oleh DPR sebagai wakil shareholder ,
maka DPR harus memberikan dukungan penuh dengan meloloskan semua kebijakan yang
mendukung agenda tersebut, termasuk kebijakan perpajakan, efisiensi,
pelonggaran dan penghapusan segala hambatan investasi yang selama ini membuat
dunia usaha sulit berkembang, Memotong birokrasi sehingga meminiminal business no
tradable dan memacu business tradable yang menampung angkatan kerja serta
memberikan dampak berganda di tengah masyarakat. Bila target pajak tahun
anggaran 2016 di nilai terlalu optimistis dan tidak realistis, mengingat kondisi perekonomian tahun depan diperkirakan tidak jauh berbeda dengan kondisi
saat ini. Sementara untuk separuh tahun ini saja, pemerintah baru bisa
mengumpulkan pajak sekitar 41,03 persen dari target 2015 sebesar Rp1.294
triliun. Itu biasa saja karena sumber penerimaan dari migas drop akibat harga minyak jatuh. Ini sebagai indikator bahwa kita tidak bisa lagi tergantung migas.
Kalau tidak ada kebijakan keras memacu mental untuk berubah maka negeri ini akan bernasip sama dengan Venezuela, Jadi kalau sampai di koreksi Penerimaan pajak, itu bukan
berarti kebijakan salah. Karena setiap kebijakan yang paling utama
bagaimana merubah platform ekonomi dari yang
bertumpu kepada sector tradisional berupa SDA kepada sector industry, perdagangan dan jasa. Untuk itu pemerintah harus focus menyediakan sarana umum ( insfrastruktur ) pendukung
berkembangnya industry berskala besar maupun UMKM. Mengapa? andalan penerimaan pajak dari migas dan minerba tidak bisa lagi di andalkan. Ini sudah mendekati closed file. Kedepan andalan itu berasal dari sektor non migas. Sektor non migas ini besar sekali potensinya. Hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber daya penerimaan negara. Untuk UMKM saja potensinya
mencapai Rp. 5400 triliun, potensi dana parkir di luar negeri Rp. Rp3.147 triliun. Dengan potensi yang ada tersebut , target penerimaan pajak yang diajukan dalam RAPBN-P 2016 adalah realistis. Mengapa? Dengan amnesty tax, potensi pajak terjaring meluas.
Rasio pajak akan naik sehingga potensi penerimaan pajak dimasa mendatang akan lebih besar lagi. Bila sudah
terjaring maka selanjutnya harus ada kebijakan mendukung potensi pajak terdaftar
menjadi pontesi real. Gimana caranya ?
perhatikan harga minyak terus jatuh dan penerimaan migas drop tahun 2015 |
Pertama, meningkatkan tax base dan kepatuhan wajib pajak. Caranya, dengan implementasi kebijakan amnesti pajak, ekstensifikasi dan penguatan basis data perpajakan, intensifikasi melalui penggunaan teknologi informasi, dan implementasi konfirmasi status wajib pajak bagi pelayanan publik. Kedua, memberikan insentif perpajakan. Salah satu insentif tersebut adalah keringanan tarif industri tertentu untuk meningkatkan iklim investasi, daya saing industri, dan mendorong hilirisasi industri dalam negeri. Ketiga, ,memperbaiki regulasi perpajakan. RUU Ketentuan Undang-Undang Perpajakan (KUP) ditargetkan selesai pada 2016 dan RUU Pajak Penghasilan (PPh) ditargetkan rampung di 2017. Keempat , Pemerintah juga akan mengenakan cukai atau pajak lainnya untuk mengendalikan konsumsi barang tertentu dan negative externality. Langkah terakhir ialah mengarahkan perpajakan internasional untuk mendukung transparansi dan pertukaran informasi, pertumbuhan investasi, peningkatan perdagangan, dan perlindungan industri dalam negeri.
Target revisi penerimaan Pajak pada APBN-P akan tercapai 100%. Jadi bila proses ini terus di jaga dan di terapkan dengan konsisten maka dalam jangka panjang platform ekonomi kita akan bergeser bila tadinya sebegian besar penerimaan Negara dari sector migas dan Minerba tapi selanjutnya adalah Industri manufacture yang bertumpu kepada sumber daya manusia…saat itulah kita berada di jalur yang benar yaitu membangun peradaban modern dan terhormat..
.