Monday, May 26, 2008

Subsidi harga dan inflasi?

Tadi siang ketika dalam perjalanan dari China ke Hong Kong saya sempat berdialogh dengan teman. Teman ini mengatakan satu hal yang membuat saya terkejut “ Negara kuat apabila bank centralnya kuat. Bank central yang kuat bukan dipimpin oleh ekonom tapi oleh politisi dan negarawan. Semakin kurang paham dia tentang moneter dunia semakin baik dia memberikan judgement tentang cara terbaik untuk masa depan ekonomi bangsa. “. Saya teringat bagaimana fit and proper test calon gubernur BI oleh DPR lebih menekankan kepada penguasaan teknis moneter system daripada jiwa negarawan. Makanya jangan kaget bila system moneter kita terjebak oleh permainan politik tingkat tinggi AS untuk kepentingan ekonominya.

Di bulan September 2006, BI mengadobsi system moneter inflation targeting, System ini adalah kebijakan moneter yang bersifat forward looking. Artinya kebijakan moneter yang berkaitan dengan suku bunga BI-Rate dipengaruhi oleh future economic global. Dengan demikian maka Indonesia masuk dalam small open economy. Maka faktor global ekonomi sudah terintegrasi. Bila harga minyak dunia melambunng, suku bunga naik tentu akan mempengaruhi kebijakan moneter indonesia.

Hal ini disebabkan oleh global imbalance yang dipicu oleh melemahnya kekuatan ekonomi AS, dengan indikator semakin besarnya difisit neraca transaksi berjalan AS. Difisit ini disebabkan oleh adanya kesenjangan antara tabungan dan investasi. Investasi tersebut lebih disebabkan oleh faktor pembelian surat hutang AS ( T-bill ) oleh pihak asing (utamanya negara Asia ) untuk memupuk cadangan devisa. Sementara minat menabung AS sangat rendah karena suku bunga yang rendah. Akibatnya masyarakat mengalihkan dananya kepada konsumsi (interest rate effects). Pertumbuhan konsumsi mendorong kenaikan harga rumah dan property ( juga saham ) dan komodity utama. Harga rumah dan saham , commodity dibursa melambung, terlebih lagi dorongan sektor perbankan yang memberikan facilitas mortgage re-financing, pada orang yang menanamkan modalnya di bursa saham maupun komodity. Tapi ini bukanlah kenaikan yang wajar sebagai indikator sektor riel yang menguat. Justru mengakibatkan inflasi yang parah

Tahun 2007 bulan agustus awan mendung meliputi sektor financial AS karena harga semakin melambung dan terjadi koreksi pasar. Tak sedikit lembaga keuangan mengalami kerugian karena kasus subpreme mortgage. Fed langsung bereaksi menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi tapi tidak significant. Maklum , investment yield sektor keuangan di AS tidak lagi menggiurkan. Pasar keuangan dapat diatasi namun para investor tidak bergeming untuk meningkatkan tabungannya. Mereka justru memilih sektor perdagangan berjangka untuk komoditi sebagai wahana baru untuk meningkatkan yield. Makanya minyak dan produk komoditi lain seperti baja, food terus dikerek keatas. Sampai pada tahap ini kebijakan moneter kehilangan wibawa untuk mengatur uang beredar karena semakin ter diversifikasinya wahana investasi.

Namun, otoritas moneter akan terus menggunakan suku bunga sebagai cara untuk mengatasi inflasi sampai pada tingkat yang bisa meredam harga. Sampai kapan ? teori mengatakan , kenaikan suku bunga akan mendorong orang kaya untuk menabung sehingga sektor perbankan mempunyai fuel untuk memompa dana bagi dunia usaha. Benarkah ? Yang pasti terjadi adalah mata uang AS akan semakin melemah dan akhirnya membuat harga import akan menjadi mahal. Bila ini terjadi maka malapetaka bagi negara negara asia seperti china, India, AS dan Jepan, Korea, Indonesia yang menjadikan AS sebagai pasar utama. Mungkinkah ini bagian dari skenario global AS untuk membuktikan keampuhannya mengontrol economic balance? Atau ektrimnya adalah " Anda boleh makmur asal kami tetap lebih makmur. "

Bagi Negara lainnya kenaikan harga konsumsi minyak dalam negeri sebagai akibat penghapusan subsidi , tentu dipastikan akan mendorong inflasi dan secara system moneter bank central akan menaikkan suku bunga. Bila suku bunga naik maka cost of fund kredit dunia usaha akan juga naik. Harga konsumsi yang terlanjur naik tidak akan turun karena kenaikan suku bunga kecuali bertahan. Efeknya tetap akan memperlemah kekuatan rakyat untuk berkonsumsi. Kedua hal ini sekaligus akan mematikan kemampuan produksi dalam negeri. Yang lebih parah lagi , adalah pasar eksport semakin kehilangan daya saing karena kurs dollar yang melemah. Sementara industri dalam negeri AS dapat bergerak bebas dari akibat krisis kenaikan harga minyak dunia ini. Atau secara tidak langsung , melalui system global moneter , AS telah mendorong dunia membantunya untuk melindungi dan membangkitkan industri dalam negeri mereka yang sudah kehilangan nafas melawan kekuatan ekonomi Asia, seperti china, India, dll.

Bagi Indonesia , bila gubernur bank centralnya adalah negarawan maka dialah orang pertama yang menolak kenaikan harga BBM demi menjaga inflasi dan menggunakan kesempatan kenaikan harga minyak dunia ini untuk memacu produksi dalam negeri ( sektor riel ) dengan menurunkan suku bunga . Agar dunia usaha dapat bangkit untuk memasuki pasar AS dan mengalahkan pesaing negara negara seperti jepang, korea , Vietnam, Thailand dll. Atau setidaknya akan mendorong relokasi industri dari negara yang lemah bersaing karena kenaikan harga minyak ke Indonesia. Tapi, kita memang lemah dibawah tekanan AS karena kita terjajah oleh jeratan hutang... Akibatnya peluang justru dilihat sebagai ancaman.

AS memang culas dan smart memperdaya dunia untuk kejayaan negerinya. Kenaikan harga minyak memang alasan AS untuk memperlemah mata uangnya hingga secara tidak langsung melindungi industri dalam negerinya dari serangan produk import yang murah. Itulah sebabnya satu satunya negara Asia yang tidak bersedia menaikkan harga minyak dalam negeri adalah China. Karena China melihat arah permainan ini. Mereka menahan kekuatan AS dalam permainan harga minyak ini dengan lebih memilih subsidi harga minyak dalam negeri dan menjaga kurs mata uang RMB , sehingga industrinya tetap mampu membanjiri pasar AS dengan harga murah. Siapa yang paling kuat bertahan maka dialah yang menang. Ini perang!.

Yang pasti AS tidak bisa terus dengan caranya yang culas kecuali mendorong indusri dalam negerinya untuk bekerja efisien dan merubah gaya hidup bangsanya untuk hidup sederhana dan tidak individualis. Hanya dengan itulah masa depan dapat diharapkan lebih baik bagi peradaban umat manusia diplanet bumi ini.

Wednesday, May 21, 2008

Real Power

Hidden Fund adalah real power di dunia. Itu yang saya sampaikan kepada teman ketika kami bertemu dalam salah satu kesempatan di Financial club. Teman ini menjawab, itu hanyalah mitos. Maklum saja , teman ini adalah pejabat bank yang setiap hari berhadapan dengan bank compliant. Tapi bagi kalangan yang akrap dengan transaksi pasar uang, hal itu dapat dibenarkan. Bahkan mereka mengatakan dan juga saya aminin bahwa terjadi kelangkaan resource , kelebihan supply serta imbalance economic karena uleh hidden power ini. Mereka juga berperan besar menciptakan aturan yang memaksa melalui lembaga multilateral , seperti IMF, World Bank, WTO dan bahkan sampai keranah politik antar bangsa ( PBB).

Yang sangat mengerikan akibat lalulintas keuangan antar Offshore Financial Center , telah masuk kewilayah ketahanan pangan dan energi dunia. Tak pernah terbayangkan bila akhirnya kekuatan hidden fund menjadi mesin perusak ketahanan peradaban manusia di planet bumi. Kita sempat terkejut dan semua negara keliatannya tak berdaya menghadapi gelombang kekuatan financial yang mempermainkan komoditas pangan dan energy. Sejak januari 2008, terjadi peningkatan hedge fund sebesar tiga kali lipat dibandingkan dua tahun sebelumnya, dibursa Chicago ( Chicago Stock Exchange /CHX) dengan didominasi oleh komoditas pertanian, dengan volume transaksi setiap harinya mencapai USD 60 milliar. Dengan demikian terjadi perputaran dana secara raksasa di AS dalam ranah maya, yang sehingga AS tak berdaya mengendalikan capital outflow. Terbukti dengan terjadi pelepasan obligasi perumahan secara cepat dibursa dan mengakibatkan gelombang krisis keuangan di AS.

Indikasi lainnya adalah hampir 60 % transaksi perdagangan minyak dunia berasal dari Future trading, yang merupkan exciting space bagi lembaga keuangan papan atas seperti Prime bank, Asset Management ( Hedge fund institution). Kekuatan hidden fund ini bergerak secara cepat dan tak terlacak dengan mekanisme OTC ( over the counter), yang dilegitimasi oleh badan bursa di London ICE Future dan NYMEX ( New York). Hebatnya para actor dibalik kekuatan hidden fund justru adalah bagian dari controller of fed seperti Goldman Such , Morgan Stanley ,Citicorp, JP Morgan. Mereka ini juga merupakan pengendalian dari business minyak kelas dunia. Seperti BP yang dimiliki oleh Goldman Sach dan Morgan Stanley. Lihat pula , ternyata BP adalah pengendali dari International Petroleum Exchange (IPE) yang merupakan bursa minyak terbesar untuk future trading oil. Harga minyak naik maka saham saham perusahaan minyakpun naik.

Kemudian diranah komoditas pertanian.Mari kita lihat bagaimana mereka beraksi menciptakan krisis pangan dengan harga melambung. Aktor pemain utama dilantai bursa adalah Cargill , Archer Daniel Midland ( ADM). Kedua perusahaan ini menguasai pangsa pasar dunia untuk biji bijian dan CPO. Diurutan berikutnya adapula seperti Nobel Group , Monsanto, Mosaic Company. Tentu kehadiran mereka didukung oleh kekuatan dari lembaga keuangan seperti Goldman Such , JP Morgan , Morgan Stanley dan lain lain , yang selalu bersedia mem back up refinancing untuk ketersediaan liquiditas mereka di lantai Bursa ( International. ). Ketika harga komoditas pertanian melambung maka tentu saham saham mereka dibursapun ikut terdongkrak sampai bisa disebut overvalue.

Disisi lain, group lembaga keuangan lainnya yang berada dibelakang lembaga pemain kunci itu juga bertindak sebagai agent untuk menciptakan situasi semakin membuat bandul pasar terangkat keatas. Harga melonjak , labapun tercipta tak terbilang. Diantara yang aktif sebagai pemicu mengalirnya dana dari hidden fund ini kedalam bursa adalah Bank Of Amerika, Deuthsche bank, SG Bank, Credit Suisse , dan banyak lagi lainya. Ini adalah fakta bahwa kalau ada orang mengatakan “spekulan” maka sebetulnya tidak ada spekulasi yang terjadi. Inilah adalah konspirasi antara pengelola bursa, penyedia dana, penyedian komoditas dan lembaga clearing serta agent dalam satu group untuk kepentingan hidden fund. Mereka men design permainan dan menentukan arah permainan yang mereka mau. Tentu diatara mereka tidak ada istilah rugi. Yang jadi korban adalah public dengan harga komoditas melambung diatas rasional.
Sejarah group ini tidak pernah sepi dari skandal keuangan tapi selalu lolos dari jeratan hukum. Maklum saja mereka membeli aturan dan kemudian merubahnya.

Semua itu dapat terjadi karena diratifikasinya kebebasan sector financial dan investasi serta perdagangan dalam WTO, sebagai bagian dari neoliberal dan free market. Akhinrya dunia sekarang berada ditangan segelintir orang yang tak nampak namun menentukan kehidupan kita. Seharusnya bagi pengambil kebijakan negeri ini dapat memahami situasi yang sebenarnya untuk memberikan perlindungan optimal bagi rakyat dan sumber daya alam kita. Tapi , mungkin pemerintah dan DPR , berpikir sama dengan teman saya yang mengatakan Hidden fund adalah mitos, yang tak perlu ditanggapi secara akademis. Padahal Henry Kissinger yang juga Penasehat politik dan strategy Global dari Goldman Sach pernah berkata " Control oil and your control nation. Control food and your control people.

Monday, May 19, 2008

Hapus subsidi dan berdoalah ...

Ketika itu, Beijing sedang diliput kabut musin dingin. Saya bersama teman dari Goldman Such dan JP Morgan sedang menanti kedatangan tamu dari salah satu pejabat otoritas keuangan China. Sambil menunggu diruang Executive lounge, Business center Hotel Cenral Park , salah satu teman itu memandang saya cukup lama. Saya tersenyum. Bayangan saya teman ini nampak kesal karena harus mananti. Ternyata tidak.! Dia berkata “ Kita lelah menanti kebijakan politik jakarta yang lebih revolusioner untuk menghapus subsidi minyak. Padahal ini adalah satu satunya solusi ditengah kesulitan pemerintah meningkatkan cadangan devisa. Juga cara tepat untuk menarik arus modal masuk untuk mendukung industri hilir migas di Indonesia. Tidak seharusnya devisa yang didapat berlebih karena kenaikan minyak dibakar untuk subsidi. “ Saya agak terkejut.

Kemudian salah satu teman lain juga mengomentari “ Kenaikan minyak dunia, akan meningkat devisa Indonesia,sehingga mempunyai kekuatan untuk meingkatkan credit rating indonesia di financial market dunia. Pada gilirannya , akan membuka akses bagi masuknya arus modal intitusi. Tapi subsidi itulah yang membuat peluang ini menjadi tidak ada artinya. “ Kembali saya tersentak. Mereka berpikir tentang credit rating dan increase reserve currency. Dua hal ini memang fital untuk membuka akses financial resource terhadap akumulasi modal international. Lebih lebih lagi, mereka mengatakan bahwa jumlah orang kaya di indonesia melebihi jumlah penduduk singapore dan swiss. Ini pasar potensial bila subsidi dihapus dan akan mendorong tumbuhnya business hilir minyak. “Lantas bagaimana rakyak miskin “kata saya. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Mereka serentak mengangkat bahu “ Hapus subsidi dan berdoalah untuk mereka “ kata mereka sambil tertawa.

Goldman Such dan JP Morgan serta group lainnya seperti Credit Suisse, Barclay Capital , Citigroup adalah lembaga keuangan yang berada dibalik suksesnya Indonesia menjual global bond dipasar terbatas ( non public offering ) atau melalui 144 A SEC Act. Mereka adalah lembaga keuangan yang bertindak sebagai underwriting penerbitan global Bond Indonesia , tentu salah satu persyaratan underwriting tersebut adalah menghapus subsidi. Alasannya , penghapusan subsidi adalah risk management atas global bond tersebut. Ini harus dipenuhi oleh pemerintah kalau ingin terus memanfaatkan pasar 144 A SEC act sebagai financial resoruce. Potensi penguatan fundamental ekonomi kita karena kenaikan minyak dunia diindikasikan oleh transaksi ekspor-impor migas yang terus-menerus mengalami surplus. Surplus transaksi ekspor-impor migas Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia. Artinya surplus tersebut harus tetap aman untuk membayar kewajiban hutang luar negeri dengan cara menghapus beban subsidi dalam bentuk apapun kepada rakyat, termasuk BBM.

Para underwriter global bond, selain mensyaratkan penghapusan subsidi juga meminta pemerintah melaksanakan liberalisasi bisnis migas , sesuai dengan UU Migas No 22/2001, yang rancangannya dibuatkan oleh USAID itu, sektor hilir migas Indonesia kini terbuka untuk dimasuki oleh pengusaha swasta/asing. Disamping itu sejak UU Migas disyahkan , ada lebih 107 investor asing sudah memiliki izin prinsip untuk memanfaatkan pasar dalam negeri Indonesia. Semuanya menanti kebijakan penghapusan subsidi secara total . Sebagian besar dari mereka berafiliate business dengan group lembaga underwriter tersebut. Makanya bukan rahasia umum lagi, bila loby tingkat tinggi dari para lembaga kreditur kepada elite politik sangat intensif untuk menghapus subsidi , tidak sedikit uang ( suap ) ditebar untuk itu.

Suka tidak suka, berbagai kebijakan sektoral diindonesia, tidak terlepas dari usulan dari Lembaga keuangan international. Tujuan mereka hanyalah memperkuat strategy risk management dari aspek financial security terhadap suplai uangnya, serta meningkatkan yield dari suplai uang tersebut. Yield dalam pengertian tidaklah terbatas pada interest rate tapi lebih daripada itu adalah derivative business terhadap kelangsungan harga saham perusahaan affiliate mereka yang memanfaatkan regulasi tersebut. Inilah yang harus dipahami oleh semua kita, utamanya para analis dikampus yang terlanjur jatuh cinta dengan konsep globalisasi dan free market. Sadarilah , kita semua berada dalam kondisi terjajah dihadapan akumulator modal. Jangan pernah percaya alasan idealisme para ekonom dalam negeri yang mendukung penghapusan subsidi.Mereka semua adalah agent inperialis asing yang hanya memikirkan kepentingan pribadi sesaat.

Rakyat Indonesia bukanlah rakyat yang lemah. Kita tidak butuh disuapi apalagi dimanjakan. Bahkan nyawapun pernah kita gadaikan demi kemerdekaan negeri ini.Rakyat siap untuk mati kelaparan selagi kehormatan bangsa tetap dibela ; selagi tidak ada pihak asing yang diuntungkan dari setiap kebijakan tersebut, selagi benar benar kebijakan tersebut untuk kemakmuran rakyat. Masalahnya mengapa penghapusan subsidi ditolak oleh rakyat ? karena ini adalah hak rakyat untuk keadilan terhadap tanah airnya. Keadilan sebagai bangsa berdaulat. Namun bila kita bicara hak kepada pemerintah maka sikap mereka sama dengan teman saya tersebut diatas “ Hapus subsidi dan berdoalah untuk mereka...”.

Monday, May 12, 2008

Sejarah ekonomi dan Islam

DENGAN menggunakan tanda-tanda pada setiap zaman dalam sejarah perekonomian atau idealtypus yang diperkenalkan oleh Max Weber, diuraikan tiga zaman perekonomian. Tiga zaman yang berdasarkan teori yang dicetuskan oleh Werner Sombart adalah Eigenwirtschaft, Handwerk, dan Kapitalisme. Zaman Eigenwirtschaft ditandai dengan manusia memproduksi sendiri barang-barang kebutuhan dan belum ada pertukaran barang. Dengan kata lain belum ada aktivitas yang bersifat ekonomi. Zaman kedua, yakni Handwerk ditandai dengan dimulainya aktivitas ekonomi berupa proses produksi dan pertukangan. Dan terakhir, Zaman Kapitalisme, aktivitas ekonomi berkembang dengan penggunaan kapital. Pada masa sebelum kapitalisme, aktivitas ekonomi berdasarkan pada cita- cita untuk nafkah hidup.. Tujuan ini kemudian berubah di masa kapitalisme, di mana perekonomian benar-benar untuk mendapatkan keuntungan.

Kapitalisme, diperkenalkan oleh Karl Marx sekitar abad 19—seorang pendiri komunis—(Wallace C. Peterson, 1997: 1) adalah suatu sistem produksi yang didasarkan pada hubungan antara kapital dengan tenaga kerja. Pemilik modal (kapital) memiliki hak penuh terhadap apa yang dimiliki. Maka dalam kapitalisme ada individual ownership, market economy, competition, and profit (W. Ebenstein, 1980: 148-151). Kepemilikan pribadi (misalnya alat-alat produksi, tanah, perusahaan, dan sumber daya alam), sistem pasar adalah sistem yang dipakai sebagai dasar pertukaran barang dan jasa, serta tenaga kerja menjadi komoditi yang dapat diperjual belikan di pasar dalam kapitalisme. System ini , peran modal sangatlah besar, bahkan pemilik modal bisa menguasai pasar serta menentukan harga dalam rangka mengeruk keuntungan yang besar. Industrialisasi bisa berjalan dengan baik kalau melalui kapitalisme. Fernand Braudel pernah menyatakan bahwa “kaum kapitalis merupakan spekulator dan pemegang monopoli yang berada dalam posisi untuk memperoleh keuntungan besar tanpa menanggung banyak resiko. Setelah dunia benar-benar memasuki era kejayaan kapitalisme atau disebut dengan Zaman Kapitalisme Raya, aktivitas dan struktur ekonomi berubah sama sekali. Mengejar keuntungan menjadi tujuan yang tak mengenal batas. Unsur rasionalisme, industrialisasi, perkembangan pasar yang sudah tak mengenal kendala waktu dan jarak, menjadi beberapa tanda perkembangan perekonomian di masa kejayaan kapitalisme.

Krisis perekonomian yang dialami Indonesia merupakan cipratan dari krisis dunia dan bersifat abadi. Pada tahun 1930-an krisis perekonomian serupa menimpa Indonesia ( hindia Belanda) akibat gelombang resesi dunia dengan ditandai rontoknya bursa New York tahun 1929. Keadaan tersebut sama seperti yang terjadi ketika tahun 1998. Perusahaan-perusahaan gulung tikar, keterpurukan perbankan dan bursa, laju inflasi yang tinggi, angka pengangguran meningkat hingga menyangkut soal peningkatan tindak kriminal, menjadi "warna" abadi krisis sepanjang masa. Ada dua fenomena berkaitan dengan krisis , yaitu krisis dan konjunktur. Krisis itu sendiri sudah ada sejak jaman dahulu kala , sedangkan konjunktur ( dalam bahasa latin artinya memghubungkan ) adalah suatu gejala yang baru muncul seabad yang lalu dan semata mata berhubungan dengan kapitalisme. Konjunktur itu ibarat graphic , dia kadang naik dan kadang turun.

Albert Aftalion, menyebutkan , konjunktur, "saudara dekat" krisis yang baru muncul sejak era kapitalisme, memiliki wajah sendiri. Ditinjau dari hebat dan lamanya krisis, kerasnya guncangan, sedikit atau banyak dampak kelanjutannya, tiap-tiap masa konjunktur memiliki ciri masing-masing. Dengan kata lain, meski setelah melihat krisis yang telah terjadi sebelumnya orang dapat memprediksi kapan bisa terjadi krisis lanjutan, tetap saja seberapa besar dampak dan di mana garis depresi akan muncul, tidak dapat diduga. Yang dapat diduga hanyalah, setelah melalui masa konjunktur naik, pasti akan terjadi krisis. Sebaliknya, sesudah depresi, akan mengalami masa konjunktur naik kembali. Waktu edaran atau masa konjunktur, berlangsung selama waktu tujuh hingga sebelas tahun, atau tepatnya sebelas hingga tujuh tahun. Semakin lama masa konjunktur semakin cepat. Dalam hal ini, Karl Marx dalam Das Kapital yang menyatakan bahwa waktu berlangsungnya konjunktur semakin lama semakin singkat. Hal ini senada yang disampaikan oleh ahli ekonomi Gustav Cassel.

Pada satu edaran konjunktur, ada masa naik dan masa turun atau depresi . Pada saat naik, ada enam fenomena yang terjadi, yaitu kenaikan harga barang dengan cepat, terutama harga besi, batu bara, mesin, rumah dan kapal; kenaikan keuntungan secara cepat; peningkatan produksi besi dan batu bara; banyak perusahaan baru didirikan; kurs surat-surat berharga naik secara cepat dan masa berspekulasi meningkat; dan terakhir, barang-barang perdagangan besar pertambahannya. Pada saat depresi, dikatakan, terjadi kebalikannya. Sejarah depresi dunia terjadi selama tahun 1822-1913. Selama hampir seabad, terdapat dua masa gelombang turun (tahun 1822-1842 dan tahun 1874-1894) serta dua masa gelombang naik (tahun 1843-1873 dan 1895-1913). Masa gelombang turun pada tahun 1874-1894 inilah yang dikenal dengan masa the great depression. Kemudian, dibandingkan dengan masa depresi yang terjadi pada tahun 1930-an, memang belum berusia selama masa the great depression. Namun, depresi yang terjadi pada tahun 1930-an ini akan berlangsung lebih lama lagi dan lebih dahsyat lagi. Alasannya, , karena seluruh dunia ditimpa krisis pada tahun 1930-an tersebut. Pengaruh masa the great depression hanya benar-benar dirasakan sebagian besar di negara-negara Eropa ketika itu. Gejala great depression seperti tahun 1930 an , kini mulai nampak sejak tahun 2007...

Jadi ,krisis maupun konjunktur memanglah "penyakit" yang dibawa setelah dunia masuk ke era kapitalisme. Negara-negara yang menggantungkan sepenuhnya pada dunia industri yang sudah pasti akan mengandalkan keberlangsungan usaha pada permodalan, akan rentan terhadap krisis maupun konjunktur. Untuk itu, sektor- sektor yang sifatnya tidak membutuhkan modal tinggi untuk berusaha harus dipertahankan, seperti industri kecil dan pertanian seperti kata Friedrich Aereboe seorang ahli ekonomi pertanian yang menyatakan tentang persekutuan (kooperasi) di sektor pertanian adalah cara tepat untuk unggul dalam putaran waktu dari segala gelombang resesi. Inilah konsep ekonomi yang bernafaskan islam. Dimana manusia bukan hanya sebagai pelaku ekonomi dan sosial tapi lebih daripada itu adalah makhluk spiritual. Apapun yang dilakukan manusia didunia bukanlah bertujuan untuk mengejar kekayaan tapi menjalani proses bekerja sebagai bagian dari misi spiritualnya untuk kemakmuran semua ((Q.S. al-An’am/6: 175; Hud/11: 61) dan ini semua diyakini sebagai tanggung jawab dihadapan ALlah ( (Q.S. al-Qiyamah/75: 36). Kegiatan itu dimanefestaikan dalam ujud kesediaan berbagi atas segala karunia Allah (potensi alam ) dan menggunakannya untuk kepentingan orang banyak tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan ( Q.S. al-Syu’ara/26: 183). Ini semua tidak lepas dari misi manusia terlahir kedunia untuk dan hanya karena beribadah kepada Allah (Q.S. al-Kahfi/18: 110).

Makanya Islam berlawanan dengan kapitalisme, dimana harta benda ( uang ) yang dimiliki seseorang dari hasil kerja keras tersebut tidak akan menimbulkan hak-hak istimewa untuk menentukan harga dan pasar. Walaupun untuk itu , tidak mengurangi fitrah manusia dan sunatullah yang mengharuskan manusia untuk bekerja keras dan menimba ilmu untuk mencapai tujuannya sesuai dengan misinya. Oleh karenanya , Islam melarang menumpuk-numpuk harta benda ( deposito, tabungan, stock, tanah ) dan tidak memanfaatkannya atau menelantarkannya. Islam tidak menginginkan adanya penumpukkan asset tanpa difungsikan sebagaimana mestinya, karena hal ini dapat menimbulkan spekulasi dan mematikan roda ekonomi. Penumpukkan asset yang menimbulkan spekulasi harga karena permainan (demand and supply ) dengan maksud supaya terjadi kelangkaan resource di pasar, sehingga harga /bunga akan tinggi, dapat menimbulkan kesengsaraan,penderitaan rakyat sangat dilarang oleh Islam. Itulah sebabnya apapun yang menimbulkan berlebihan hukumnya adalah haram dan pendapatan yang menimbulkan orang lain dirugikan adalah juga haram.

Hal tersebutlah yang tidak pernah ada dalam system kapitalisme. Akibatnya , Supply yang tinggi menimbulkan spekulasi dan deplasi. Demand yang tinggi menimbulkan inflasi. Kedua duanya tinggi maka berakibat resesi. Kekayaan menimbulkan individualisme dan kerakusan, kemiskinan menimbulkan kriminalitas dan kerusakan lingkungan. Kapitalisme terbukti gagal menciptakan kemakmuran dan kestabilan dan sosialisme gagal menghargai hak individual . Memang apapun system yang dibangun ,tidak akan dapat menyelesaikan masalah ditengah dunia yang carut marut. Sejarah peradaban modern membuktikan itu. Padahal Islam telah memberikan pelajaran berharga melalui Alquran dan Hadith untuk mengelola kehidupan lebih baik , damai sejahtera, berkesinambungan. Tapi kita terlalu sombong dengan akal dan pengetahuan kita hingga melupakan kitab mulia dari sang maha pengurus... ALLAH

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...