Setelah 15 jam lebih duduk di pesawat dari Hong Kong, akhirnya saya bisa landing di Kagali Airport. Saya didampingi Wenny. Kami sedang menjajaki off take produksi cabai. Memang unit business Yuan yang produksi sauce chili dan powder chili di China akan impor cabai kering sekitar 30.000 ton per tahun dari Rwanda. Berkat Kerjasama perdagangan antara China dan Rwanda yang saling menghapus hambatan non tarif terutama sector pertanian. Impor produk pertanian dari Rwanda jadi murah.
Saat melihat Tugu Peringatan Genosida di Kigali, Wenny termenung. Sepertinya dia membayangkan sesuatu. “ Kalau ingat cerita tahun 94-95 bagaimana sesama mereka saling membunuh dan menghabisi karena alasan politik, dan kini mereka bisa jadi negara modern yang makmur di Afrika dan negara ke empat paling bersih dari korupsi. Dunia harus belajar dari Rwanda arti memaafkan dan perubahan. Because of love, mereka berubah untuk masa depan yang lebih baik. “ Kata Wenny.
Kami Check In di Hotel Marriot. Wenny menatap saya. "Tadinya saya berharap nginap di Hotel de Mille Collines. Ingat kisah dalam film Hotel Rwanda. " Kata Wenny. Hotelnya udah tua, kata saya. Tapi kalau kamu mau lebih meresapi kisah dalam film itu bisa saja kita pindah hotel. Wenny menggeleng dan tersenyum. Artinya dia hanya sekedar bicara dan dia memang bukan orang yang melankolis dengan masa lalu. Sebagaimana rakyat Rwanda yang berusaha berdamai dengan masa lalu dan focus kepada masa depan.
Apa yang menarik dengan Rwanda?. Setelah presiden Bizimungu mengundurkan diri tahun 2000. Parlemen memberikan mandate kepada Paul Kagame sebagai presiden. Tahun 2003, dia memenangkan Pemilu. Sampai kini dia sudah berkuasa 25 tahun melalui 4 kali pemilu. Latar belakang Kagame adalah militer. Dia pendiri Front Patriotik Rwanda (RPF). Dia tampil kepanggung politik di tengah konflik berdarah. Dan berhasil mempersatukan rakyat dan menjamin stabilitas politik untuk perdamaian.
Namun yang menarik bahwa ketika Kagame berkuasa. Yang pertama kali dia lakukan adalah melaksanakan agenda nasionalisnya yaitu kebijakan "zero tolerance terhadap korupsi". Mengapa ? Korupsi menjadi sumber perpecahan dan ketidak stabilan politik. Korupsi telah menghancurkan segalanya. Artinya dia harus keras kepada elite dan birokrat, yang tentu keras kepada dirinya sendiri. Karena itu dia sukses menciptakan pemerintahan yang efisien, punya integritas dan prestasi berdasarkan kinerja. Dia tidak peduli kalau karena itu dianggap otoriter.
Selama kekuasaanya memang dia focus kepada pemberatasan korupsi. Pada bulan September 2018, bukan hanya Tindakan korupsi konvensional yang kena jerat hukum tetapi juga state capture atau pengambilan keputusan oleh pejabat dengan tujuan politik pencitraan dan menguntungkan segelintir orang atau pengusaha. Juga memberikan akses kepada publik melaporkan Tindakan korupsi lewat SMS kepada agent anti korupsi. UU menjamin karahasiaan dan melindungi pelapor.
Apa hasilnya ? Pada tahun 2024, tercatat skor CPI Rwanda 57. Secara global ada pada peringkat 43. Memang di Kagali masih terlihat korupsi receh terutama polantas. Namun tetap jauh lebih baik dari Indonesia dengan skor CPI 37 dan peringkat 99 secara global. Kagame masih focus membenahi korupsi ditataran elite dan birokrasi. Untuk menciptakan rasa nyaman bagi investor dan meningkatkan index easy doing of business. Rwanda bertekad menjadi negara dengan tata kelola pemerintahan yang good governance. Tentu dengan perbaikan index korupsi, mereka punya hope.
Acemoglu dan Robinson dalam buku Why Nation Fail, berpendapat bahwa rezim yang busuk pasti didukung oleh elit yang eksploitatif, lembaga yang mementingkan diri sendiri, membuat negara lemah dan terdesentralisasi. Itulah sumber masalah lahirnya kemiskinan, konflik, dan bahkan kegagalan total. "Nation fail" tulisnya, akibat dari lembaga ekonomi ekstraktif, yang didukung oleh lembaga politik ekstraktif, yang pasti menghambat dan bahkan menghalangi pertumbuhan ekonomi yang seharusnya bisa dicapai. Kamu baca aja buku Why Nations Fail. Kata Wenny. Disitu kamu akan paham betapa pentingnya Lembaga inklusif.
Menurut Wenny, yang bahaya dari korupsi adalah tidak terbentuknya Lembaga inklusif yang menghormati nilai nilai demokrasi seperti equlity before the law, law enforcement, transfaransi. Dan karenanya mematikan innovasi dan kreatifitas. Yang tentu menumpulkan daya saing negara. Karena korupsi selalu bersanding dengan kolusi dan nepotisme. Artinya, selagi Lembaga inklusif tidak terbentuk, selamanya tidak akan tercapai kemakmuran walau negara kaya SDA dan punya landasan agama dan budaya yang kuat.
China melewati phase dua kali dalam reformasi birokrasi agar terbentuk Lembaga inklusif. Tahun 1996 era Dengxioping dan Xi Jinping tahun 2013. Karena Xi Jinping punya selogan “China dream”. Itu bukan sekedar mimpi. Tetapi dengan terbentuknya Lembaga inklusif yang kokoh, dream will come true. Lihatlah hasil yang dicapai oleh Rwanda. Antara tahun 2000 hingga 2023, pertumbuhan PDB rata-rata mencapai 7,4% per tahun. Tahun 2024 ditengah ketidak pastian ekonomi global, ekonomi masih tumbuh diatas 6%. Mengapa? Itu berkat lembaga inklusif. Pengaruh eksternal terhadap ekonomi tidak significant. Karena fundamental ekonomi domestic sangat lentur.
Bayangan saya kepada negeri saya. Yang sejak reformasi tidak pernah selesai mengtasi kemiskinan, dengan utang yang terus bertambah yang berkorelasi dengan index korupsi yang terus memburuk. Ada benarnya Wenny. Indonesia gagal membangun Lembaga inklusif namun tak henti bermimpi menjadi negara maju dan makmur. Retorika populis yang bau tuak dan sampah..
Semua Menteri kalau bicara program untuk belanja, hebat sekali . Kalau dikritisi, tersinggung. Bilang kita paranoid alias curiga engga jelas. Padahal ada 10 kementrian dan Lembaga sumber penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Kwartal pertama tahun ini PNBP hanya sebesar Rp.10,9 triliun. Drop 75% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Apa pasal?karena deviden BUMN yang merupakan bagian dari PNBP diserahkan ke Danantara.
Tadinya hilangnya deviden BUMN dari PNBP, di trade off dengan menaikan royalty minerba. Setelah UU BUMN disahkan dan Kepres ditanda tangani untuk menyerahkan deviden BUMN kepada Danantara. Eh, oleh Menteri ESDM dibuat aturan. “ Royalti naik kalau harga batubara naik ( Windfall ). Kalau engga ada windfall, ya engga naik.” Nah karena trend harga Minerba turun, ya tidak ada penambahan penerimaan negara. Kan stress Menteri keuangan. Gimana nambah penerimaan negara yang hilang.
Dulu waktu COVID, pemerintah keluarkan UU No. 1/2020 dalam rangka PEN. Lewat skema SBN Burden Sharing, lebih Rp. 1000 triliun anggaran digelontorkan. Rencananya setelah COVID, PPN akan dinaikan sesuai dengan cash flow pembayaran utang. Jadi tidak mengganggu kemampuan dan ketahanan fiscal. UU pajak direvisi karena itu. Eh setelah COVID, tahun 2025 malah kenaikan PPN dibatalkan, diganti dengan PpnBM. Akibatnya BI stress gimana bayar utang dari adanya burden sharing.
Menteri itu paling jago buat rencana belanja termasuk cara mengatasi kewajiban fiscal akibat belanja itu. Dan setelah uang keluar dari APBN, lupa mereka dengan program payback and balancing budget. Misal awalnya IKN itu duitnya dari non APBN. Setelah disahkan oleh UU, ternyata 20% dari anggaran berasal dari APBN dan 80% dari Non APBN. Setelah APBN cashout, yang 80% engga juga masuk. Sama juga dengan proyek kereta cepat, dari B2B berubah jadi G2G loan settlement.
Akibatnya utang terus bertambah dari tahun ketahun. Trend peningkatan penerimaan negara kalah cepat dibandingkan peningkatan berutang. Walau utang meningkat 3,5 kalipat era Jokowi namun pertumbuhan PDB stuck di 5%. Mengapa ? Kalau anda pernah baca buku Financial Shenanigans oleh Howard M. Schilit & Jeremy Perler, disitu anda bisa tahu bagaimana cara menyembunyikan data resiko akibat utang. Teknik penipuan cara legal dan terpelajar untuk meningkatkan leverage.
Kita sebagai rakyat yang juga investor pada system kekuasaan demokrasi telah masuk perangkap penipuan data keuangan. Yang dikorup bukan hanya uang dan sumber daya alam tetapi juga data dan informasi. Coba aja kritik data yang mereka sampaikan. Pasti mereka marah seperti preman. Malah kita disuruh minggat dari indonesia. Saya termenung usai makan malam di Cucina Restaurant.
No comments:
Post a Comment