Direktorat Jenderal Imigrasi mencegah mantan Direktur Utama Karen Agustiawan bepergian ke luar negeri. Pencegahan ini merupakan permintaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut KPK, dia terkena kasus baru lagi. Apa itu? Kasus bermula dari perjanjian jual-beli LNG pada 2019 senilai Rp. 40 T. Kesepakatan berlaku untuk pengiriman LNG sebesar 1 million ton per annum dalam jangka waktu 20 tahun. Masalah muncul belakangan karena harga gas dunia turun dan pasokan LNG dalam negeri melimpah. Sehingga serapan gas domestik, termasuk untuk diekspor tidak maksimal.
Sebenarnya 10 Juni 2019, Karen dijatuhkan hukuman 8 tahun penjara. Dia dinyatakan bersalah terkait investasi Pertamina yang merugikan keuangan negara senilai Rp 568,066 miliar. Tapi dia melakukan perlawanan hukum lewat banding ke Pengadilan tinggi.Perlawanan hukumnya kandas. Pengadilan tinggi menolak bandingnya. Diapun mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Hasilnya, MA menerima kasasinya. Alasan MA, itu kebijakan korporat, bukan termasuk tindak pidana.
Sepertinya kasus Pertamina ini ada nuansa Politik. Tentu berhubungan dengan partai Koalisi di DPR. Bukan rahasia umum bila proyek dan deal Pertamina itu sarat dengan politik, terutama lobi kepada DPR. Engga ada deal dengan DPR mana bisa dapat bisnis gede di Pertamina.
Januari 2022 DPR, minta PPATK juga membuka aliran dana yang berkaitan dengan mafia pencucian uang dan narkoba. DPR minta PPATK membuka data siapa saja yang terlibat aliran dana mencurigakan itu. Polri engga mau tindak lanjuti temuan PPATK itu. Dan karena itu Polri sangat kuat posisinya secara politik. Kalau dibuka banyak elite masuk bui. Sama juga kasus Karen ini, KPK tidak mau tangkap dia walau sudah ada sprindik dan perintah cekal
Menjelang tahun 2024, kasus besar mulai bermunculan. Walau dipermukaan keliatan adem tetapi didalam situasinya sangat brutal. Saling sandera kasus hukum. Maklum semua kasus besar itu berhubungan dengan elite kekuasaan. Keadaan ini akan jadi gunung es, sehingga membesar dan sehingga memaksa para elite berdamai satu sama lain. Ya tujuannya meloloskan capres yang akan dijagokan. Peluang oposisi jauh lebih besar. Karena mereka engga ada kasus hukum. “ Gantian dong, Kan bagi bagi kita” Kira kira begitulah kisah negeri antah berantah. Ngopi dulu dah..met bagi teman DDB..
No comments:
Post a Comment