Minggu lalu saya ikut dalam satu pertemuan dengan
sekelompok kecil orang yang memang dekat
dengan kekuasaan. Mereka ini memang berada diluar ring namun secara tidak
langsung mereka ikut mempengaruhi kebijkan penguasa. Saya hadir dalam pertemuan
itu karena diminta oleh mereka dalam kapasitas saya sebagai advisory.
Sebetulnya ini kali pertama saya bertemu dengan mereka sebelumnya hanya tahu
dari media massa. Dalam pertemuan itu,
setelah saya selesai dengan presentasi saya, terjadi diskusi hangat seputar
keadaan politik setelah Pemilu. Saya tidak mau terlibat dalam dialogh ini
karena saya memang bukan politisi dan bukan pula orang hidup yang bersinggungan
dengan dunia politik. Saya hanyalah pengusaha dan professional. Dari dialogh
itu tahulah saya bagaimana sikap mereka tentang kekuatan Islam. Bagaimanapun Pemilu yang akan datang
adalah killing field bagi Partai yang berasaskan Islam. Operasi intelligent
melemahkan mereka selama 5 tahun sangat efektif membuat mereka dijauhi oleh
pengikutnya dan bahkan dibenci oleh umat Islam sendiri. Setiap issue tentang bad image islam menjadi
santapan media massa. Disamping itu Infiltration intelligent berhasil masuk
kedalam ormas Islam agar mempropagandakan anti demokrasi sehingga mereka keluar
dari barisan Partai Islam. Singkatnya
mereka akan lakukan all at cost untuk mengeliminate partai Islam. Dengan
terpilihnya Jokowi sebagai Capres maka ini menjadi alat ampuh bagi mereka untuk
membenturkan dua kekuatan yaitu Islam dan PDIP ( Jokowi). Keduanya akan saling bunuh. Melempar dengan satu
batu mengenai dua target.
Bagaimana dengan akar rumput dari kelompok Marhaen (PDIP)? Ada sederet ormas Islam dan Tokoh islam yang akan
membantu kampanye melarang umat islam memilih PDIP dan Jokowi sebagai capres.
Ada isyu yang akan dilontarkan kepada umat islam bahwa ; Jokowi golongan Syiah. Jokowi termasuk Islam abangan ( kejawen).
Jokowi kepanjangan tangan dari konspirasi Yahudi untuk menghancurkan Islam.
Menurut mereka beberapa tokoh Islam telah berhasil mereka pengaruhi. Berbagai
saluran informasi mereka gunakan untuk meyakinkan umat islam bahwa PDIP anti
perjuangan Syariah Islam. Black campaign ini akan terus digulirkan untuk
panetrasi ke publik. Mereka sudah dapat sponsor dari beberapa pihak untuk
memastikan Partai non Islam dan pro kebijakan kapitalisme dapat unggul dalam
putaran pemilu. Secara kasar bila 100 juta pemilih ditebar uang per kepala
USD10 ( Rp.100 ribu) maka itu artinya hanya dibutuhkan USD 1 miliar atau setara
denganRp.12 triliun atau setara dengan produksi minyak Exxon dan Chevron dua
hari atau setara dengan satu hari produksi emas Freeport. Selama kekuasan SBY
memang ekonomi tumbuh pesat namun kantong kantong kemiskinan semakin banyak di
Indonesia dengan terbukti semakin meluasnya asal TKW yang bekerja di luar
negeri. Jadi dapat dipastikan operasi serangan fajar akan efektif. Uang Rp. 100
ribu bukan jumlah sedikit bagi orang miskin yang ada dipedesaan. Itu sangat
berarti bagi mereka. Jadi operasi pemenangan pemilu lewat silent operation
memang dilakukan secara sistematis dan professional sehingga kekuatan politik
sosialis kiri ( PDIP ) maupun sosial kanan ( Islam ) hancur
dengan sendirinya.
Lantas apa agenda dibalik ini semua ? Saya memberanikan diri
bertanya. Dengan tersenyum mereka berkata bahwa Pemilu kali ini harus bisa
memastikan kekuatan mereka menang telak
dengan penguasaan suara koalisi diatas 60%. Dengan demikian maka UU Intelligent
akan mereka revisi sesuai dengan design mereka. Sehingga Intel punya kebebasan
untuk mengawasi gerakan bawah tanah kekuatan Islam. UU Ormas akan mereka revisi
sesuai konsep awal dimana seluruh ormas berasaskan Pancasila. Bagi Ormas Islam
yang menolak akan dianggap inkonsitutional alias dibubarkan secara
konstitutional. RUU Gender akan disyahkan sehingga eksistensi Islam dan Ruh
islam dalam NKRI hilang sudah. Saya merinding mendengar agenda itu. Mengapa
sampai sejauh itu kebencian mereka terhadap Islam? Bukankah umat islam berada
digaris depan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Salah satu perserta bule
yang hadir sempat berbisik kepada saya “satu satunya yang tahu siapa musuh
negeri ini adalah Islam. Satunya satunya yang tidak mereka inginkan adalah
sosialis kiri ( PDIP). Dua kekuatan ini sudah lemah dan mudah dirusak
barisannya. Karena sulitnya tercapainya persatuan diantara golongan islam
sehingga tidak sulit bagi mereka untuk memecah belah dengan informasi sesat
yang penuh rekayasa. Maklum ,semua golongan dalam Islam merasa masing masing
mereka paling benar dan paling berhak mewakili perjuangan umat islam. Sementara
akar rumput PDIP kebanyakan adalah komunitas miskin yang mudah disuap dengan
receh.
Setelah pertemuan itu saya terhenyak. Nyatalah peringatan
Allah bahwa persatuan diantara umat itu adalah mutlak. Tahun 1980 an saya
selalu sholat subuh di Masjid Almunawarah ( Tanah Abang) karena Buya M.Natsir
mengisi ceramah kuliah subuh di masjid itu. Ketika itu saya tanya kepada beliau
mengapa Islam selalu kalah di Indonesia? jawabnya" Walau kiblat kita sama
sama ke Makkah , rasul kita sama, namun kita paling sulit dipersatukan. Selagi
islam tidak bisa bersatu maka jangan berharap perjuangan Syariah Islam akan
berhasil. Umat Islam akan sama dengan buih dilautan yang mudah disibak oleh
sampan berukur terkecil. Ingat firman Allah yang artinya “Dan berpegang eratlah
kalian semua dengan tali Allah dan janganlah berpecah belah” . (Ali Imran:
103). Apa yang dimaksud dengan tali Allah ? Buya Natsir mengingatkan tentang
makna ikhlas. Bila orang bejuang ikhlas
karena Allah maka dia akan sangat mudah dipersatukan. Saat sekarang
kekuatan Islam yang ada dalam sistem demokrasi ada tiga yaitu PPP, PBB dan
PKS.Ketiga Partai ini berasaskan Islam. Apabila anda mencurigai mereka tidak
amanah dan memilih partai lain atau memilih Golput maka yakinlah bahwa bila
Pemilu usai dan Partai Islam tidak mencapai parliamentary threshold, anda yang
paling getol menentang demokrasi atau mencurigai partai islam akan lebih dulu
disapu oleh kekuatan sekular lewat UU Ormas,UU inteligent,UU Gender. Allah
tidak akan meridhoi perjuangan yang tidak dalam barisan yang kokoh (Al- Ashaff
(61):4).Bersatulah dan cerdaslah...
No comments:
Post a Comment