Krisis itu tentu mendatangkan kecemasan. Cemas tentang masa depan. Tentang hari hari kedepan yang menakutkan. Yang terasa dan menjadi bahasa yang menakutkan bagi segelintir orang. Tapi tidak bagi kebanyakan orang yang sudah akrab dengan hari kini dan kemarin yang menyesakkan. Maka masadepan pun tak lagi dipikirkan dan krisis pun tak lagi punya makna untuk dipahami oleh mareka yang miskin ilmu dan harta. Demontrasi, antri minyak, antri sembako , bingung bayar kontrakan, bingung bayar uang sekolah anak dan kebingungan didepan rumah sakit karena uang tidak ada. Semua itu adalah keseharian mereka. Mereka akrab lahir batin dengan situasi ini. Hingga ketika para menteri dan DPR serta orang pintar bicara tentang krisis , mereka pasti tidak akan mengerti. Andai besok mereka harus kehilangan pekerjaan atau usaha mereka mengais uang dijalanan semakin sulit maka itupun bagi mereka adalah biasa.
Krisis ini dipahami betul oleh orang kaya yang takut miskin. Mereka yang kaya karena malas namun “creative “. Yang pengusaha tak pernah berpikir untuk mengembangkan derivative hasil sumber daya alam menjadi nilai tambah industri. Bisanya hanya keruk sumber daya alam ( tambang dan perkebunan ) dan jual apa adanya untuk dapatkan uang berlimpah. Yang penguasa tak pernah berpikir untuk mendorong kemandirian negara lewat kebijakan lintas sektoral yang melelahkan tapi lebih suka pinjam uang keluar negeri lewat penerbitan global bond atau mengemis grand program international untuk menutupi difisit anggaran. Dari dua kelompok elite pengusaha dan penguasa inilah bursa menjadi ramai untuk memuaskan sikap rakus mendulang uang dan uang. Kemudian bursa jatuh dan mereka semua ikut jatuh. Antara percaya atau tidak , mereka menyaksikan saham saham yang selama ini memanjakan mereka dari kerja tanpa keringat dan otak , kini terjun bebas. Harta yang ditumpuk bertahun tahun akhirnya menyusut dalam hitungan hari. Impian tentang masa depan cerah , berakhir sudah...
Ditengah ketakutan inilah. Elite pengusaha dan penguasa duduk bersama. Membahas tentang nasip masa depan bangsa. Dibicarakan ditingkat local maupun global. Semua prihatin akan ancaman akibat krisis. Yang terdengar dibalik rundingan itu adalah mengatasi saham yang jatuh dan moneter yang morat marit. Mengatasi perusahaan yang terancam bangkrut. Tak ada terdengar tentang sikap gaya hidup para elite itu sebagai penyebad krisis dan sekaligus sebagai solusi. Tak ada !. Tak ada terdengar agar para elite itu mengurangi biaya hidupnya dengan hanya cukup satu kendaraan , satu rumah, satu kekasih, sekolah anak cukup didalam negeri dan mengurangi biaya nongkrong di hotel berbintang untuk berbisik bisik. Juga mengurangi biaya ceremony untuk mendapatkan penghormatan dan pujian. Singkatnya , perlu satu revolusi budaya para elite untuk stop hidup rakus dengan segala symbol materialistis dan hedonism...
Tapi revolusi budaya itu tidak kita dengar sama sekali. Kecuali yang kita dengar adalah aturan yang dikeluarkan oleh para penguasa untuk memberikan kebebasan bagi pengusaha menurunkan upah para buruh agar terhindar dari kebangkrutan.Tidak ada aturan untuk menyetop anggaran para direksi perusahaan yang kadang untuk menghibur birokrat dan politisi di café dalam semalam bisa menghabiskan lebih dari upah satu orang buruh selama 1 tahun. Atau jalan jalan keluar negeri bersama WIL dengan anggaran lebih dari upah seribu buruh sebulan. Tentu tidak ada aturan itu. Karena antara pengusaha dan penguasa adalah elite yang hidup dalam mutual symbiosis. Antar mereka terjalin kepahaman untuk saling melindungi.
Suatu krisis terjadi maka itu sama saja satu upaya semakin memperlebar jurang kelas. Antara elite pengusaha dan penguasa disatu sisi dan rakyat lemah dilemahkan disisi lain. Jarak itu semakin hari semakin jauh dan jauh. Hingga teriakan lapar , airmata para janda yang dicerai suami yang stress kehilangan pekerjaan, ,suara anak yang meradang maut akibat kurang gizi dan lain sebagainya , tak akan terdengar lagi oleh para elite itu...Namun satu hal yang terlupakan oleh para elite itu bahwa Allah Swt sangat dekat dengan orang-orang yang lemah atau dilemahkan, yang dalam istilah al-Qur'an disebut dhu'afa dan mustadh'afin. Kedua golongan ini, di balik kelemahannya ternyata menyimpan kekuatan yang luar biasa. Allah berfirman:“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang2 yang mewarisi.”(QS al-Qashash: 5). Oleh karenanya, jangan coba-coba mempermainkan dengan menganggap enteng dan memandang mata sebelah kepada mereka yang lemah. Saatnya akan datang balasan setimpal...
Krisis ini dipahami betul oleh orang kaya yang takut miskin. Mereka yang kaya karena malas namun “creative “. Yang pengusaha tak pernah berpikir untuk mengembangkan derivative hasil sumber daya alam menjadi nilai tambah industri. Bisanya hanya keruk sumber daya alam ( tambang dan perkebunan ) dan jual apa adanya untuk dapatkan uang berlimpah. Yang penguasa tak pernah berpikir untuk mendorong kemandirian negara lewat kebijakan lintas sektoral yang melelahkan tapi lebih suka pinjam uang keluar negeri lewat penerbitan global bond atau mengemis grand program international untuk menutupi difisit anggaran. Dari dua kelompok elite pengusaha dan penguasa inilah bursa menjadi ramai untuk memuaskan sikap rakus mendulang uang dan uang. Kemudian bursa jatuh dan mereka semua ikut jatuh. Antara percaya atau tidak , mereka menyaksikan saham saham yang selama ini memanjakan mereka dari kerja tanpa keringat dan otak , kini terjun bebas. Harta yang ditumpuk bertahun tahun akhirnya menyusut dalam hitungan hari. Impian tentang masa depan cerah , berakhir sudah...
Ditengah ketakutan inilah. Elite pengusaha dan penguasa duduk bersama. Membahas tentang nasip masa depan bangsa. Dibicarakan ditingkat local maupun global. Semua prihatin akan ancaman akibat krisis. Yang terdengar dibalik rundingan itu adalah mengatasi saham yang jatuh dan moneter yang morat marit. Mengatasi perusahaan yang terancam bangkrut. Tak ada terdengar tentang sikap gaya hidup para elite itu sebagai penyebad krisis dan sekaligus sebagai solusi. Tak ada !. Tak ada terdengar agar para elite itu mengurangi biaya hidupnya dengan hanya cukup satu kendaraan , satu rumah, satu kekasih, sekolah anak cukup didalam negeri dan mengurangi biaya nongkrong di hotel berbintang untuk berbisik bisik. Juga mengurangi biaya ceremony untuk mendapatkan penghormatan dan pujian. Singkatnya , perlu satu revolusi budaya para elite untuk stop hidup rakus dengan segala symbol materialistis dan hedonism...
Tapi revolusi budaya itu tidak kita dengar sama sekali. Kecuali yang kita dengar adalah aturan yang dikeluarkan oleh para penguasa untuk memberikan kebebasan bagi pengusaha menurunkan upah para buruh agar terhindar dari kebangkrutan.Tidak ada aturan untuk menyetop anggaran para direksi perusahaan yang kadang untuk menghibur birokrat dan politisi di café dalam semalam bisa menghabiskan lebih dari upah satu orang buruh selama 1 tahun. Atau jalan jalan keluar negeri bersama WIL dengan anggaran lebih dari upah seribu buruh sebulan. Tentu tidak ada aturan itu. Karena antara pengusaha dan penguasa adalah elite yang hidup dalam mutual symbiosis. Antar mereka terjalin kepahaman untuk saling melindungi.
Suatu krisis terjadi maka itu sama saja satu upaya semakin memperlebar jurang kelas. Antara elite pengusaha dan penguasa disatu sisi dan rakyat lemah dilemahkan disisi lain. Jarak itu semakin hari semakin jauh dan jauh. Hingga teriakan lapar , airmata para janda yang dicerai suami yang stress kehilangan pekerjaan, ,suara anak yang meradang maut akibat kurang gizi dan lain sebagainya , tak akan terdengar lagi oleh para elite itu...Namun satu hal yang terlupakan oleh para elite itu bahwa Allah Swt sangat dekat dengan orang-orang yang lemah atau dilemahkan, yang dalam istilah al-Qur'an disebut dhu'afa dan mustadh'afin. Kedua golongan ini, di balik kelemahannya ternyata menyimpan kekuatan yang luar biasa. Allah berfirman:“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang2 yang mewarisi.”(QS al-Qashash: 5). Oleh karenanya, jangan coba-coba mempermainkan dengan menganggap enteng dan memandang mata sebelah kepada mereka yang lemah. Saatnya akan datang balasan setimpal...
8 comments:
Bung Zeli..Untuk saat ini..apakah merubah kebijakan devisa bebas ke devisa terkendali bisa menjadi payung atau benteng pelindung bagi efek program bailout Amerika..? Apakah RI sudah terpasung oleh AS..seoerti IRAK..?
Masalah kita bukannya soal devisa bebas atau devisa terkendali tapi lebih daripada itu adalah tidak taerbangunnya structure yang berkeadilan hingga semangat unity terpecah dalam bentuk individualisme. Hakikat budaya yang merupakan real asset bangsa dalam bentuk gotong royong terkikis dihantam arus kapitalisme. KIta hanya menumpang tawa ditempat ramai ditengah arus globalisasi...
UNITY YANG SETENGAH HATI...??
Kalau dirunut sejarah semangat berdirinya negara ini, munculnya RIS dan Isu negara FEDERAL..maka akan timbul pertanyaan...apakah semangat itu setengah-setengah..?
Dan sampai sekarang riak itu masih ada...
BTW...saat dollar AS bagus..rupiah kita anjlok..tapi saat dollar AS anjlok rupiah pun anjlok juga..??
Tidak ada baiknya untuk rupiah..
Jadi untuk apa kita ngekori AS..?
TEBARKAN NIKMAT ALLAH DENGAN MENOLONG YANG MEMBUTUHKAN DENGAN BARANG BERGUNA....
AD-DUHA
1Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
2dan demi malam apabila telah sunyi,
3Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,
4dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.
5Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
6Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. 8Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
10Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.
11Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).
AL-MAUN
1Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5(yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya,
6orang-orang yang berbuat ria.
7dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Secara kronologis surat Ad-Duha lebih dulu diturunkan dari surat Al-Maun...
Artinya..konsekuensi dari tidak mengaplikasikan surat Ad-Duha ayat 9,10,111
maka akan dicap ALLAH sebagai pendusta agama...
Bagaimana mengaplikasikan surat Ad-Duha ayat-11...apakah hanya menyebut-nyebutnya dengan lisan..? Kalau dikaitkan dengan surat Al-Maun ayat-7..maka bersyukur adalah memberi pertolongan dengan barang yang berguna tanpa persyaratan (Al-MAUN ayat-6) bagi yang membutuhkan...Nah..jika dikaitkan dengan sistem syariah apakah tidak bertentangan..?
....
6Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. 8Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
Inilah akbibatnya...karena rakyat Indonesia khususnya yang beragama Islam tidak mau bersykur dan menjadi pendusta agama...Semoga diantara kita ada yang mengingatkan..Hendaklah diantara kamu ada yang saling mengingatkan...
KONSEKUENSI "MELANGGAR JANGAN..." dan "MELAKSANAKAN PERINTAH.."
Syaidina Nabi Adam.. melanggar larangan ALLAH..akibatnya beliau dan Syaidatina Siti Hawa harus keluar dari surga dan terpisahkan ratusan (ribuan??) tahun di bumi
Syaidina Nabi Ismail ...diganti ALLAH dengan Qibash saat Syaidina Nabi Ibrahim hendak menunaikan perintah ALLAH
Dua kisah di atas adalah contoh konsekuensi MELANGGAR YANG DIRASA NIKMAT dan MELAKSANAKAN YANG DIRASA PAHIT..
AT-TAKASUR...
1. Kamu telah dilalaikan oleh kemewahan 2. hingga kamu masuk keliang kubur..
3. JANGANLAH begitu....
4. JANGANLAH begitu...
5. JANGAN begitu...
...
Kata jangan diulang-ulang sampai 3 kali...Artinya...kalau dilanggar akibatnya pasti akan sangat fatal...
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
AL-FAJR
6.Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum Ad?,
7.(yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,
9. dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah,
10. dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak),
11. yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,
12. lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu,
13. karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab,
14. sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.
KEKAYAAN DAN KEMISKINAN ADALAH UJIAN TUHAN BAGI HAMBA-HAMBANYA
Ayat 15-20
15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah memuliakanku."
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, "Tuhanku menghinakanku." 17. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim,
18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
19. dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil),
20. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
21.JANGAN DEMIKIAN......
Apabila bumi digoncangkan berturut-turut,
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Al-Baqarah 286)
SEMOGA KITA termasuk dalam golongan orang yang senantiasa INTROSPEKSI dan MOHON AMPUN dan BERFIKIR...dan BERSYUKUR
Siapapun anda yang telah ikut memberikan comment , saya mengucapkan terimakasih. Semoga kita senantiasa saling menghidupkan jiwa satu sama lain untuk senantiasa mengingat ALlah ,untuk meninggikan kalimat Allah, tentang kebenaran,kebaikan dan keadilan..
salam
Post a Comment