“ Benarkah Soeharto jatuh karena aksi protes mahasiswa dan aktifis pro demokrasi ? Tanya teman. Saya bisa mengerti pertanyaan teman ini. Karena orang awam hanya melihat dari permukaan. ibarat nonton film mereka hanya lihat tampilan di layar. Gerakan mahasiswa dan umat islam yang dimotori Amin Rais itu hanya penyanyi dan penari latar diatas panggung kolosal. Gerakan tarian dan intonasi lagu tergantung suara gendang. Yang tabuh gendang adalah TNI dan Golkar. Yang menguasai panggung tetap penabuh gendang. Itu terbukti Habibie gagal mencalonkan lagi karena laporan pertanggungan jawabnya ditolak DPR termasuk Golkar menolak. Gus Dur dijatuhkan karena TNI tidak mau back up dekrit pembubaran DPR.
Dua hari sebelum pintu gerbang DPR dibuka, ada pertemuan di Gedung Muhamamadiah. Pertemuan itu dihadiri oleh pimpinan Golkar, ABRI dan tokoh reformis. Saya tidak tahu isi pertemuan itu. Tapi besoknya teman saya ditugaskan memasang antena parabola untuk trasmisi saluran satelit di atap Gedung DPR. Setelah itu, besok nya. Wartawan lokal dan asing sudah berdatangan ke DPR. Mereka meliput peristiwa pintu gerbang DPR di doprak Mahasiswa. Saat itu TNI dan Polisi yang berjaga membiarkan. Berita itu dipancarkan ke seluruh dunia. Dengan judul people power.
Kisah berikutnya. Saya dapat cerita dari teman. Pak Harto berusaha kontak elite politik. Semua tidak mau terima telp. Pak Harto berharap ABRI tetap dibelakangnya. Harapan ada pada Tri Soetrisno sebagai senior ABRI. Keadaan genting. Pak Tri diminta Pak Harto untuk persuasi Golkar agar tetap bersamanya. Nyatanya tidak efektif. Justru karena itu Harmoko ketua Umum Golkar bicara di DPR agar Soeharto mengundurkan diri. Dan Pak Wiranto datang ke Cendana. Dia menjamin keselamatan Pak harto dan keluarga bila lengser. Besoknya Pak Harto minta Habibie menggantikannya sebagai Presiden.
Semua tahu bahwa 32 tahun kekuasaan Soeharto karena di back up ABRI dan dukungan politik Golkar. Dan yang menjatuhkan Soeharto adalah TNI dan Golkar juga. Apa pasal? karena Golkar dan TNi tidak suka Soeharto mulai dekat ke Islam ( melalui ICMI). Kabinet 1997 sebagian besar di isi oleh ICMI dan bahkan Wapres Habibie adalah ketua Umum ICMI. Disamping itu jauh sebelumnay AS memang sudah tidak suka dengan Soeharto karena pelanggaran HAM terhadap aktifis pro demokrasi. Peran AS yang mungkin memberi peluang Goerge Sorros hajar mata uang rupiah lewat operasi hedge fund. Rupiah terpuruk sehingga pak harto tersudut. Akhirnya menyerah.
“ Kita perlu jatuhkan Soeharto sebagai kambing hitam. Agar proses suksesi tidak ada matahari kembar. Dia harus dikubur sendirian agar orang melupakan peran Golkar dan TNI yang selama ini menopang kekuasaan Soeharto.. “ kata teman yang tercatat rapi dalam diary saya tahun 1998. Apa yang terjadi pada Soeharto tak lebih ulangan yang terjadi pada Soekarno dimana peran TNI dan Golkar sebagai the behind of scenes. Kalau maret nanti KPU resmi menyatakan kemenangan PS-Gibran. Kisah itu kemungkinan akan berulang terhadap Jokowi.
" Jangan jangan the behind of scenes Hak angket adalah Golkar dan Gerindra plus TNI, agar Jokowi dilengserkan sebelum waktunya, sehingga tidak ada peluang untuk dia tampil lagi di kancah politik nasional. Termasuk posisi Gibran akan dieleminate secara politik lewat hak interpelasi dari adanya Hak angket. PS punya hak memiih wapres pengganti. Jokowi dan keluarganya terkubur sendirian..Setelah itu rekonsiliasi nasional antar partai dibawah pimpinan Jenderal Prabowo terlaksana dan UUD 45 kembali ke yang asli. Selanjutnya tidak ada lagi Pemilu langsung. Presiden dipilih oleh DPR/MPR. Gubernur dipilih Presiden " Kata teman. Saya diam saja. Begitulah, kalau Tuhan berkehendak …kalau harus terjadi maka terjadilah..
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.