Puan mengaku tidak tahu ke mana Jokowi akan melabuhkan dukungan. Dia juga mengaku ingin tahu hal tersebut. "Tolong ditanyakan, saya juga mau tanya jawabannya," ucap Puan. Nah ini menjawab spekulasi tentang hubungan antara Jokowi dan PDIP. Saya sudah menulis di blog pada bulan Agustus 2023 berjudul “ PDIP dan manuver Jokowi. “. Pada kalimat penutup saya tulis “ Namun sejak hari ini dan kedepan situasi politik akan dinamis sekali. Semua tergantung sikap PDIP. Kalau masih tetap percaya Jokowi loyal kepada PDIP maka kisah Pemilu 2004 terulang lagi.”
Publik terutama pendukung setia Jokowi yang lugu dan awam masih anggap langkah Jokowi mendukung Prabowo secara simbolik sebagai langkah catur. Jokowi smart dan tetap loyal pada PDIP dan mendukung Ganjar. Itu sikap naif berpolitik. Apalagi ada pernyataan Jokowi yang netral katanya. Seakan membenarkan semua langkah Jokowi. Jokowi yang kita kenal sekarang bukan Jokowi yang kita pilih pada 2014 dan 2019. Kini dia sedang berusaha menggunakan semua sumber daya untuk mengamankan posisinya setelah tidak lagi jadi presiden. Dia ingin soft landing.
Apa pasal " terlalu besar outstanding yang dia wariskan. Itu sangat mengkawatirkan jokowi kalau dia tidak punya kekuatan sebagai elite partai atau sebagai king maker. " kata teman. Ini bisa dimaklumi kalau ingat kata Budi Arie Setiadi pada bulan Juli 2023 lewat acara talk Show politik. Budi bicara dalam kapasitas dia sebagai ketua umum Projo. Dia keceplosan menyebut kalau kalah di 2024 bisa masuk penjara semua. Jadi wajarlah kalau Jokowi berusaha cawe cawe. Tapi manuver politiknya tidak ditanggapi serius oleh PDIP. Dalam penentuan Ganjar sebagai Capres, Megawati ogah mengajak koalisi partai yang loyal kepada Jokowi. Engga mau kontrak politik dengan Jokowi.
Bisa lihat, setelah Ganjar dideklarasikan PDIP sebagai capres. Jokowi ajak Ganjar ke Solo naik pesawat kepresidenan. Momen itu dipakai untuk briefing Ganjar. Tapi Ganjar tetap tegak lurus dengan garis partai. Itu artinya Ganjar tidak bisa dikendalikan Jokowi. Bahkan PSI yang diharapkan Jokowi bisa berkoalisi dengan PDIP malah dikacangi oleh PDIP. PSI mutung sendiri. Tuduh PDIP partai sombong dan jadikan Ganjar sebagai “petugas partai”. Walau Ketua Umum PSI adalah Kaesang, tetap saja PDIP ogah koalisi. " Itu karena Megawati tahu strategi Jokowi untuk mesinergikan Prabowo dengan Ganjar. Maklum Prabowo dan Jokowi sudah punya agenda sendiri. Prabowo berjanji akan amankan Jokowi dan relawan kalau dia menang pilpres. " Kata teman. Ya bahkan Megawati pilih Mahfud sebagai cawapres, itu membuktikan rencana menggabungkan PS dan Ganjar hanya omong kosong.
Nah maka plan B nya Jokowi menjadikan Gibran sebagai Cawapres Prabowo. Tapi terhalang oleh batas usia cawapres. Walau judicial review atas batas usia Capres -Cawapres diloloskan oleh MK. Tapi publik menolak dan mengecam MK yang ikutan berpolitik. Ini justru men-downgrade MK sendiri sebagai Mahkamah pengawal konstitusi. Bahkan Amnesti international dan Transfaransi international juga mengecam keputusan MK.
“ Nah kalau dipaksakan Gibran jadi cawapres PS maka TRUST international akan jatuh. Rating surat hutang bisa jeblok. “ kata teman. Apa ya berani Jokowi paksakan?. Mungkin saja Jokowi berusaha berselancar di gelombang politik. Tapi kalau kurs terus melemah dan makrofundamental retak ya kejadian 98 bisa terulang lagi. Rame rame pecah kongsi berbalik memusuhi Jokowi dan keluarga. " Biarin aja suka suka Jokowi. Toh dia juga yang harus bayar ongkos dari akrobat politik yang dia lakukan." Kata teman.
Yang membuat Jokowi berubah mendekati Pilpres karana dia sangat percaya dengan relawan yang selama ini memujanya dan sangat percaya omongan manis Gerindra dan Golkar akan membelanya setelah tidak lagi jadi presiden. " Padahal boss kedua partai itu didikan orba dan pemain. Mana ada istilah kesetiaan teman dalam mindset mereka. Dihadapan mereka Jokowi itu pecundang yang mudah di make use. Kalau mereka nilai Jokowi sudah jadi macan ompong di hadapan PDIP, ya mereka buang." Kata teman.
Tapi Jokowi engga sadar itu. Maklum dia new comer dalam poltik dan tidak punya pengalamam sebagai elite partai. Lucunya sebelum pergi ke China, Jokowi sempat ketemu Surya Paloh. Teman saya cerita, Jokowi berharap kepada SP membantunya menciptakan keseimbangan power politik menjelang 2024. Tapi SP menolak. Sementara Projo sudah berani menyatakan mendukung Prabowo secara vulgar. Bingung dia. Karena tidak ada sponsor dana yang mau back up rombongan relawan yang tidak jelas legitimasinya. Semoga Jokowi tetap istiqamah dan mengakhiri jabatannya dengan ikhlas
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.