Tahun 1979 , usai kunjungan Deng Xioping ke Amerika, ada dua gebrakan yang dilakukannya
yaitu reformasi ekonomi dan reformasi pendidikan. Menurut Deng, kehebatan Amerika bukan
terletak kepada sumber daya alamnya.Tapi terletak pada sumber daya manusia. Deng
sangat terinspirasi dengan kehebatan generasi Amerika yang berhasil membawa
Amerika sebagai pemenang perang dunia kedua dan memimpin perubahan dunia yang
lebih baik. Generasi itu lahir dari sistem pendidikan yang hebat, katanya dihadapan
1000 orang cerdik pandai yang hadir di Aula Rakyat. Apa kehebatan generasi
Amerika itu? Amerika mampu melahirkan Generasi
para pionir disegala bidang. Orang
berjiwa pionir ( pemula) karena
dia punya semangat inovasi ( pembaharu). Orang mampu melakukan inovasi
karena dia berpikir kreatif. Pikirannya tidak mati. Dia berpikir merdeka. Dia bukan gemar menjadi follower. Orang bisa berpikir kreatif karena dia dididik untuk mandiri. Ia adalah produk dari generasi yang dilatih dan di didik
untuk mampu berlajar sepanjang masa menemukan potensi dirinya dan menjadi
captain atas dirinya sendiri. Demikian Deng mencanangkan reformasi pendidikan di
China. Sebetulnya yang dilakukan oleh
Deng adalah copy paste dengan yang ada di Amerika namun dia sesuaikan dengan
budaya China. Kalau tadinya sistem
pendidikan China siswa-siswa belajar keras untuk menghadapi berbagai ujian
selama persekolahan serta satu ujian besar untuk memasuki perguruan tinggi yang
dikenal dengan nama Gaokao. Reformasi pendidikan, Deng menghapus sistem
pendidikan yang sangat keras dan ketat
itu.Reformasi sistem pendidikan China bertujuan mendorong
terjadinya semangat partisipasif dan creativitas pelajar.
Namun tahun delapan puluhan
Amerika melakukan reformasi Pendidikan dengan sistem standarisasi sebagai
akibat dari kebijakan kapitalisme pendidikan. Organisation for Economic
Cooperation and Development (OECD) ada dibalik reformasi pendidikan di Amerika.
Sistem Pendidikan harus beorientasi kepada penyediaan tenaga kerja yang
memiliki pengetahuan dan keahlian. Karenanya kurikulum disusun lebih menekankan
pada pengetahuan dan keahlian atau transfer knowlwedge sesuai dengan buku yang
juga sudah distandarisasi. Sekolah ada ratingnya untuk menerima orang yang sesuai
dengan ratingnya. Apa hasilnya? demi
rating, semua orang menghalalkan segala cara untuk mencapai terbaik. Termasuk
mencontek agar lulus dengan cara culas untuk qualifed masuk bursa kerja dan
poles image agar qualified masuk bursa Kampus bergengsi. Soal kualitas hanya
sebatas procedural belaka. Substansi pendidikan untuk perbaikan etika dan moral
terdulasi sedemikian rupa akibat sistem kompetisi yang dibangun. Maka generasi
yang dibangun adalah generasi yang miskin empati. Individualis terbentuk
seiring lahirnya budaya hedonisme. Semua sibuk dalam kegegemaran memoles diri
menjadi masyarakat cepat saji. Seperti Mi Instant , rasa soto tapi bukan soto.
Rasa ayam tapi bukan ayam. Sarjana tapi bukan sarjana. Anggota dewan tapi bukan
anggota dewan. Presiden tapi bukan presiden. Guru tapi bukan guru. Tentara tapi
bukan tentara. Pengusaha tapi bukan pengusaha. Substansi terhalau, yang ada
hanyalah topeng.
Tahun 1998 China dilanda krisis
sebagai dampak luas dari krisis mata uang Asia. China dengan cepat bisa keluar
dari krisis karena ketika itu generasi yang tampil digaris depan dalam pembangunan
China adalah generasi yang lahir dari sistem reformasi pendidikan ala Deng. Mereka
kuat dan cepat menyesuaikan diri dari hantaman badai krisis dengan tingkat
kreatifitas tinggi melahirkan solusi untuk menjadi lebih baik. Benarlah setelah
krisis itu China semakin kokoh dalam pertumbuhan ekonominya dan membuat Amerika
semakin terhuyung dalam perang mata uang. RMB semakin perkasa dan Dollar
semakin loyo. Tahun 2010 Newsweek menampilkan artikel berjudul The Creativity
Crisis yang di dalamnya juga menceritakan perjalanan Prof. Jonathan Plucker,
pakar psikologi pendidikan dari Indiana University, ke Cina. Saat berbincang
dengan para pendidik di Cina, Plucker menceritakan bahwa pendidikan di Amerika
sedang mengarah kepada lebih banyak tes, kurikulum yang terpusat serta
hapalan-hapalan. Para pendidik di Cina itu tertawa dan mengatakan, “Kami sedang
menuju ke arah sistem pendidikan Anda sebelumnya (yang lebih fleksibel), kok
Anda malah berlari menuju sistem pendidikan kami sebelum ini [yang lebih kaku)”.
China unggul ketika China meniru sistem pendidikan Amerika sebelum tahun 1980
dan Amerika terpuruk ketika meniru sistem pendidikan sentralistik dan kaku
seperti dulu China terapkan ala Mao.
Keberhasilan reformasi ekonomi
China karena didukung oleh reformasi sistem pendidikan. Kini middle class yang merupakan asset bangsa
china yang juga berperan besar sebagai mesin pertumbuhan ekonomi adalah mereka
yang dididik melalui sistem pendidikan reformasi ala Deng. Kejatuhan ekonomi
Amerika karena terjadinya perubahan sistem pendidikan yang flexible menjadi serba
kaku dan standard serta diskriminasi
berdasarkan rating. Lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis yang
hanya mencetak orang jadi jongos kapitalis. Para
alumni dari sistem pendidikan yang kaku itu telah mengakibatkan industry
dan lembaga keuangan Amerika bangkrut. Inovasi terhambat dan kreatifitas
terhenti , para sarjana bukannya menjadi asset bangsa malah menjadi beban
negara. Apa yang diterapakan oleh Amerika juga dipaksakan untuk diterapkan di
negara berkembang, termasuk Indonesia sebagaimana recomendasi dari OECD. Akibatnya jangan
terkejut bila semakin lama kita kehilangan banyak nilai lama dari kaum
terpelajar. Sistem pendidikan lepas dari orbit agama dan budaya. Menteri
pendidikan dan kebudayaan diganti menjadi menteri Pendidikan saja. Kebudayaan
menjadi komoditas untuk dijual sebagai object wisata. Para anak anak kita
bukannya menjadi asset tapi menjadi beban negara, yang selalu mengeluh,nyinyir
dan berlomba lomba jadi pekerja walau itu pantas disebut jongos karna gaji
tidak cukup layak hidup sebulan.
Semoga Jokowi dapat mengembalikan
sistem pendidikan yang berorientasi kepada Akhlak dan etos kemandirian untuk
lahirnya kaum pembaharu yang kreatif, kerja keras dan tidak pisimis. Hanya
generasi yang seperti itu akan membuat apapun reformasi sosial , ekonomi dapat
berhasil.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.