Monday, June 2, 2014

Perjuangan Islam kalah...?

Ketika sholat jumat kemarin saya sempat bengong karena khatip berdakwah mengajak orang beriman untuk meningkatkan taqwa nya dan karena itu jangan memilih pemimpin yang bukan beragama islam dan jangan pilih yang munafik. Harus memilih pemimpin dimana lebih banyak ulama dan partai islam yang mendukungnya. Harus memilih pemimpin yang jelas keturunannya dan bisa diharapkan membela syiar Islam. Sebatas ini saya sudah menduga arah ceramah akan masuk ke substansi pesanan dari capres salah satu kubu. Benarlah , Khatip itu menyebut nama Prabowo sebagai orang yang berniat menegakkan syariah islam secara murni dan memastikan tidak ada lagi syiah , Ahmadiah di Indonesia. Sementara Jokowi adalah antek asing dan tidak jelas agamanya, karena orang tuanya juga tidak jelas. Ini jelas jelas FITNAH! Saya sempat merinding mendengar ceramah ini. Sebegitu hebatnya operasi intelligent untuk merubah persepsi orang tentang Jokowi. Ada teori dalam ilmu intelligent bahwa bagaimana mendesign orang mau melakukan apa yang disuruh tapi dia tidak menyadari dia sedang disuruh orang lain tapi dia lakukan itu karena keyakinannya sendiri. Artinya taktik intellgent harus mampu melakukan aksi merubah sikap orang tanpa orang itu sadar dia sedang dimanfaatkan. Mengapa di bilang canggih? Karena ini melibatkan design menyeluruh tentang behaviour engineering yang berhubungan dengan emotional, perceptual , habitual, Culture. Pihak intelligent tahu pasti bahwa umat islam itu sangat mudah dipancing emosinya dan dibelokkan barisannya asalkan tau caranya. Issue aqidah dan perbedaan mahzab adalah cara efektif. Setiap militer dan dunia intelligent sangat ahli soal ini.

Menurut saya apa yang dilakukan terhadap jokowi dengan fitnah dia bergama non-islam dan dia munafik , dapat dikatakan bahwa operasi intelligent merubah persepsi orang terhadap Jokowi dianggap berhasil. Ini sangat  efektif memenangkan Prabowo – Hatta sebagai Capres. Hal seperti ini bukan hal baru untuk memancing emosi umat islam untuk bergeser arah barisannya dan berubah sikap. Dulu ketika di BPUPKI ( Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) terjadi silang sengketa antar pendiri negara yang sebagian besar ingin tegaknya syariah islam. Namun kelompok nasionalis meyakinkan bahwa tampilnya negara islam akan memperumit berdirinya negara kesatuan , bukan karena faktor dalam negeri tapi karena international yang tidak meninginkan berdirinya negara Islam. Tapi dengan pancasila memungkinkan peluang tegaknya syariah islam  dimasa depan akan terjelma asalkan umat islam bisa memenangkan Pemilu dan menguasai Parlement.  Karena itulah Pancasila disyahkan menjadi falsafah negara dan sepakat bahwa UU45 akan dikoreksi dikemudian hari. Nyatanya ketika Partai Islam memenangkan Pemilu tahun 1955, konstituante yang berniat menggolkan syariat Islam sebagai pengganti UUD 45, dibatalkan oleh Soekarno melalui dekrit President tahun 1959  dan kembali kepada UUD 45. Umat islam tertipu dengan janji kaum nasionalis ketika bersepakat dalam BPUPKI. Sejak itu umat islam, khususnya tokohnya di curigai dan sebagian di tangkap,dipenjara tanpa peradilan yang adil. Mereka semua yang dulu berkompromi dan mendukung republik ini berdiri menjadi pesakitan.

Perseteruan antara Umat islam dan Soekarno dengan platform NASAKOM dimanfaatkan oleh elite ABRI untuk merebut kekuasaan. Operasi intelligent digelar.  Saya teringat kisah jatuhnya Soekarno tahun 1965 dimana black campaign menyebutkan bahwa Komunis anti Tuhan. Kalau komunis menang maka umat islam akan dibunuh semua. Soekarno dijatuhkan karena gerakan kolosal umat islam yang berniat membela Islam. Karena itu konon katanya lebih dari 500.000 kader PKI dibunuh secara sadis oleh massa. Mereka yang mati itu bukan orang kafir atau yahudi, bukan.Mereka adalah rakyat dari kaum miskin yang percaya PKI berniat membela mereka. Namun karena fitnah,mereka dibunuh begitu saja, tentu dengan alasan agama. Setelah itu ,Soeharto tampil sebagai penguasa , yang menyebut dirinya rezim Orde Baru. Naiknya Soeharto adalah awal bangkitnya perjuangan islam.Tokoh Islam yakin bahwa Soeharto akan melaksanakan platform  Islam. Dari tahun ketahun Soeharto selalu menebar senyum dan janji akan membela Islam tapi tak kunjung datang. Bahkan Soeharto dengan vulgar mengundang Asing untuk membangun Indonesia dengan mengorbankan SDA. Setelah 10 tahun Soeharto berkuasa, dia semakin kuat dan saat itulah dia menyatakan hanya ada satu asas yaitu Pancasila.Tidak ada lagi islam sebagai asas. Yang menentang terang terangan dikenakan pasal subversif yaitu penjara seumur hidup. Yang menentang diam diam,dicekal tidak boleh keluar negeri dan hak politiknya diamputasi. Sejak itu umat islam dicurgai dan yang melewan dengan senjata , ditembaki oleh Kopassus. Sekali lagi umat islam tertipu.Soeharto menunjukan siapa dia sebenarnya. Dia adalah musuh umat islam.

Ketika reformasi, moral persatuan islam sedang tingginya sehingga terbentuklah poros tengah di parlemen dan mengalahkan Megawati dengan menempatkan Gus DUR sebagai Presiden. Padahal ketika itu PDIP yang mengusung Megawati sebagai Capres adalah partai pemenang pemilu. Persatuan Islam ini hanya seumur jagung dan hancur karena konplik internal dikalangan elite partai islam. GusDur dijatuhkan karena skandal Bulog, dan Megawati naik sebagai Presiden. Pemilu 2004 SBY unggul sebagai capres karena operasi intelligent yang menyebutkan bahwa ulama korupsi, pemimpin islam tidak amanah, PDIP menjual Negara dan asset Negara kepada asing. Umat islam marah kepada pemimpinnya,kaum marhaen marah kepada PDIP yang meng claim partai wong cilik. Hasilnya SBY menjadi President sampai dua periode dengan dukungan semua partai Islam. Apa asilnya ? Ketika SBY berkuasa, ekonomi membaik namun penguasaan asing ( capitalism ) terhadap  ekonomi Indonesia semakin meluas. Abubakar Baasir  tetap dipenjara dan umat islam ditembak sebelum diadili karena teroris.  Kini,..semua elite dari Partai islam bergabung dengan Garindra untuk mendukung Prabowo jadi Presiden dengan harapan Prabowo lebih banyak manfaatnya bagi perjuangan Islam dan karena itu kampanye hitam melalui operasi intelligent digelar dengan issue jokowi bukan islam, jokowi didikte asing, dan syiah. Semua keburukan tentang jokowi dihembuskan oleh Patron disemua level termasuk  ulama dan Dai, itu semua fitnah. Walau semua tahu fitnah itu dosa besar.Tapi mereka selalu punya dalil bahwa itu tidak dosa. Kelak bila ini tertipu lagi maka yang korban adalah kaum duafa.Sementara elite islam tetap hidup senang.

Seharusnya partai  Islam bersatu untuk mencalonkan sendiri capresnya karena memang melebihi dari ambang batas. Tapi sudahlah, mereka selalu tidak bisa menggunakan momentum disaat mereka harus ambil posisi dalam kepemimpinan nasional, sama seperti era pra kemerdekaa, jatuhnya Soekarno dan terakhir jatuhnya Soeharto. Nah, kalaupun ingin mendukung salah satu capres tidak perlu ikut terlibat dalam permainan kotor. Biarkan saja proses Pileg ini berjalan dengan fair. Arahkan umat kepada visi dan misi masing masing capres. Kalau Prabowo terpilih platform politik tidak akan berbeda dengan Partai Demokrat ( SBY). Kalau Jokowi terpilih maka platform sosialis yang dijalankan seperti Bolivia. Biarkan umat memilh calon yang terbaik menurut mereka berdasarkan informasi yang benar tentang capres. Walau itu tidak sempurna karena yang mereka pilih bukan koalisi Partai islam yang membawa aqidah islam. Tapi koalisi  dari elite partai islam yang inginkan kekuasaan dan harta. Siapapun yang terpilih sebagai presiden , yang pasti kalah adalah UMAT ISLAM!(Pejuang syariah Islam)  dan yang pasti menang adalah Corporate. Semoga kita bijak membaca sejarah bahwa kita umat islam selalu kalah karena elitenya lemah bersikap dan ragu bertindak, karena, entahlah…wallahualam.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.