Monday, August 26, 2013

Nilai Rupiah...?

Di Hong Kong dan Singapore ada business yang tanpa riak namun dilakukan dalam jumlah miliaran dollar dengan keuntungan yang luar biasa dan tanpa resiko. Business ini dilalakukan secara diam diam , dan biasanya dibicarakan di financial club oleh segelintir pemain namun pelaksanaan tekhnisnya oleh fund manager berkelas dunia,seperti JP Morgant, Goldman Sachs , dll.  Apa business itu ? Business itu adalah investasi pada pasar uang dan modal di Negara emerging market seperti Indonesia,dimana tingkat yieldnya lebih tinggi dibandingkan di AS. Dana investasi berasal dari AS yang bersuku bunga sangat rendah akibat kebijakan stimulus ekonomi melalui QE.  Tentu dana ini tidak langsung masuk ke SBI dan SUN. Tapi berbelok dulu ke Bursa Saham. Maklum transaksi bursa tidak membutuhkan underlying transaction. Antar dealer dibelahan dunia manapun bisa melakukan interaksi dana masuk dan keluar secara bebas. Setelah dana masuk ke bursa maka kemudian secara terprogram akan pula masuk ke Pasar Uang Indonesia. Dana ini akan bolak balik , Bursa Efek dan Pasar uang.  Karenanya membuat bursa ( Pasar modal dan Pasar uang ) di Indonesia semakin bergairah. Dari kegiatan inilah para pemain dana QE yang membanjir wilayah emerging market seperti Indonesia menikmati laba tanpa kerja keras. Dampaknya Index Bursa naik dan rupiah semakin menguat karena semakin diburu oleh investor.

Pada tahun tahun itu  acap terdengar ungkapan bangga para elite politik tentang kehebatan Ekonomi Indonesia yang mampu perkasa ditengah badai krisis global. Negara lain mencatat pertumbuhan ekonomi rendah bahkan ada yang minus, Indonesia bersama China masih positip , bahkan masih diatas 4 % Anggota DPR . Bahkan Pak Hatta Rajasa dan Chairul Tanjung bermimpi bahwa dimasa datang Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi  nomor 5 didunia. Sebetulnya pejabat itu sedang bekerja untuk dan atas nama pemain dana QE. Mereka sedang menggoreng situasi dan membangun opini agar Pemerintah terus menerapkan kebijakan suku bunga tinggi agar hot money terus masuk kedalam negeri untuk menguntungkan para pemain itu. Walau belum ada pengumuman resmi dari the FED namun sinyal akan berakhir program stimulus itu sudah dibaca oleh pasar. Makanya sejak akhir kwartal pertama tahun 2013 , dana asing mulai mengalir keluar walau tidak besar namun terjadi capital outflow secara terprogram dan pasti. Pasar terus bergerak menekan dan mata uangpun semakin tertekan terhadap US Dollar.Keadaan ini dihadapi oleh pemerindah melalui bank central dengan melakukan intervensi pasar. Mengapa? Karena memang tidak ada kepastian kapan program stimulus ekonomi AS akan berakhir. TIdak ada yang tahu. 

Waktu bertemu dengan teman Dealer Emas di Hong Kong, dia mengatakan bahwa sejak bulan May, Juni, July, bank central Negara emerging market telah kehilangan dana cadang ( cadangan devisa ) sebesar USD 80 billion untuk menahan kejatuhan mata uangnya melalui intervensi pasar. Indonesia kehilangan  ( rugi ) 13,6 % , Turki kehilangan 12,7%, Ukraina kehilangan  10%, India dan Negara lainnya kehilangan devisa sebesar 5%. Hanya china yang sangat kecil yaitu 2% namun Rusia tidak terpengaruh sama sekali karena kebijakan yang ketat serta surplus perdagangan yang besar membuat mata uang dan bursa Rusia tetap aman. Kalau pasar terus dilawan , dipastikan devisa akan habis. Itulah ongkos menutupi borok walau sudah berusaha keras namun aroma busuk tidak bisa lagi ditutupi. Dan ini sudah dibaca oleh otoritas moneter bahwa Pasar sudah mengetahui keadaan ekonomi sebenarnya. Bahwa fundamental Negara emerging market seperti India, Turki dan Indonesia tidaklah sekuat yang dibayangkan. Selama ini mata uang tersebut perkasa karena dukungan likuiditas program stilmulus ekonomi AS lewat QE. Dan ketika bulan Juni the FED mengumumkan akan berakhirnya stimulus ekonomi desember 2013 maka pemerintah memilih surrender dari pasar. Membiarkan pasar berbuat sesukanya karena hanya soal waktu kekuatan pasar AS akan mampu menarik kembali dana yang parkir diwilayah emerging market termasuk Indonesia.

Menguatnya rupiah dan melemahnya rupiah karena pasar. Dulu ketika rupiah perkasa, tidak ada satupun otoritas berkata bahwa rupiah stabil  karena spekulan. Tapi ketika rupiah jatuh Elite politik menuduh ini ulah spekulan seperti ungkapan Harry Azhar Azis Wakil ketua Fraksi Golkar.  Sebetulnya apa yang terjadi saat ini adalah bekerjanya hokum pasar.  Tidak peduli siapapun termasuk AS , Eropa harus mengakui bahwa mereka tidak bisa mendikte pasar. Pasar bekerja dengan caranya sendiri. Kejatuhan mata uang rupiah karena tingkat  depresiasi rupiah yang relatif rendah selama ini yang berada di bawah nilai tukar nyatanya, menyebabkan nilai rupiah secara kumulatif sangat overvalued. Disamping itu kenaikan pendapatan penduduk dalam nilai US dollar yang naiknya relatif lebih cepat dari kenaikan pendapatan nyata dalam Rupiah, dan produk dalam negeri yang makin lama makin kalah bersaing dengan produk impor akibat kebijakan proteksi industri yang negatif. Akibatnya harga barang impor menjadi relatif murah dan produk dalam negeri relatif mahal, sehingga masyarakat memilih barang impor yang kualitasnya lebih baik, maka defisit perdagangan dan pembayaran terjadilah.

Memang selagi capital inflow  dalam valuta asing ( khususnya dollar AS) terus berlansung , overvalued  mata uang tidak berpengaruh negative karena negara punya cadangan devisa besar untuk mengintervensi pasar tapi ketika terjadi capital outflow yang deras seperti sekarang ini maka lambat namun pasti proses itu membuka borok yang selama ini disembunyikan rapat oleh pemerintah Apa itu ? inflasi yang samakin sulit dikendalikan. Inflasi inilah yang membuat pasar bertindak cepat melakukan auto corrected terhadap mata uang yang memang sangat rentan terhadap serangan dan permainan spekulan, tapi itu akan berhenti dengan sendirinya pada titik keseimbangan demand and supply (Equilibrium ).  Berapakah nilai rupiah setelah sampai pada titik Equilibrium? kita akan lihat nanti. Siap siaplah untuk bekerja keras dan hidup hemat karena pesta sudah usai.

Monday, August 19, 2013

Morsi dan Mesir ?

Ketika  President  Mohamed Morsi Isa al-Ayyat  ( Morsi )  di kudeta oleh Militer, saya terhenyak. Saya tak mau berkomentar lagi dalam tulisan blog.  Karena saya yakin kejatuhan Morsi adalah bagian dari design AS dan Israel usai perang  Hamas ( gaza ) – israel tahun lalu.  Maklum karena perang itu pula membuat posisi Palestina semakin kuat dimeja perundingan international sehingga diakuinya Palestina sebagai Negara walau statusnya sebagai anggota tidak tetap atau  negara  pemantau oleh PBB.  Andaikan proposal AS ketika itu disetujui oleh Mesir  maka dapat dipastikan Morsi akan tetap berkuasa sampai kini. Apa sebetulnya proposal yang diajukan oleh AS dan Israel ? Israel akan memprovokasi serangan  ke Gaza  dan itu  harus diikuti oleh langkah provokatif  Mesir untuk ambil bagian dalam front Israel,Mesir dan Yordan.  Konpensasi  atas keterlibatan Mesir dalam front bersama ini adalah kembalinya wilayah  Gaza kepangkuan  Mesir. Bila skenario ini berjalan mulus maka akan dilakukan hal yang sama untuk mengembalikan Tepi Barat ke Yordan.Maka usailah agenda meng eliminate Perjuangan Palestina untuk merdeka.  Proposal itu tidak disikapi tegas oleh Morsi namun diyakini  oleh AS dan Israel bahwa Morsi akan mendukung. Itu sebabnya serangan Israel ke Gaza dilaksanakan namun nyatanya  Morsi menolak proposal itu yang membuat AS kecewa. He left us after we have done to support him. Kata Hillary kepada CNN dengan nada kecewa.

Padahal Mesir sangat butuh dukungan AS untuk perbaikan ekonominya. Sejak 1970-an miliaran dolar bantuan ekonomi telah digelontorkan  ke Mesir dari Amerika Serikat, tetangga Arab, dan negara-negara Eropa. Namun, karena tidak efisiennya  BUMN  yang mengelola sektor publik, dan besarnya investasi militer mengakibatkan inflasi, pengangguran, defisit perdagangan parah, dan hutang publik yang berat. Tahun 1990an AS meminta kepada IMF untuk melakukan recovery Ekonomi Mesir. Saat itu serangkaian reformasi ekonomi dan fiskal dilakukan dibawah pengawasan AS dan tampaknya memiliki efek positif pada perekonomian Mesir secara keseluruhan. Sejak itu sampai dengan tahun 2008, Pertumbuhan ekonomi Mesir rata rata 7%. Pertumbuhan melambat ketika krisis global. Semakin melambat ketika terjadinya revolusi menjatuhkan Hosni Mubarak yang akhirnya digantikan oleh Morsi dalam Pemilu Demokratis. Pada Era Morsi ada segudang masalah mengenai fundamental ekonomi Mesir : Pertumbuhan PDB riil melambat menjadi hanya 2,2 persen tahun ke tahun. Investasi menurun diatas 10 persen dari PDB. Perlambatan ekonomi berkontribusi pada meningkatnya pengangguran, yang mencapai dua digit  dengan 3,5 juta orang kehilangan pekerjaan. Cadangan devisa terus menurun sampai batas terendah. Keadaan ini butuh tindakan cepat untuk bisa membuat mesin ekonomi Mesir kembali melaju. 

Disamping itu pemerintah juga menghadapi beban subsidi yang begitu besar dan membuat defisit anggaran sampai diatas 10% dari PDB ( bandingkan Indonesia hanya 2%, sudah demo menolak pengurangan subsidi BBM ). Seharusnya dengan dukungan rakyat yang begitu besar, Morsi punya kekuatan untuk melakukan recovery ekonomi. Caranya mengurangi subsidi secara significant.  Mengurangi belanja rutin pegawai yang menghabiskan anggaran sampai 90%. Mengurangi anggaran Militer. Memanfaatkan keanggotaan dengan IMF untuk mendapatkan dana stimulus seperti yang diterima oleh Italia dan Spanyol. Untuk itu Morsi butuh kecerdasan mengelola keunggulan strategisnya dihadapan mitra regional maupun international dengan tujuan memudahkan mendapatkan financial resource bagi perbaikan ekonomi secara keseluruhan. Mesir punya potensi ekonomi besar untuk menjadi negara besar karena dukungan SDA dan letak strategis  ( Terusan Suez ) namun ini akan menjadi potensi real bila dikelola dengan smart. Namun Morsi lebih sibuk memperbaiki UU dan kelembagaan yang sesuai dengan agenda IM. Keadaan ini justru membuat keadaan Politik mesir dalam ketidak pastian ,yang semakin membuat rating Mesir semakin terpuruk dimata financial community.

Kemarin waktu dinner saya  berdiskusi dengan teman dari New York. Ada yang menarik apa yang dikatakannnya bahwa untuk menjatuhkan suatu rezim yang berkuasa sekarang tidak perlu menggunakan senjata hebat. Cukup dengan menyumbat financial resource maka hanya soal waktu rizim itu akan jatuh walau rezim itu terpilih melalui sytem demokrasi yang bersih.  Mengapa ? walau  orang memilih karena idiologi namun pada akhirnya orang loyal dengan perutnya. Bila rezim tidak mampu menyumplai kebutuhan “perut” rakyatnya maka hanya soal waktu rezim itu jatuh , baik karena rekayasa politik (ala demokrasi) maupun karena tuntutan rakyat sendiri yang tidak sabar. Itu sebabnya Turki ketika Partai Keadilan dibawah Recep Tayyip Erdogan berkuasa, tahu betul bahwa loyalitas rakyat kepada partai hanyalah sebatas perut. Kalau mereka tidak bisa menjaga perut ini maka idiologi akan ditinggalkan oleh rakyat. Ketika awal berkuasa , Erdogan tidak  menyentuh masalah politik sekular yang harus diganti dengan syariah islam. Tapi  Erdogan focus kepada perbaikan ekonomi terutama  mengatasi masalah inflasi. Untuk ini Erdogan berusaha bersikap jinak dengan World Bank,IMF, dan Eropa, AS.Berusaha meyakinkan bahwa dia tidak beda dengan rezim sebelumnya hanya kelebihannya dia lebih adaptip dengan program IMF dan World bank.

Kemajuan Turki yang begitu luar bisa, banyak disikapi negative oleh pejuang syariah islam karena Erdogan tidak punya nyali merubah UU sekular menjadi Syariah. Erdogan tidak peduli dan tetap melaju dengan caranya.  Ketika ekonomi Turki mulai bangkit dan diperhitungkan dunia international , apa yang terjadi ? Erdogan membiarkan kegiatan islam berkembang bebas walau bertentangan dengan Undang Undang Sekular Turki.  Kegiatan syiar  dan ibadah islam berkembang pesat yang hampir tidak mungkin terjadi di era sebelum Erdogan berkuasa. Kelompok sekular yang tadi menentang kini mulai ikut membiarkan ( masa bodoh ) dengan perkembangan islam di Turki. Mereka happy karena kepentingan perut mereka terjamin.  Pada saat itulah Erdogan mulai melakukan agenda  Partainya, yaitu menjadikan syariah islam sebagai pengganti UU sekular di Turki.  Sebetulnya rakyat Turki tidak ada yang memperdulikan rencana perubahan UU sekular ini namun  para elite di Barat dan AS tidak inginkan Turki besar karena idiologi. Ini berbahaya karena sejarah membuktikan bahwa Turki pernah menjadi penguasa dunia dengan islam sebagai idiologi.  Hegemoni islam akan bangkit bila Turki bangkit. Ini harus dihentikan apapun taruhannya.

System demokrasi memang selalu punya jalan untuk merekayasa politik sehingga rezim dapat dijatuhkan. Cara yang dipakai pihak Barat dan AS adalah menciptakan barisan oposisi yang dikoordinir dan dibiayai secara terselubung untuk menjadi pressure group. Ini akan terus diberi bensin untuk menjadi amukan api yang besar.  Ketika kekacauan terjadi maka tentu selanjutnya diharapkan akan menjatuhkan rating financial market Turki dan akhirnya mata uang juga jatuh. Namun mengapa Turki yang bergolak tidak mengakibatkan Erdogan jatuh? Tidak seperti Mesir yang sangat mudah dijatuhkan. Karena ekonomi Turki kuat.  Yang menentang itu semakin tersibak dari barisan mayoritas rakyat, dan akhirnya kehilangan  energi untuk terus menekan. Sementara rating Financial market Turki tidak jatuh karena para fund manager tahu betul bahwa kekuatan oposisi tidak significant. Tidak ada dasar yang kuat membuat kekuatan kelompok  ( baik islam maupun kristen) atau elite politik Turki akan berkiblat kepada oposisi.  Mengapa ?karena semua kelompok (islam ,kristen )merasa  nyaman dengan kemajuan ekonomi Turki.  Inilah yang harus dijadikan platform oleh pejuang syariah islam. Bahwa rebutlah kekuasaan dan kemudian rebutlah hati rakyat dengan kerja nyata untuk membuat yang miskin tertolong, yang kaya berkembang. Itu hanya mungkin bila ekonomi tumbuh.

Teman dari New York itu berkata kepada saya bahwa satu hal yang dilupakan oleh Morsi bahwa walau Tuhan pencipta segala galanya namun Tuhan tidak pernah mengirim uang ke APBN mesir untuk menutupi defisit anggaran.  Hanya Paman Sam yang bisa mengirim uang ke APBN mesir untuk belanja militer dan pangan. Menentang paman Sam lebih bersiko daripada menentang Tuhan. Katanya sambil tersenyum. Saya tidak bisa berkata banyak.  Namun ini secara nyata merupakan sindiran bahwa selagi kita lemah tidak mandiri maka selama itupula hidup (idiologi) kita tergadaikan. Menentang itu berarti konyol.! Lihatlah contoh negara Arab lainnya seperti Saudi, Qatar, Emirat yang tetap setia dengan agenda AS termasuk ikut mendukung pemerintahan kudeta di Mesir  karena mereka tidak pernah mandiri dalam segala hal. Mereka telah menggadaikan hidupunya untuk  dunia, untuk Amerika dan tentu untuk ISRAEL.

Morsi seharusnya belajar dari kenyataan , seharusnya juga kita. 

Polisi ditembak...

Semua tahu tentang TRIAD yaitu kejahatan terorganisir di Hong Kong. Semua tahu tentang MAFIA, yaitu kejahatan terorganisir yang berasal dari Italia dan berkembang di Amerika Serikat. Kisah tentang TRIAD dan MAFIA yang di film kan bercerita tentang kegigihan Polisi menumpas gangster tersebut . Kita hanya tahu ada polisi ditembak ya dari filem tentang  TRIAD dan Mafia.  That is only movie. Ketika mendengar kabar POLISI ditembak oleh penembak misterius , itu yang membuat kita berkerut kening. Ini bukan film tapi dunia nyata. Kapolri Jenderal Timur Pradopo sempat memerintahkan kepada anggotanya untuk tidak menggunakan atribut polisi saat bertugas malam hari. Begitu besar kekawatiran sang jenderal terhadap nasip anak buahnya. Artinya para petinggi Polisi tahu bahwa mereka sedang berhadapan dengan kekuatan besar yang menyatakan ‘perang” terhadap polisi. Apakah motif dari semua ini? Apakah karena politik ? Dari pengetahuan yang terbatas , saya berkeyakinan bahwa ini bukan tindakan teroris.  Karena teroris yang berjuang untuk tujuan politik tidak akan menjadikan Polisi sebagai target utuk diserang.  Mereka sadar bahwa bagaimanapun Polisi adalah alat negara yang harus mereka jaga kehormatannya. Mereka tidak punya dendam dengan polisi tapi dengan system yang membuat mereka harus berjuang melawan dengan cara teror.

Teman saya di Hong Kong, dia mantan polisi dan sekarang terjun kedunia business sebagai consultant security service.  Dia mengatakan kepada saya bahwa yang berani melakukan pembunuhan kepada polisi dengan cara professional maka itu hanyalah kelompok kejahatan terorganisir dan itu pada umumnya  berhubungan dengan kejahatan peredaran Narkoba, Trafficking.  Mengapa harus polisi yang jadi korban. Bukankah biasanya yang diserang itu adalah kompetitior yang sesama penjahat. Tanya saya. Menurutnya kalau perang Gangster terjadi maka mereka tidak melihat status (aparat atau bukan ) tapi siapa saja yang menjadi target “musuh” akan berhadapan dengan maut. Di Hong Kong sebelum hand over dengan China,  perang antar kelompok TRIAD sering terjadi dan selalu beberapa Polisi ikut jadi korban terbunuh. Biasanya polisi yang terbunuh itu , mereka yang terkait langsung dengan operasi penumpasan TRIAD. Tapi tidak sedikit terbunuh karena dianggap berkhianat oleh TRIAD. Mengapa ? tadinya Polisi itu sebagai pelindung mereka namun karena perintah atasannya Polisi itu berubah menjadi penumpas mereka. Polisi itu membocorkan informasi kepada kesatuannya. Karena itu penyerbuan serta penangkapan terjadi. Hanya masalah waktu, polisi itu akan terbunuh oleh kelompok TRIAD yang berhasil lolos dari Polisi.

Mendengar penjelasan teman itu membuat saya merinding.  Apalagi menurutnya bahwa Polisi tidak pernah bisa menang melawan kejahatan terorganisir. Mengapa ? karena hampir sebagian besar polisi hidup mewah karena adanya kejahatan terorganisir itu. Sehebat apapun strategy dan sarana yang dimiliki polisi pasti akan kandas. Hal ini disebabkan, tidak ada operasi inteligent  polisi yang aman dari  pembocoran informasi. Selalu ada saja aparat korup di polisi yang membocorkan kepada gangster itu sehingga setiap serangan polisi selalu gagal.  Itulah sebabnya ketika Inggeris menyerahkan Hong Kong kepada China maka yang dilakukan oleh pemerintah China adalah membentuk team buru sergab TRIAD. Anggota team itu dibentuk secara rahasia dan sebagian besar anggotanya adalah Tentara terlatih khusus dalam perang kota. Hanya tujuh bulan setelah team itu dibentuk,  TRIAD dipastikan berhasil ditumpas keakar akarnya. Memang operasi penumpasan TRIAD itu kadang tidak mengindahkan HAM karena dilakukan eksekusi ditempat ala PETRUS ( penempak misterius ). Banyak anggota TRIAD yang terbunuh tanpa diketahui siapa pelakunya. Dan pada waktu bersamaan Badan Anti Korupsi Hong Kong menangkap ratusan polisi korup yang selama ini bertindak sebagai anggota bayangan para TRIAD.

100 tahun inggeris berkuasa di Hong Kong namun tak berhasil menumpas TRIAD tapi hanya setahun setelah china berkuasa di Hong Kong  TRIAD dapat dimusnahkan.  Apa penyebabnya ? bagi Inggeris , TRIAD seakan dipelihara sebagai kekuatan bayangan menghadapi rakyat bawah dan sekaligus sumber pemasukan sampingan bagi aparat kepolisian. Maklum Inggeris tidak pernah menganggap Hong Kong sebagai bagian dari negara dan bangsanya. Hong Kong hanyalah wilayah untuk business yang disewa selama 100 tahun.  Jadi inggeris tidak begitu peduli dengan tatanan sosial dan budaya penduduk Hong Kong walau aturan ( UU )  dan disiplin dibuat dengan begitu baiknya. Sementara China melihat Hong Kong sebagai bagian dari negara dan bangsanya. Membiarkan sampah masyarakat ( Criminal group /TRIAD ) bebas berkeliaran  adalah pelanggaran terhadap idiologi Republik  Rakyat. Itu sebabnya tugas Tentara Rakyat untuk ambil bagian dalam misi agung membersihkan Hong Kong dari sampah masyarakat,musuh idiologi. Dan berhasil.  Bagaimana dengan Indonesia? kejahatan teroganisir di Indonesia lebih dahsyat dibandingkan MAFIA dan TRIAD. Betapa tidak? Penjara dijadikan tempat produksi Narkoba dan sekaligus peredaran. Terpidana mati, Bandar Narkoba dapat mengelola bisnisnya dari balik bilik  penjara. Hebat, kan.

Saya yakin mayoritas Polisi di Indonesia adalah pengabdi yang  jujur dan bersih. Saya tahu betul itu karena ponakan saya adalah anggota polisi. Kita tidak ingin mereka jadi korban hanya karena segelintir polisi yang korup. Jangan ada lagi anggota Polisi yang terbunuh dijalanan. Jangan. Ini sangat menakutkan rakyat. Karena bila Polisi saja tidak aman bagaimana dengan rakyat?  Ya , Seharusnya  Indonesia menggunakan cara lebih hebat dari china dalam membrantas kejahatan terorganisir ini. Tidak bisa dengan cara conventional  apalagi menggunakan institusi yang sudah ada. Harus dengan cara cara khusus atau semacam badan Adhock yang bertugas taktis dan cepat, dibawah pengawasan DPR.  Setelah tugas selesai, badan ini dibubarkan. Mungkinkah? 

Sunday, August 4, 2013

PKL di DKI

Apa yang terjadi bila  pemerintah menyediakan Market place ( Pasar ) tidak didasarkan perencanaan yang baik serta tidak didukung aturan yang memaksa orang untuk berbelanja ke pasar tersebut? Tentu BIla ini terjadi artinya PEMDA gagal dengan fungsi nya sehingga pedagang dirugikan. Siapa yang harus menanggung kerugian akibat kesalahan perencanaan ini ? Di china,  pengadilan dapat memerintahkan pemda untuk mem bail out kerugian pedagang. Aturan ini juga berlaku di Singapore dan Malaysia. Inilah yang disebut dengan Negara pengurus.  Negara bertanggung jawab menyediakan tempat berdagang ( market place ) yang nyaman dan terjangkau bagi usaha kecil. Negara juga harus mendorong tersedianya market place tersebut  sebagai media untuk membina pedagang dari informal menjadi formal. Sehingga mereka mampu meng eskalasi business nya lebih cepat ditengan perubahan waktu dan kompetisi. Tentu diharapkan pedagang kelas kiosan dipasar tradisional ini dalam jangka panjang dapat menjadi asset nasional sebagai pedagang berkelas international  yang ikut memberikan sumbangan bagi kekuatan devisa nasional. Ya semuanya berawal dari yang kecil, yang bila dibina dengan baik akan menjadi besar. Indonesia memang bukan China atau Singapore atau Malaysia yang peduli kepada rakyat kecilnya tapi setidaknya kita berharap pemerintah ada kepedulian untuk membina rakyat kecil itu.

Di Indonesia, dikota kota besar khususnya seperti Jakarta, keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL)  adalah pemandangan keseharian. DImana saja tempat orang ramai maka disitulah PKL hadir dengan kreatifitasnya menawarkan barang dagangannya. Jumlah PKL ini tidak tahu pastinya. Karena mereka tidak tercatat oleh statistic Nasional. Walau mereka adalah anak bangsa namun mereka hanyalah komunitas informal. Beda dengan asing yang membawa modal namun dinyatakan formal.PKL memang tidak membayar pajak formal seperti pengusaha asing tapi PKL menghidupi pejabat PEMDA dilevel terendah. Para kaki tangan lurah dan camat yang berlaku seperti preman memeras PKL.  Seperti ada mutual simbiosis antara PKL dan aparat. Dari keadaan ini, dari sejak Gubernur Bang Ali sampai Bang Foke, Jakarta adalah sorga bagi PKL. Tentu ini pula menjadi icon Jakarta sebagai  kota paling kumuh  dan tidak tertip didunia. Apakah ini dibenarkan? Tentu tidak. Ada seperangkat aturan berupa PERDA yang melarang PKL berdagang ditempat umum namun PERDA itu tidak pernah bisa diterapkan dengan konsisten karena memang begitulah ciri khas kekuasaan dinegeri ini, yaitu sangat lemah law enforcement.

Mengapa PERDA tersebut sulit diterapkan oleh Gubernur sebelumnya ? karena pertimbangan lebih kepada sikap malas pemda sebagai solution provider bagi penyedia market place yang layak dan formal bagi rakyat kecil. Walau Mall dibangun tak ada henti di Jakarta, yang tumbuh bagaikan cendawan dimusin hujan namun sepenggal tempat yang layak bagi rakyat kecil mendapatkan peluang dari kemelimpahan uang beredar dijakarta ini, pemda tak mampu menyediakannya. Bahkan pasar tradisional yang existing dibiarkan kumuh untuk kemudian di privatisasi oleh pemda bagi kepentingan pemodal, tentu demi Jakarta yang modern. Akibatnya PKL terus bergerak liar kemana mana, sehingga terkesan tidak tertip. Bahkan jalan Negara dikuasai oleh mereka untuk berdagang. Taman Kota dijadikan tempat untuk berdagang. Mungkin suatu saat merekapun bisa berdagang dihalaman istana Negara. Saya yakin siapapun dia tentu berharap Jakarta lebih manusiawi kepada PKL  namun juga tidak bisa mentolerir bila mereka mengganggu ketertipan umum dengan berdagang dibahu jalan sehingga membuat jalanan macet. Siapapun pasti jengkel bila ke Pasar Tanah Abang dan pasar lainnya yang selalu macet dan kumuh. Kemana PEMDA dan Anggota DPRD? Mengapa ini dibiarkan?

JOKOWI –AHOK mulai bersikap jelas. Ia tidak membuat aturan tapi hanya menjalankan aturan yang sudah ada dari Gubernur sebelumnya, bahwa berdagang ditempat umum adalah melanggar hokum. Mereka berdua ingin menegakkan hokum itu secara konsisten namun pada waktu bersamaan merekapun memberikan solusi dengan menyediakan tempat dagangan ( pasar ) yang bersih dan legitimate. Tentu upaya mulia ini tidak seratus persen didukung oleh masyarakat. Yang pasti menolak adalah kelompok preman yang selama ini hidup senang dari ketidak tertipan itu. Demi membela PKL , mereka akan menuntut Wagub Ahok yang berbicara keras tanpa terkesan santun kepada PKL yang membandel program binaan. Dalam system demokrasi itu syah syah saja dan tentu syah juga  bila Ahok tidak akan mundur selangkahpun untuk melaksanakan programnya bagi kepentingan Jakarta lebih luas. Ini bukan sok jago atau tiran tapi ini demi melaksanakan konstitusi. Semua pemimpin disumpah untuk melaksanakan konstitusi. Kita berharap agar program DKI menata PKL merupakan bagian dari pembinaan usaha informal menjadi formal agar mereka terhormat dinegeri mereka sendiri ….

Thursday, August 1, 2013

Financial engineering

Ada satu kota dimana memerlukan project angkutan massal. Saya tidak perlu menyebut  kotanya karena ini berkaitan dengan sesuatu undisclosed. Yang pasti ini tidak terjadi di Indonesia.  PemKot membutuhkan dana tidak sedikit untuk membangun projec  tersebut. Bila didasarkan kepada pendapatan dari tiket , maka dipastikan project tersebut tidak feasible secara perbankan. Mengapa ?bila ongkos kemahalan maka tidak akan mendorong orang kepada  sistem angkutan massal. Bila murah, investasi tidak balik.Ditengah tengahnya , butuh puluhan tahun baru kembali, Makanya tidak feasible atau tidak bankable. Lantas bagaimana caranya agar project ini tetap terbangun?  PemKot mengajukan penawaran kepada swasta untuk menjadi pengelola angkutan massa ini. Namun semua memberikan persyaratan bahwa Pemkot harus memberikan subsidi atas resiko lambatnya pengembalian investasi.  Tapi Pemkot tidak mampu memberikan subsidi.  Lantas stuck. Tapi kemudian ada sponsor yang berani mengambil resiko tanpa subsidi. Tanpa tarif yang mahal mampu membangun project angkutan massal itu.  Bagaimana caranya ? itulah buah dari financial engineering  yang merangkai setiap potensi  ( tailor made ) menjadi kekuatan untuk mendatangkan financial resource.

Apakah potensinya sehingga terangkai ( tailor made ) menjadi kekuatan mendatang financial resource ? Potensi itu tidak nampak oleh ekonom, akuntan, engineering, tapi oleh ahli sosiologi dan lingkungan hidup.  Mereka melihat bahwa angkutan massal itu mendatangkan massa yang besar sehingga menjadi komunitas eksklusif pengguna jasa angkutan. Bila angkutan massal itu dibuat secara modern sehingga nyaman maka dipastikan masyarakat dari kelas bawah sampai kelas atas, akan menjadi bagian dari komunitas ini. Ini jumlahnya tidak sedikit. Apalagi data populasi penduduk kota mencapai 10 juta orang. Komunitas tersebut akan berinteraksi satu sama lain dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan barang maupun jasa. Atas dasar itulah maka kebijakan dasar dibuat oleh team financial engineering bahwa core business dari jasa angkutan massal itu adalah mengelola komunitas. Maka strategy business harus mengarah kepada core itu, yaitu mengharuskan setiap pengguna angkutan massal menggunakan cash digital atau debit card sebagai alat pembayaran tiket. Artinya komunitas itu di lock secara IT system dalam satu kuridor payment gateway. Provider cash digital ini bukanlah bank tapi pengelola angkutan massal itu sendiri, ya seperti Cirrus, Visa, Master. Sementara bank hanya sebagai settlement agent untuk dan atas nama  pengelola angkutan massal. Setiap bank yang terhubung dengan cash digital ini harus membayar fee sebesar 1% dari setiap transksi kepada pengelola angkutan massal.

Apakah mungkin bagi bank memberikan fee kepada pengelola angkutan massal?  Tentu! Karena system ini merupakan resource financial yang murah bagi system perbankan. Harap maklum putaran dana dibalik komunitas ini sangat dahyat dan itu semua adalah uang tunai yang mengalir deras setiap hari kedalam system perbankan secara massive dan berongkos murah karena ada ketentuan minimum dana harus mengendap tanpa bunga. Inilah yang akan dijadikan trigger untuk mendatangkan financial resource pembiayaan project.  Para ahli analisa keuangan melakukan perhitungan revenue dari potensi cash digital tersebut yang tidak hanya digunakan untuk alat pembayaran tiket angkutan massal tapi juga alat pembayaran barang dan jasa lainnya yang menjadi marchant dari system cash digital ini. Berdasarkan perhitungan cash flow bahwa revenue fee dari transaksi menggunakan cash digital ini mampu menutupi 70% operational cost angkutan massal. Dengan demikian pengelola angkutan massal mampu menghasilan laba dari harga ticket walau tanpa subsidi. Kondisi inilah yang dijual kepada investor atau kreditur untuk terlibat dalam pembiayaan  project.Hampir dipastikan semua bank akan bersedia membiayai project ini karena berharap sebagai settlement agent dari transaksi cash digital yang di provide oleh pengelola angkutan massal. 

Apa yang saya gambarkan diatas adalah bagaimana finacial engineering berkerja.  Bahwa financial engineering itu merupakan gabungan dari keahlian dari berbagai disiplin ilmu.  Memang menyusun struktur pembiayaan itu dilakukan oleh ahli keuangan ( ekonom) melalui pendekatan matematika ekonomi seperti statistic, test case probability risk, Financial ratio, Forecasting cash flow , SWOT analysis  dll  namun bagaimana design struktur pembiayaan itu dibuat haruslah memperhatikan masukan dari ahli sosial, budaya dan politik.  Karena bagaimanapun pembangunan berhubungan dengan manusia dan manusia itu berhubungan dengan sosial , budaya dan politik. Tugas team financial engineering adalah mencari titik potensi business dibalik rencana project yang akan dibangun. Analisa dilakukan melalui pendekatan dengan berbagai disiplin ilmu. Jalan toll Shenzhen dibangun tahun 1986.Ketika itu traffic kendaraan perhari hanya 10% dari target traffic yang feasible. Tapi mengapa tetap dibangun dan akhirnya mendatangkan laba tak terbilang ? ya karena team financial enginerring menetapkan syarat untuk  dibangunnya Dongguan sebagai kota satelit kawasan industri Shenzhen. Semua industri dan manfucaktur harus pindah secara bertahap ke Dongguan. Artinya Dongguan sebagai magnit dan trigger meningkatnya traffic toll. Sudah dapat dipastikan dalam lima tahun setelah jalan toll dibangun, traffic melewati batas feasible business toll.

Semua lembaga keuangan hanya tertarik bagaimana project mendatangkan revenue. Revenue yang paling diminati lembaga keuangan adalah bersumber dari faktor  kekuatan tekhnologi, kekuatan komunitas, legitimasi yang menjamin captive market seperti jalan toll, PDAM, Bandara, Pelabuhan. Bila ini dapat dipresentasikan dihadapan lembaga keuangan maka skema investasi dapat digelar ( tailor made ) yang pada akhirnya pihak sponsor tidak perlu keluar uang satu sen pun.Semua pembiyaan project ditanggung oleh investor dalam skema lending atau venture namun hak kontrol tetap berada ditangan pengelola. Demikianlah bagaimana financial engineering bekerja...Seharusnya Pemda dan negara mampu mengelola potensi daerah dan negara  untuk mendatangkan financial resource melalui financial engineering. Ingat investor itu tidak mengenal negara atau bangsa...selagi ada laba dan aman mereka akan datang walau tanpa diundang...cobalah