Sunday, July 1, 2012

Aburizal Bakrie ( Ical)


Resmi sudah akhirnya Golkar menetapkan Aburizal Bakrie sebagai calon Presiden. Sebagian orang menanggapi berita ini dengan sinis.Apalagi proses terpilihnya Ical sebagai calon dari Partai Golkar terkesan dipaksakan. Apa kehebatan Ical sehingga pantas dicalon sebagai President oleh Golkar? Inilah pertanyaan yang diajukan teman kepada saya. Menurut saya yang tidak begitu mengenal dekat Ical , bahwa Ical memang kader Golkar yang sudah dibina bertahun tahun. Tampilnya ical dipuncak pimpinan Golkar bukan jalan yang mudah. Ini penuh perjuangan dan tidak murah.  Tentu dia sudah kenyang asam garam politik dan tentu pula hapal diluar kepala kekuatan Golkar sebagai kendaraan politik menuju RI-1. Yang jadi pertanyaan yang tak mudah dijawab adalah mengapa Ical sangat berambisi menjadi President di Indonesia. Apakah murni ingin berjuang untuk kejayaan Indonesia. Kalau , ya , apa program yang akan dijualnya hingga rakyat percaya? Inilah yang membuat saya sendiri bingung.

Semua orang tahu bahwa ical terlahir dari keluarga kaya raya. Ayahnya Abdul Bakrie adalah termasuk orang terkaya di Indonesia dan eksis sejak Orla sampai Orba. Setelah ayahnya meninggal, Ical sebagai anak tertua mengambil alih peran ayahnya untuk memimpin keluarga Bakrie. Ditangan Ical , Bakrie tumbuh semakin besar. Namun ketika krisis moneter 1998, Bakrie termasuk dalam deretan nama yang assetnya dikuasai  BPPN. Keluarga Bakrie menghadapi tuntutan dari Pemerintah untuk menyelesaikan hutangnya. Berkat tangan dingin Ical dan ketekunan serta ketabahannya menyelesaikan masalah, Bakrie berhasil diselamatkan dari jeratan pengambil alihan oleh BPPN.  Tentu ini karena kemampuan Ical meyakinkan para kreditur bank dalam dan luar negeri untuk memberikan kesempatannya dalam program reschedule hutang. Disamping itu memang kedekatannya dengan PDIP dan keluarga Megawati ikut berperan besar. Namun bagaimanapun skema penyelesaian hutang termasuk yang terbaik dibandingkan konglomerat lainnya. Ical memang pantas disebut sebagai wiraswasta tangguh.

Ketika tampilnya SBY sebagai calon president 2004,  Ical berada dibelakang  SBY. Ketika itu Ical bersama JK keluar dari group Golkar yang dikomandani oleh Akbar Tanjung. Ical membuktikan strategynya mendukung JK yang mendampingi SBY jauh lebih cerdas dan ampuh. Setelah JK terpilih sebagai Wapres, Ical bersama kelompoknya berhasil menggusur semua pendukung setia Akbar Tanjung dan menempatkan JK sebagai Ketuan Umum Partai. Setelah JK tidak lagi Wapres , Ical bersama kelompoknya mampu menyingkirkan JK dalam Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar dan menempatkannya sebagai Ketua Umum. Namun ini semua berkat kekuatan dana yang ada ditangannya. Dengan dana itulah Ical membeli kekuasaan dari DPD Golkar diseluruh Indonesia. Semua masih ingat janjinya yang akan memberikan dana abadi kepada golkar sebesar Rp. 1 triliun bila dia terpilih sebagai Ketua Umum. Sebagai pemain politik dia memang piawai memanfaat resource yang dimilikinya untuk unggul.

Kalau dilihat sekilas rekam jejak Ical maka saya sependapat dengan kata teman bahwa apa yang dilakukan Ical dalam politik tak ubahnya apa yang dia lakukan dalam business. Semua sepak terjangnya dalam politik tak lain sebagai upayanya untuk mendukung kepentingan business nya. Kedekatanya dengan PDIP ketika awal reformasi menyelamatkannya dari upaya pengambil alihan BPPN. Sebagai politisi dia tahu betul bahwa kekuatan PDIP tidak bisa berlangsung lama. Diapun mendukung Partai Demokrat secara invisible untuk menjadikan SBY sebagai President. Terpilihnya SBY sebagai President, posisi Ical semakin kokoh dalam business terutama upayanya menjadikan Tambang Batu Baranya sebagai tambang raksasa didunia tercapai dan sudah pula listing di Bursa London. Ketika SBY terpilih kedua kalinya sebagai President, Ical tak lagi berada dibelakang SBY namun bergandengan dengan SBY sebagai Ketua Umum Partai yang menjadi Pendukung Pemerintahan SBY dalam koalisi di Parlemen. Pemainan politik yang ingin mengotak atik business nya lewat hak angket pajak , kandas di DPR dan bahkan membuat SMI yang pertama kali membuka borok Bakrie group soal pajak tergusur dari jabatan Menteri Keuangan  lewat pertarungan kasus scandal Century di DPR.

Dari segi strategy dan taktik serta kepiawaian teamnya di parlemen dan di koalisi, memang Ical berhasil membuat Partai lain tak berkutik, termasuk Presiden. Namun ada satu hal yang membuat kehebatannya useless yaitu pasar yang semakin menyusut sebagai akibat dari crisis global. Seperti halnya negara kapitalis yang kehilangan power menghadapi pasar. Hukum pasar bekerja efektif membuat Group Bakrie limbung. Hampi semua Fund Manager tak lagi tertarik dengan saham Bakrie. Kehebatan direksi dan professional Bakrie menggali hutang dengan memanfaatkan bubble price sahamnya dibursa  , kini ketika bursa jatuh malah menjadi boomerang bagi Group Bakrie. Asset Bakrie semakin menyusut. Tahun 2012 ini saja saham Bumi Resource telah menyusut 43%. Jaminan hutangnya berupa penguasaan saham di anak perusahaan yang ditempatkan pada Long Haul Holding Ltd yang terdaftardi Nevis, West Indies, Kepulauan Karibia tentu juga menyusut. Akibatnya para kreditur seperti Credit Suisse AG menuntut Bakrie untuk menambah jaminan hutangnya atau segera melunasi hutang Bumi Resource  yang berjumlah USD 437 ( Rp. 4 trilun ). Darimana Bakrie mendapatkan uang sebanyak itu ditengah krisis global saat ini?  Belum lagi hutang dari anak perusahaan lainnnya.

Disamping masalah hutang yang menggunung, Keluarga Bakrie juga dihadapkan masalah Lapindo yang belum tuntas diselesaikan. Keadaan Lapindo yang terus mengeluarkan lumpur adalah citra buruk yang tak mudah dihapus oleh rakyat jawa timur yang merupakan populasi terbesar di Indonesia. Belum lagi masalah pajak groupnya yang belum tuntas diselesaikan. Ini akan dijadikan senjata oleh partai lain untuk menjatuhkan citra Ical sebagai calon Presiden. Dan bagaimanapun Ical bukanlah orang jawa, dan dalam sejarah Indonesia paska kemerdekaan hampir tidak mungkin orang diluar jawa bisa jadi Presiden. Suka tidak suka, populasi terbesar Indonesia adalah orang Jawa. Keliatannya jalan menuju kursi orang nomor satu di Repubik ini  bukanlah jalan yang mulus bagi Ical, dan kalau tujuannya ingin menyelamatkan business nya maka itu juga bukan cara yang terbaik ditengah krisis global saat ini. Mengapa Ical tetap berambisi untuk menjadi Presiden? That is only business. Tidak mudah dipahami kecuali memang ambisi alias nafsu, semakin besar resiko gagal semakin besar adrenalinnya terpacu. Dan seperti biasanya Ical selalu keluar sebagai pemenang. Bagaimana selanjutnya? akankah dia berhasil lagi? Kita lihat nanti..

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.