Sampai dengan tahun 2025
Pemerintah China berbulat hati menciptakan wilayah baru yang bukan hanya
mampu berproduksi dari lahan pertanian tapi juga punya kekuatan berkonsumsi. Maklum saja bahwa ketika krisis global
terjadi, pasar menyusut dan China terkena dampak yang sangat buruk. Banyak industry
yang tutup dan gelombang PHK terjadi dimana mana. Untuk mengatasi ini maka
pemerintah China tidak punya pilihan lain, yaitu harus menciptakan pertumbuhan
baru di pedesaan. Solusinya , desa harus di tata kembali. Tida bisa lagi
mengandalkan desa lama yang hanya memproduksi untuk sesuatu yang hanya cukup di
makan tanpa menyisakan untuk berkonsumsi lebih. Karenanya Pemerintah China
melakukan social engineering secara massive melalui penciptaan kota baru. Para
penduduk desa akan di pindahkan kekota baru yang di lengkapi dengan fasilitas
kesehatan, pendidikan , pusat komunitas baru yang memungkinkan tercipta peluang
bisnis bagi rakyat pedesaan untuk meningkatkan nilai produksinya. Untuk
mendorong relokasi industry dan bisnis ke kota kota baru ini, pemerintah
memberikan insentif pajak dan beragam kemudahan. Dengan demikian akan menyerap
angkatan kerja dan peluang usaha bagi penduduk desa yang tinggal di kota baru ini.
Tahukah anda berapa jumlah
penduduk desa yang akan di pindahkan ke kota kota baru ini ? sedikitnya 250 juta penduduk akan menjadi
penghuni kota ini. Sedikitnya USD 600 miliar atau Rp.7000 triliun dana APBN di
pompa ke mega proyek ini. Saat sekarang
pembangunan terus berlangsung. Namun dampaknya sangat terasa buruk. Setiap tahun
ada ribuan protes petani karena tanah mereka di gusur. Ada banyak penduduk yang
terpaksa bunuh diri akibat tanah dan rumahnya di gusur. Pemerintah tidak
memberikan ganti rugi berupa uang tapi memberikan ganti rumah di kota baru yang di bangun, dengan
luas dan ukuran yang sama. Walau semua
tanah milik Negara namun bagimanapun bagi penduduk desa, ikatan mereka dengan
tanah yang telah mereka kelola beberapa generasi tidak mudah di pisahkan. Padahal sebelumnya yang membuat stabilitas
politik dan ekonomi terjadi di China, karena ikatan antara petani dengan
tanahnya dapat di jaga oleh elite partai komunis. Di bawah Presiden Xi Jinping
, prioritas politik bukan lagi pada hak tanah tapi bagaimana rakyat mampu
mendapatkan penghasilan lebih tinggi lewat industrialiasasi, dan akhirnya mampu
membayar barang dan jasa yang mereka konsumsi.
Dampak lain dari mega proyek ini
adalah membantu menjaga pertumbuhan ekonomi China. Belanja pemerintah mampu men-stimulus perekonomian nasional , menghidupkan kembali bisnis yang lesu akibat krisis dan permintaan global yang
menurun. Industri baja, bahan bangunan, dan lain lainnya tumbuh pesat karena kebanjiran order dari pemerintah. Tentu ini menimpulkan multiplier effect. Ada jutaan
penduduk desa terlibat dalam proyek ini sebagai pekerja. Bila proyek ini
selesai maka 70% penduduk china akan terintegrasi dalam system perkotaan yang
terhubung dengan business network yang saling terikat dengan dukungan
insfrastruktur kelas satu. Tahun 2025 hanya akan 30% rakyat China yang akan tinggal
di pedesaan. Sehingga sebagian besar rakyat China tidak lagi beban Negara tapi
jadi asset Negara. Di masa depan China akan lebih mudah melakukan
transformasi menjadi Negara yang modern yang tidak lagi tergantung pasar luar
negeri tapi pasar dalam negeri. Begitupula dari segi pembiayaan, pasar uang
dalam negeri akan berkembang pesat dan likuid untuk memastikan terjadi pertumbuhan
berkelanjutan.
Dalam satu kesempatan saya
bertanya kepada pejabat China mengenai
program ini. “Apakah tidak di pikirkan dampak inflasi dari proyek ini? Karena
begitu besarnya dana APBN di gelontorkan ke proyek ini. Apakah tidak di
pikirkan cara lain agar tidak menimbulkan dampak massive penggusuran lahan
rakyat? Bukankah ini melanggar HAM. “ Dengan tersenyum pejabat China mengatakan
kepada saya bahwa " Inflasi pasti terjadi namun dapat terukur dan terkendali. Yang harus di sadari bahwa Membiarkan rakyat terjebak dengan kemiskinan karena
lingkungan buruk , yang tidak mendukung mereka berkembang secara manusiawi
adalah pelanggaran HAM sesungguhnya. Anda tidak bisa membiarkan situasi
dengan cara berpikir rakyat yang dominan atas dasar keyakinan bahwa miskin itu lebih baik daripada berubah. Tak akan ada perubahan tanpa
pengorbanan. Kita tidak membangun community lagi tapi kita membangun society
dimana semua orang punya kesempatan yang sama sesuai kemampuannya dan semua
orang punya peluang memperjuangkan kemakmuran bagi dirinya sendiri, karena
itulah pemerintah di perlukan untuk memimpin perubahan”
Pembangunan di rencanakan dengan dasar study menyeluruh dan semua hal di pikirkan, bukan untuk hari ini saja tapi untuk hari esok. Rakyat harus mau berubah. Yang tidak suka, dan yang suka akan selalu ada. itu biasa. Yang penting jangan sampai karena segelintir orang yang protes dan terjebak dengan moralis, program terhenti. Mengapa ? Kemiskinan telah berlangsung sejak lama. Jangan sampai rakyat skeptis dengan dirinya dan hidup bersandar kepada keyakinan agama dan budaya bahwa kemiskinan itu baik, padahal menyengsarakan dirinya sendiri hanya karena merasa lebih nyaman ditempatnya yang ada sekarang". Demikian kata pejabat itu. Saya terdiam sambil membayangkan tahun 2025 akan berdiri kota kota baru setara kota kota besar yang ada di Amerika dengan fasiltas modern.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.