Apakah itu mangga ? yang anda pahami bahwa mangga itu rasanya manis atau asam. Kulitnya kuning atau hijau. Kalau dibanting akan terdengar suara lembek. Cobalah rasakan? rasa manis atau masam karena lidah anda, bukan mangga. Warna kulit karena mata anda,bukan mangganya. Suaranya ketika di banting karena telinga anda, bukan mangganya.Lantas apa sebetulnya mangga itu ? Mangga itu adalah persepsi anda yang di terjemahkan oleh otak berkat memori yang tersimpan berdasarkan informasi dan pengalaman anda. Otak mencatat bunyi, rupa dan rasa tadi menjadi pengertian, conception, seperti pengertian merdu, kuning, berat, lezat dan licin. Semua pengertian ini " dalam" saya, kata David Hume sang ahli filsafat idealis, bukan di luar saya. mangga itu sebagai benda, tak ada bagi saya. Yang ada Cuma "ide", pikiran, pengertian, tentang benda itu dalam otak saya. Otak saya penuh dengan pengertian "bundles of conceptions" kata Hume. Mangga sebagai benda, lembu sebagai benda, tak ada buat saya. Yang ada cuma ide, pikiran, pengertian, gambaran dari jeruk, lembu, bumi, bintang dan engkau. "Engkau" kata Hume, cuma "ide" buat saya. Tetapi Engkau buat Hume adalah saya buat tuan Smith umpamanya, dan saya buat Hume, adalah engkau buat Smith. Jadi engkau cuma ide, cuma gambaran buat Hume itu mestinya juga gambaran buat Smith. Hume yang dipandang dari pihak Smith ialah engkau mestinya satu gambaran, satu ide saja. Tak ada Hume itu buat Smith sebagai orang, sebagai ahli filsafat. Yang ada cuma gambaran dalam otak Smith.
Dengan begitu Hume yang membatalkan benda dan mengaku ide saja, membatalkan adanya dirinya sendiri, mengakui bahwa sebetulnya dia sendiri tak ada. Beginilah akibatnya yang konsekwen dari Idealisme, dengan membatalkan adanya benda, ia membatalkan dirinya sendiri. Mengapa kalau engga makan nasi belum terasa makan? karena persepsi anda bahwa untuk bisa kenyang ya harus makan nasi. Mengapa kalau engga kaya engga bahagia ?karena persepsi anda bahwa untuk bahagia harus kaya. Mengapa kalau bukan cantik atau ganteng tidak menarik?karena persepsi anda bahwa cantik dan ganteng membangkitkan libido anda. Mengapa harus jadi sarjana untuk bisa jadi orang pintar ?karena persepsi anda untuk jadi orang pintar harus sarjana. Mengapa harus pakai bermerek membuat gengsi anda baik ? karena persepsi anda bahwa pakaian bermerk menaikan kelas anda. Semua karena persepsi, tidak ada nasi, kaya, cantik , ganteng,sarjana,pakaian bermerek. Tidak ada sesungguhnya. Itu hanya imaginer.
Benarkah persepsi itu absolut ? saya pernah melakukan pengalaman tirakat "mutih " di sebuah pondok pesantren. Sebelum memasuki tirakat "mutih" sang kiyai menanamkan persepsi bahwa " kita menciptakan kejadian di alam semesta ini bersama Tuhan. Kedua, kita bekerja sama dengan Tuhan untuk menciptakan berbagai peristiwa yang kita kehendaki. Artinya Allah itu sangat dekat dengan kita. Bahkan kalangan ahli tasawuf mengajarkan manusia harus memikirkan diri sebagai manifestasi Tuhan. Sebagaimana paham wahdatul wujud, bahwa kehendak seseorang bersatu dengan kehendak Tuhan. Semua hal yang ada di dunia ini akan kembali pada dirimu sendiri, didalam pikiranmu. Kau milik dirimu sendiri.Kalau kau anggap semua benda tidak ada maka yang ada adalah dirimu sendiri.". Persepsi di tanamkan pada diri saya.
Selama ritual itu saya lalui, hari pertama sampai seminggu ,perasaan lapar dan haus terus mengganggu saya. Saya menderita dan lemah. Namun lewat seminggu, lewat pengalaman yang melelahkan, persepsi saya mulai terbangun. Bahwa tidak ada lapar, tidak ada haus tidak ada keinginan apapun. Apa yang terjadi ?lewat seminggu kemudian , saya benar benar tidak merasakan lagi lapar dan haus. Saya tidak lagi memikirkan lezatnya makanan.Tidak lagi memikirkan air untuk di minum.Tidak lagi memikirkan hal diluar yang membuat saya senang. Saya hanya melihat kedalam diri saya sendiri. Tanpa disadari saya bisa mengendalikan pikiran saya, dan tentu perasaan senang, bahagia, libido,orgasme, lapar, menderita pun dapat saya kendalikan. Semua karena pikiran, karena persepsi.
Selama ritual itu saya lalui, hari pertama sampai seminggu ,perasaan lapar dan haus terus mengganggu saya. Saya menderita dan lemah. Namun lewat seminggu, lewat pengalaman yang melelahkan, persepsi saya mulai terbangun. Bahwa tidak ada lapar, tidak ada haus tidak ada keinginan apapun. Apa yang terjadi ?lewat seminggu kemudian , saya benar benar tidak merasakan lagi lapar dan haus. Saya tidak lagi memikirkan lezatnya makanan.Tidak lagi memikirkan air untuk di minum.Tidak lagi memikirkan hal diluar yang membuat saya senang. Saya hanya melihat kedalam diri saya sendiri. Tanpa disadari saya bisa mengendalikan pikiran saya, dan tentu perasaan senang, bahagia, libido,orgasme, lapar, menderita pun dapat saya kendalikan. Semua karena pikiran, karena persepsi.
Jadi Nak, dirimu terbentuk karena persepsimu atas dasar pengetahuan dan pengalamanmu. Kamu terisolasi oleh persepsi kamu sendiri. Bila pengetahuan dan pengalamanmu membentuk persepsi hidup ini menakutkan maka kau akan menderita.Bila persepsi tentang hidup ini adalah perjalanan spiritual yang indah maka hidupmu akan penuh cinta ,tentu kebahagian akan menyertaimu. Kemenangan akan menjadi bagianmu. Karenanya, bertemanlah dengan orang yang soleh, yang membuatmu berpikir positip dan berbicaralah tentang hal yang baik Karena bagaimanapun kamu bertanggung jawab atas dirimu dan dilingkunganmu...Pahamkan sayang..
Salah satu kesimpulan tentang manusia adalah sebagai mahluk kebiasaan, bila biasa berfikir positif dan berbuat baik maka kebiasaan itu akan tertanam demikian pula sebaliknya.
ReplyDeleteKonon hidup itu pilihan, maka pilihan menjadi orang baik atau orang jahat terpulang pada "diri" yang memilih itu, menjadi gagal atau sukses, memilih menjadi orang sukses atau menjadi orang gagal, bahagia atau sedih....bila digabung jadi satu memilih menjadi orang baik yang sukses, sehat dan bahagia itu terpulang pada sang diri itu dalam memilih.