Sunday, August 30, 2015

Ketidak adilan..

Ketika aku melangkah masuk kedalam taman itu maka bayangan tentang setahun yang lalu kembali menerawang dengan jelas. Wajah yang nampak kemerahan dari sosok Wanita blasteran Asia Amerika berjalan menghampiriku dengan senyum . Berbalut long coat peredam hembusan angin dibulan januari.“ Saya senang akhirnya kita dapat dipertemukan dalam satu team apalagi kamu adalah saudara muslimku. “ Katanya yang membuat aku terkejut. Muslimkah dia ? “ Aku memang wanita muslim atau tepatnya Mualaf. Temanku yang dulu sama sama kuliah di Harvard telah mengantarkan keimanan islam kedalam hidupku. “ Sambungnya seakan membaca keinginan tahuku tentangnya. Memang data tentangnya yang aku terima dari markas ICF menyebutkan bahwa wanita ini berotak cemerlang. Penyandang gelar Phd dibidang financial and baking dalam usia 26 tahun. Pernah menjabat sebagai chief dealer di salah satu lembaga keuangan terkemuka dengan predikat “angel “. Tapi akhirnya meninggalkan gemerlap kehidupan karirnya untuk bergabung dalam misi kemanusiaan.
Dia, memang pejuang sejati tanpa kenal menyerah. Kadang aku malu dengan keteguhannya menghadapi berbagai masalah. Satu ketika dalam email dia menulis catatan yang isinya lebih kepada kerinduannya untuk menjadikan Islam sebagai jalan hidup yang lurus :“ Agama harus disikapi sebagai bagian dari jiwa kita membangun cinta agar tidak perlu ada ketidak adilan. Yang kaya berkembang dan simiskin terjaga. " Dalam satu kesempatan , kami bertemu kembali ketika briefing di markas ICF. Dia begitu bersemangat ketika memaparkan rencananya atas misi yang harus dilaksanakannya. Matanya berbinar ketika aku berdecak kagum melihat ketelitiannya membuat perencanaan. “ Allah minta kita menggunakan akal kita untuk membuat rencana dengan baik dan selanjutnya kita ikhlas untuk tawakal terhadap apapun hasil yang akan dicapai. Namun rencana yang baik tentu harus didasarkan dengan niat yang baik pula maka pertolongan Allah akan menyertai setiap langkah kita. “ Selanjutnya , dalam setiap langkah dia melakukan maneuver yang kadang beresiko. Namun kami dalam team saling mengenal satu sama lain. Kesetiaan yang didasarkan pada kehormatan untuk menegakkan nlai agama telah memperkuat kebersamaan kami.P
Pergulatan perjuangan yang ada telah menyeret kami semua dalam situasi yang sulit. Satu demi satu anggota team yang ada tersingkir dalam setiap putaran. Mereka memilih untuk mencari selamat atau menghindar untuk melupakan misi Keadaan ini membuat kami harus menata ulang strategy dan taktik. Namun dia justru menolak dengan keras.“ Bukan strategy yang harus diperbaiki tapi semangat kita yang harus dipertebal. Ingatlah , semakin tinggi tekad kita maka semakin tinggi pula tantangan yang harus kita hadapi. Allah tidak akan memberikan kemenangan tanpa kita mampu mengikuti sunatullah. Ini hanya masalah keyakinan dan kesabaran serta berserah diri kepada kekuasaan Allah. “ katanya. Aku diam namun mulai merasa kawatir ketika dia memaksa kami untuk memotong jalur lalulintas dana komisi haram dari beberapa rekening. Aku tegaskan bahwa itu bertentangan dengan sunatulah dimana kita harus berjuang dengan cara yang benar. Antara yang haq dan baqil tidak boleh dicambur aduk. Namun dia tetap dengan pendiriannya.
“ Apakah kamu tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Lihatlah sekeliling kamu. Adakah keadilan. Mereka yang berkuasa dan mempunyai akses permodalan dengan enaknya menumpuk uang dari hasil haram dilembaga lambaga keuangan yang ada di financial center. Mereka telah membuat kondisi ekonomi global menjadi tidak sehat. Pasar uang dicreate untuk akhirnya mendorong suplai uang kesektor moneter . Mereka adalah segelintir manusia yang sangat berkuasa dan mengontrol begitu besar lembaga keuangan kelas dunia. Sementara sector produksi yang justru memberikan efek multiflier bagi masyarakat luas diabaikan. Kita harus berbuat sesuatu. Tidak ada yang bisa diharapkan dari mereka yang dengan ikhlas untuk membantu kita .” Katanya dengan berapi api,
Sementara kami semua hanya dapat menghela nafas panjang. Dia tetap melangkah dengan caranya dan kami mengawasinya dengan cemas.Aku mulai mengkawatirkan dia.keitka mengetahui bahwa dia berhasil masuk dalam lingkaran konspirasi para pengelola dana offshore. Dia melengggang dengan lincah dan berhasil mengalirkan beberapa persen dana komisi haram itu untuk mendukung pembangunan proyek kemanusiaan dibeberapa Negara miskin.Namun belakangan upayanya dicium oleh otoritas keuangan international walau tidak mampu mendeteksi langkahnya, apalagi mendapatkan bukti dari operasinya. Pihak otoritas memperketat pengawasan melalui berbagai jalur. Langkahnya semakin sulit untuk menyalurkan dana hasil operasinya. Dia kehilangan cara pintarnya. Semua pintu tertutup rapat. “ Negara maju memang telah menciptakan hukum ganda. Mereka memperketat operasi keuangan offshore untuk private tapi membiarkan group lembaga keuangan tertentu untuk berpesta pora dengan hidden fund yang ada di clearstream. Mereka terus menangguk kemudahan akses permodalan berbiaya murah , yang kemudian menyalurkan dana tersebut bagi Negara Negara miskin dengan syarat yang menyulitkan dan menguntungkan mereka secara ekonomi maupun politik“ Katanya dalam keputus asaan.
Aku sangat terkejut ketika team kami yang ada di Madrid mengabarkan bahwa dia masuk dalam daftar target group tertentu untuk “dihabisi”. Hal ini disebakan karena dia mengadakan contact dengan beberapa agent pejuang pembebasan Palestina di Turki untuk memberikan dukungan dana perjuangan melawan agresi Israel. Keadaan ini memaksa ICF menugaskanku untuk menariknya dari Istanbul Connection. Masalahnya dia belum berpengalaman dalam bidang penyaluran dana untuk politik. Apalagi ini berkaitan dengan politik tingkat tinggi. Keadaan ini tentu akan membahayakan operasi team secara keseluruhan. Beberapa anggota team yang ada di Madrid, Dubai juga ditugaskan oleh ICF untuk menarik dia keluar. Tapi mereka tidak pernah berhasil menemukannya. Aku sendiri kehilangan kontak dengan dia.
Sebulan , sebelum ulang tahunku , aku mendapat telp dari dia. Aku sangat terkejut dan bercampur senang.“ Aku tahu langkahku sangat ditentang oleh team. Tapi aku tidak punya pilihan Aku harus melangkah menurut kata hatiku. Mungkin pengetahuan agamaku belum begitu dalam namun aku mengetahui dengan pasti bahwa aku harus berbuat untuk sesuatu yang kuyakini dan…. kemudian mati. “ Terdengar suaranya tertahan tangis. “ Aku tahu kamu melakukan itu semua hanya karena ingin mencari ridho allah. Tapi harus dicatat bahwa keberadaan mu sangat diperlukan oleh team. Perjuangan kita masih panjang. Kamu sangat berharga bagi kami. Berjuang itu harus dengan kesabaran. Bukankah itupula yang menjadi keyakinanmu. “ Kataku dengan lembut dan berharap dia dapat mengerti sikapku. Setidaknya dia dapat mempercayaiku sebagai sahabat. “ Tolong beritahu dimana kamu sekarang ? “ sambungku. Namun dia tidak menjawab. Kemudian telp ditutup.
Seminggu setelah itu , aku mendapat kabar dari team yang ada di Istanbul bahwa mereka telah menemukannya. Mati terkapar bersimbah darah dengan delapan peluru bersarang ditubuhnya. Dia ditemukan didalam kamar disebuah hotel murahan dipinggiran kota Istambul. Didalam kamarnya hanya ditemukan computer yang tidak dapat diaccess karena di protect dengan multi password. Polisi meindikasi bahwa dia dibunuh dengan pestol dalam jarak dekat. Pembunuhnya tentu sangat professional. Aku baru menyadari bahwa dia sudah mengetahui bahwa lambat atau cepat pihak yang ingin menghabisinya akan menemukankannya. Sementara dia tidak mau melibatkan kami dalam masalah ini. Makanya dia memilih untuk menjauhkan kami dari perang yang dia ciptakan sendiri. Akhirnya dia memang berhasil menemui Tuhan nya dalam usia 36 tahun. DIa mati dengan keyakinanya, berjuang dengan umurnya dan selesai..

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.