Ketika Pemerintah SBY mengeluarkan aturan Mobil
murah maka teman saya di China bilang bahwa pemerintah Indonesia melakukan
kesalahan fatal. Bagaimana mungkin Pemerintah memberikan fasilitas pengurangan
bea masuk bagi pemain lama membuat mobil murah. Mobil murah Ini sama saja mematikan semua upaya untuk kemandirian industry otomotif nasional. Pemain baru ( newcomer ) seperti ESEMKA, Maleo dan lainnya akan
kandas sebelum berlayar. Mereka tidak mungkin bisa bersaing dengan yang sudah lama dan maju dalam bisnis otomotif,seperti Daihatsu Ayla dan Toyota Agya. Seharusnya harga murah itu bukan karena tarif tapi memang karena kemandirian. Tingginya local content. Pemerintah harus mempunyai visi kemandirian dibidang industry otomotif. Mengapa? karena industry otomotif itu sangat strategis. Ini bukan hanya berhubungan sarana mobilisasi orang tapi juga barang. Ketergantungan akan tekhnologi ini akan membuat Negara renta dalam segala hal, termasuk renta akan belanja devisa. Seharusnya yang mendapatkan fasilitas tarif itu adalah newcomer dalam program mobil nasional. Mengapa? Setiap Industri mobil selalu awalnya mereka
mengandalkan harga murah untuk menarik konsumen, seperti Jepang awal tahun 70an
dan juga Korea awal tahun 80an, dan China awal tahun 90a. Harga murah itu
karena Negara memberikan insentip berupa tariff pajak, subsidi bunga, kemudahan
skema pembiayaan dan tentu proteksi pasar dimana pemerintah akan menjadi salah
satu buyer melalui APBN. Dengan fasilitas ini diharapkan Mobnas akan berkembang
sampai saatnya ia bisa bersaing bebas dipasar domestic maupun international.
Kebijakan semacam Timor tidak bisa lagi
diterapkan karena akan berhadapan dengan WTO. Pemerintah tidak bisa memproteksi
pasar Mobnas dengan menghalangi merek lain masuk melalui kebijakan tariff bea dan
pajak. Tidak bisa! Yang akan dilakukan oleh Pemerintah dalam mendukung program
mobil nasional adalah menghentikan program mobil murah Selanjutnya mungkin
bisa meniru China, dimana diawali dengan pembangun supply chain industry ( SCI
) yang kokoh dan luas. Caranya? pemerintah membuat aturan disamping mengharuskan
pemegang merek untuk menerima SCI dalam negeri juga berhak
mendapakan insentif pajak yang besarannya tergantung local content yang ada
pada kendaraan. Pemerintah juga menyediakan dana riset dan pengembangan untuk
membantu para SCI agar mereka bisa memenuhi standard mutu yang ditetapkan oleh principal.
Dengan demikian, semakin tinggi penjualan kendaraan semakin besar kebutuhan
akan SCI sehingga bisnis SCI akan berkembang luas. Pada saat inilah akan muncul
kreatifitas pengusaha otomotif untuk memanfaatkan SCI yang ada , untuk membuaat
merek sendiri dengan design sendiri. Pihak pemegang merek tidak bisa protes
bila ada perusahaan lain , merek lain mendapatkan layanan SCI. Karena keberadaan
SCI bukanlah afiliasi dari pemegang merek, bukan pula anak perusahaan yang
seperti sekarang ada di Indonesia. SCI yang ada adalah perusahaan asli China
yang tidak ada kaitannya dengan asing. Di China sekarang ada ratusan merek
local maupun asing yang saling berkompetisi dengan sehat dan akhirnya membentuk
segmen pasar sendiri sendiri.
Artinya untuk membangun mobil nasional tidak
perlu memberikan fasiltas seperti Mobnas Timor era Soeharto yang cenderung
korup. Pemerintah cukup membuat kebijakan nasional dibidang otomotif agar
mendorong terbentuknya SCI didalam negeri tanpa afiliasi asing. Produk dari SCI ada tiga yaitu Platform, Mesin dan Sistem kontrol. SCI itu tahap awal tidak
perlu sampai kepada mesin tapi cukup
sebatas Platform (Chasis, Frame Body). Apabila perusahaan SCI sudah mampu
membuat platform dengan tingkat presisi tinggi sesuai standard international maka
sudah bisa dibuat mobil nasional dengan merek sendiri, seperti ESEMKA dan lain
lain. Karena dalam industry otomotif yang dipatenkan adalah platform dan merek.
Soal mesin ada beberapa pilihan. seperti mesin piston, mesin listrik, mesin
hybrid. Beberapa merk mesin mempunyai karakteristik yang sama, yang berbeda
hanyalah cover merk nya dan sistem control CU, EFI dan lainnya. Dengan membuat
system kontrolnya sendiri maka sudah boleh memberi cover merek sendiri pada mesin walau mesin
itu dipasok dari China, Jepang, Korea, Malaysia. Ini bukan hal yang sulit dan dalam jangka
panjang akan tumbuh berbagai merek Mobnas dengan harga murah dan ini akan
mendorong tumbuhnya bisnis SCI untuk mesin dan system control nya dan otomatis
akan tumbuh ribuan supply chain spare part mesin. Maka hanya masalah waktu kita
akan punya 100% kendaraan buatan Indonesia.Namun untuk itu butuh proses waktu
yang tidak sebentar. Selagi pasar
mendukung , bisnis akan menyesuaikan sendiri dengan kebijakan Negara.
Jadi mobnas itu bukan sekedar merakit dan
menciptakan unit mobil-nya saja (prototype), atau membuat mobil dengan modifikasi
mobil yang ada atau hanya merubah bodynya seperti Karoseri atau hanya sekedar mengganti mesin
menjadi motor listrik saja. Bukan relokasi pabrik perakitan maupun sparepart. Bukan! Mobnas adalah industry kendaraan yang
bertumpu kepada kekuatan SCI dalam negeri yang mandiri dan lepas dari pengaruh
ATPM. Bukan hal yang sulit merealisasinya.Yang sulit itu adalah bagaimana
pemerintah konsisten dengan kebijakan kemandirian industry MOBNAS , dan tidak
goyah walau diloby oleh para Principal merek dari Toyota, GM,Datsun, BMW dan
lain lain. Sudah culup lebih dari 30 tahun
ATPM bercokol di Indonesia namun
tetap hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar. Transfer technology tidak
berjalan sebagaimana aturannya. Berita kunjungan Jokowi ke Malaysia dan
termasuk menghadiri penandantanganan MOU antara PT Adiperkasa Citra Lestari
dibawahi AM Hendropriyono dengan Proton Holding Bhd, ditanggapi oleh sebagian
orang dengan skeptis khususnya GAIKINDO. Karena mereka membayangkan program
Mobnas akan sama dengan program Mobnas era Soeharto dengan Mobil Timor. Saya
rasa ini jauh sekali. Kerjasama dengan Proton adalah sinyal kepada pemain
otomotif bahwa hanya masalah waktu semua principal harus mengikuti pola kerjasama
yang dibuat oleh Proton,yaitu mendukung kemandirian industry otomotif yang
berbasis kepada kekuatan SCI dalam negeri.
Kita harus merebut technology. Kita punya
bargain position yang besar. Apa itu? Kita adalah salah satu konsumen terbesar
otomotif. Ini bisnis multi billion dollar. Mereka tidak punya pilihan kecuali ikut
aturan main kita. Kita lihat nanti …
Cool, mudah dikunyah dan dicerna oleh orang awam seperti saya. Mencerahkan.
ReplyDeletePak, apakah ada halangan bagi pemerintah untuk menghapus kebijakan mobil murah?
ReplyDeleteharus tetap berhati-hati.. sudah terlampau sering tetangga sebelah kita itu menunjukkan sikap tidak bersahabat, tidak bisa dijamin kesetiaannya...
ReplyDelete