Sunday, April 20, 2014

Koalisi Islam...

Dulu ketika Mursi  terpilih sebagai President Mesir, Partai Kebebasan dan Keadilan (Ikhwanul Muslimin) sebagai pendukungnya meraih suara 36,6 persen di Parlemen , diikuti partai garis keras Nour Salafi dengan 24,4 persen. Partai Islam moderat Wasat mendapat 4,3 persen. Jadi partai-partai Islamis memimpin dengan 65 persen suara. Ini super majority sehingga kelompok-kelompok liberal tidak bisa berbuat apa-apa di Parlemen. Tapi ketika Mursi bertekad untuk membersihkan Mesir dari Hakim yang korup, membersihkan birokrasi yang korup, menegakkan syariah islam justru terjadi perpecahan dalam barisan koalisi partai Islam. Karena memang awalnya kemenangan IM  dalam pemilu demokratis tidak didukung sepenuhnya oleh kekuatan islam didalam parlemen dan diluar parlemen juga tidak ada dukungan dari komponen perjuangan umat Islam lainnya,seperti, Hizbuttahrir, Salafiyyun, Jamaah Jihad, Jamaah Islamiah, dan lain lain. IM juga tidak bisa meyakinkan kelompok sekular dan katolik ,Islam liberal untuk mendukung agendanya. Berbeda dengan Erdogan di Turki yang sangat piawai mengelola konplik perbedaan tanpa mengorbankan visi misinya untuk Islam, dan memang kekuatan Partai AKP sangat solid persatuannya. Dalam hal Mursi di Mesir, memang tidak adanya persatuan diatara partai islam dan pejuang islam serta gagal meyakinkan kelompok sekular bahwa Islam itu the best way. Mursi dijatuhkan oleh Militer karena memaksakan agendanya tanpa ada dukungan penuh dari semua kekuatan. Dimanapun memang militer memungkinkan mengambil alih kekuasaan apabila pemerintah melanggar UUD dan keamanan dan ketertiban nasional terancam.

Pada suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasul tentang perbuatan yang paling bernilai dihadapan Allah. Kemudian Allah menurunkan surat Al- Ashaff (61):4 “ Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang orang yang berperang dijalan Nya dalam barisan yang teratur seakan akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Penjelasan lebih lanjut tentang barisan yang rapat dan kuat itu dapat dibaca dalam permulaan surat Al Shaff 37:1-3): “Demi ( rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar benarnya,. Demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar benarnya perbuatan dosa. Dan demi ( rombongan) yang membacakan pelajaran “. Kekuatan barisan ini dapat terjelma apabila didukung oleh tiga unsur yaitu pertama, kekompakan yang membuat kita sangat solid. Kedua , orientasi ketuhanan( tauhid) yang membuat kita hanya tunduk dan patuh kepada Allah dan ketiga , komitment kepada kebenaran yang membuat kita selalu menyeru dan berpihak kepada kebaikan dan kemaslahatan umat. Ketiga unsur ini hanya mungkin berjalan apabila ada sikap disiplin atau istiqamah. Islam mengajarkan latihan disiplin dalam ritual sholat berjamaah dan tepat waktu. Syekh Mushthafa Al-Maraghi seorang ahli tafsir mengatakan bahwa pengertian Shaff itu sendiri bermakna disiplin yang tertuang dalam sikap istiqamah ( konsisten ) dalam visi dan misinya. “Orang-orang kafir satu dengan lainnya saling tolong menolong. Wahai kaum mukmin jika kalian satu dengan lainnya  tidak saling tolong menolong, maka akan muncul kekacauan dalam barisan kalian dan kerusakan yang besar di muka bumi” (QS Al-Anfal:73).

Displin menjaga persatuan dan kesatuan adalah kunci sukses menjadi pemenang. Itulah sebabnya Rasul pernah mengingatkan kaum muslimin agar disiplin “ Sebaik bainya amalan ( ibadah ) adalah amal yang dilakukan dengan disiplin tinggi meskipun itu kecil” makanya kita dianjurkan untuk belajar dari lebah dan barisan malaikat. Tanpa disiplin yang tinggi mempertahan barisan yang kuat maka selama itupula kita tidak akan pernah menjadi subject ( fa’ih) tetapi selamanya akan menjadi object penderita ( maf’ah) seperti yang sekarang terjadi setelah era reformasi. Karenanya wacana untuk adanya koalisi Partai Islam di Parlemen sangat menggembirakan. Ada harapan akan datangnya kemenangan, dan terlebih lagi bila semua kekuatan ormas islam juga bersatu untuk mendukung koalisi Partai Islam itu. Kalau berdasarkan quick count suara partai Islam mencapai 32 % namun kemungkinan real count akan mencapai 40% kursi di Parlemen. Ini sudah bisa dikatakan super majority. Walau  Golkar dan PDIP, GARINDRA, DEMOKRAT adalah partai sekular namun sebagian besar anggota DPR dari partai tersebut adalah alumni HMI yang pemahaman Islamnya tidak perlu diragukan. Mereka akan mudah memahami perjuangan Koalisi partai islam di Parlemen dan tentu akan mendukungnya. Yang pasti bila terjadi koalisi partai islam maka ajang pemilu Capres akan semakin ketat karena partai lain sulit mendapatkan koalisi memenuhi ambang batas 20% untuk mengajukan Capres.

Semoga pengalaman di Mesir dapat dijadikan pelajaran bagi para pemimpin partai dan ormas Islam di Indonesia. Juga pengalaman terdahulu dengan Poros Tengah dan akhirnya menjatuhkan serta mempermalukan pemimpin yang dipilih ( Gus Dur) jangan lagi terjadi. Bahwa apa yang terjadi pada Mursi di Mesir bukanlah karena demokrasi buruk tapi memang akhlak pejuang islam buruk. Sulit bersatu dan dipersatukan walau kiblat mereka sama. Mereka merasa yakin bahwa mereka paling benar dibandingkan golongan lainnya dan paling berhak untuk memimpin perjuangan atas nama Allah dan Rasul. Padahal keyakinan mereka itu bukanlah Rukun Iman yang tak boleh dibantah tapi hanyalah teori yang belum tentu benar. Mengapa persatuan dan kesatuan sangat sulit dicapai oleh kekuatan kelompok yang berjuang atas nama Islam? Karena sebetulnya mereka tidak sedang berjuang atas nama Islam tapi berjuang untuk kepentingan nafsunya. Itu saja.!Kalau mereka berjuang karena Allah dan mencintai Allah, maka tidak ada alasan untuk tidak bersatu. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.