Monday, November 26, 2012

China dan Timur Tengah


Ketika perjalanan dari Beijing ke Guangxie, sekedar killing time saya berbicara dengan teman yang juga Boss holding company di China.  Saya bertanya tentang sikap China terhadap konplik di TImur Tengah. Teman ini dengan tegas mengatakan kemuakannya dengan sikap Israel dan AS. Sudah saatnya AS meninggalkan politik gaya lamanya. Politik imperialis. Ini sudah usang. Tidak akan efektif lagi. Apapun dalihnya ,entah atas nama demokrasi atau apalah, tidak akan laku. Di era yang serba terbuka sekarang ini, rakyat banyak tidak bisa dibohongi lagi. Mereka smart untuk membaca situasi dan menolak segala bentuk neocolonialism. Kini saatnya membangun kemitraan yang adil dan terbuka untuk kemakmuran umat manusia.  Bukankah smart power yang dicanangkan oleh Hillary Clinton untuk Timur Tengah adalah sinyal baik untuk perdamaian? Tanya saya. Ya itu berakibat kepada terjadinya gelobang revolusi Tunisia, Mesir, Libya, Yordania, Iraq, Bahrain, Libanon, Maladewa, dan Yaman tapi tetap saja dibalik itu ditunggangi oleh kepentingan AS dan Barat untuk menentukan rezim  yang bisa dijadikannya boneka. Lantas bagaimana sikap China terhadap Timur Tengah saat ini?

Yang harus diketahui bahwa China adalah konsumen minyak terbesar didunia setelah AS. Bagi China, minyak adalah energy untuk menghidupkan mesin Industri dan infrastruktur ekonominya. Kemajuan ekonomi akan terancam bila supply minyak dan Gas terganggu. Iran adalah sahabat terbaik bagi China, bahkan bagi Iran, China adalah second home nya. Maklum saja karena 20% kebutuhan minyak China di supply oleh Iran. Walau sampai kini Importir terbesar minyak Iran adalah Jepang namun investasi Migas  terbesar di Iran adalah China. Hal ini semakin memperkuat posisi Iran dalam berhadapan dengan AS dan Barat. Karena bila Iran di serang dengan dalih program nuklir maka China akan ikut campur demi mengamankan investasinya di Iran. Bukankah China termasuk Negara yang menandatangani resolusi DK PBB yang memberikan sangsi terhadap Iran atas program Nuklirnya? Tanya saya. Menurut teman itu bahwa China benar mendukung resolusi DK PBB tapi tidak mendukung serangan militer kepada Iran. Selagi program nuklir itu tidak terbukti untuk militer maka tentu china ada dibelakang Iran.

Bukankah supplier minyak China bukan hanya Iran, tapi supplier terbesar adalah Arab Saudi. Mengapa China cenderung berpihak kepada Iran? Tanya saya. Memang  supplier terbesar adalah Saudi karena alas an kualitas minyak Saudi memang lebih baik dari Iran namun china membelinya melalui perantara yang harganya mahal. Harap dimaklum bahwa trader minyak umumnya terkoneksi dengan Yahudi/ AS/Barat yang punya hubungan istimewa dengan penguasa Negara Arab. Ini jelas tidak efisien dan dalam jangka panjang tidak mengamankan kepentingan China akan pasokan Minyak dan Gas. Disamping itu hubungan antara China dan Iran bukan hanya terbatas MIGAS tapi juga meliputi perdagangan yang seimbang. Iran menerima pasokan barang modal dan tekhnologi dari China. Nilai perdagangan ini dari tahun ketahun terus meningkat. Bahkan China memberikan jalan agar Iran tidak terisolasi dalam system perbankan akibat embargo PBB dengan membentuk Bank of Kunlun yang menjadikan bank di Iraq sebagai gateway untuk transaksi dengan Iran. Ketika AS mengetahui ini langsung meblocknya melalui clearing house New York. Akibatnya ketegangan terjadi antara AS dan China , yang justru semakin memperkokoh hubungan china dengan Iran dalam upaya merebut hegemony economy di Timur Tengah.

Bagaimana sikap China terhadap Israel ? Tanya saya. Bagi China, Israel tetap mitra strategis disegrala bidang. Sudah ada kesepakatan awal antara China dan Israel untuk mempelajari kemungkinan membangun jalur kereta api di Israel untuk menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mediterania. Jalur Kereta api akan memberikan alternatif dari Terusan Suez untuk transportasi kargo antara Eropa dan Asia. Saya sempat terdiam dan bingung dengan informasi dari teman ini. DIsatu sisi China menjalin hubungan erat dengan Iran namun di sisi lain China juga menjalin kerjasama strategis dengan Israel. Keliatannya teman itu memperhatikan kebingungan saya. TIdak usah bingung. Yang membuat runyam Politik Timur Tengah karena mental imperialis dari AS dan Barat yang ingin tetap dengan gaya lamanya, neocolonialism. Semua Negara tidak ingin lagi di jajah dalam bentuk apapun, termasuk Iran. Kalaupun Iran masuk dalam wilayah konplik di Suriah , Iraq, Libanon, dan China mendukungnya, itupun tidak ada hubungannya dengan China yang pro syiah ( idiologi). China butuh Suriah dan Iraq untuk jalur suppli minyaknya dan Iran butuh benteng kokoh dalam perjuangan idiology. Aliansi ini terbentuk dengan satu sama lain saling memanfaatkan walau tujuan berbeda.

Bagaimana sikap China terhadap Palestina ? Kebijakan Politik Luar Negeri China tahun 1965 yang anti imperialis sampai kini belum dirubah. China tetap konsisten. Itu sebabnya China mendukung kemerdekaan Palestina. Dan sempat menolak existensi Negara Israel walau Israel adalah Negara pertama di Timur Tengah yang mengakui kemerdekaan China. Hanya saja ketegangan politik mulai terjadi ketika Israel tidak mengakui Revolusi China tahun 1949 yang memunculkan Rezim Komunis dan tetap mengakui Taiwan sebagai pemerintah yang syah untuk china. Secara politik hubungan antara China dan Israel ( AS/Barat ) tetap sulit karena sikap China yang mendukung Palestina dan sikap Israel ( Barat/AS) yang mengakui Taiwan. Sikap china mendukung Palestina atas dasar anti imperialis sementara sikap Israel ( AS/Barat ) mendukung Taiwan karena idiologi. Walau sebegitu prinsipnya perseteruan antara China dan AS namun secara ekonomi hubungan tetap terjalin atas dasar saling menguntungkan dan satu sama lain tetap waspada…Sebetulnya China ingin Timur Tengah itu menjadi wilayah yang stabil , aman agar semua negara bisa ikut berpartisipasi membangun atas dasar kebaikan, kebenaran, dan keadilan.Jangan ada lagi pertikaian karena agama, idiologi. Hiduplah berdampingan dengan damai, itu lebih baik untuk masa depan umat manusia.

Thursday, November 22, 2012

Palestina?


Mungkin sebagian orang awam bertanya tanya, ada apa dengan Timur Tengah? Mengapa mayoritas umat islam di Timur Tengah tidak bisa melawan Israel ? Mengapa mereka membiarkan Israel berbuat sesukanya terhadap penduduk Palestina di Gaza ? Apakah tidak ada secuilpun empathi dari Penduduk Arab yang kaya raya untuk berbuat sesuatu bagi Rakyat Palestina. Apalagi mereka bertetangga. Bukankah rasul mengajarkan kepada umat islam untuk saling tolong menolong dengan tetangga. Dan lagi bagi islam, semua yang  seiman adalah bersaudara.  Selanjutnya mengapa Eropa dan AS yang katanya cinta perdamaian diatas nilai nilai demokrasi justru tidak berbuat apapun untuk menahan nafsu Israel menindas Rakyat palestina. Bukankah mereka begitu bersemangat membela pro demokrasi di Syria. Bahkan mengecam rezim Syria yang kejam kepada rakyatnya sendiri. Tapi mengapa tidak melakukan hal yang sama kepada Israel yang menindas rakyat bangsa lain ? Mengapa Arab Saudi, Qatar tidak melakukan hal yang sama kepada Palestina seperti mereka mendukung pejuang pro demokrasi di syria. Dan ketika terdengar Iran mendukung Hamas, semua Negara Barat, AS termasuk Arab mengecam Iran. Mengapa ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, ada baiknya kita melihat kebelakang soal sejarah terbentuknya Negara Negara yang ada di TImur Tengah sekarang khususnya Arab. Pada tahun 1517 Syria dan Mesir diduduki Oleh Ottoman. Dan setelah itu operasi penaklukan terus berlangsung sampai menduduki Iraq dan bagian-bagian wilayah Arabia. Ketika masuk abad 19 kekuasaan Ottoman sudah mulai melemah karena wabah korupsi dan pada waktu bersamaan semakin banyaknya Negara taklukan untuk melepaskan diri dari Ottoman. Puncaknya adalah ketika Perang Dunia Pertama dimana Ottoman terpaksa harus menjalin aliansi dengan German untuk berhadapan dengan Inggeris dan Francis.  Bila perang sebelumnya dimana Ottoman lebih banyak dibantu oleh penduduk local dengan dasar keimanan demi tegaknya khilafah islam. Namun dalam perang Dunia Pertama ini , Thomas Edward Lawrance, perwira intelijen Inggris berhasil meloby suku-suku arab untuk berada dipihak Inggeris.  Korespondensi Pemimpin Mekkah Hussein bin Ali dengan Komisioner Tinggi Inggris di Mesir, Sir Henry McMahon pada tahun 1914-1915 adalah satu bukti bahwa bangsa Arab dibalik persekutuan mengalahkan pasukan Ottoman dalam perang dengan Inggeris dan Francis. Jadi bagi suku Arab lebih baik bersekutu dengan orang kafir asalkan dapat tahta dan mahkota daripada bersatu untuk meninggikan Agama. 

Kekalahan Ottoman yang mulai nampak dan kejatuhan Dinasti diambang pintu, pada moment inilah dimanfaatkan oleh para Kepala Suku Arab  untuk menagih janji kepada Inggeris dan Francis. Inggeris dan Francis tidak ingin membuat kemerdekaan bangsa Arab dalam satu Negara karena ini akan membahayakan kepentingan masa depan Inggeris. Arab yang bersatu sudah cukup ditangan Ottoman. Itu masa lalu. Arab masa depan harus dipecah pecah agar mereka lemah dan tetap tergantung dengan Barat. Ini terungkap dalam perjanjian antara Inggeris dan Francis yang dikenal dengan perjanjian Sykes-Picot 1917. Tapi jauh diseberang lautan ada komunitas yahudi di Eropa yang juga mengingingkan hak akan wilayah Timur Tengah. Walau mereka tidak lagi bermukim di Timur Tengah dan kebanyakan berada diluar negeri namun mereka tetap inginkan hak akan tanah di wilayah itu. Sebetulnya tidak ada kewajiban dari Inggeris dan Francis untuk berbagi wilayah kepada komunitas Yahudi karena tidak ada peran Yahudi sama sekali dalam memenangkan peperangan melawan Ottoman.

Baron Rothschild,  yang dikenal sebagai Konglomerat banker Yahudi mencoba mendekati Inggeris yang dia tahu sedang dalam kesulitan keuangan akibat perang. Baron Rothschild, mengajukan proposal untuk membeli tanah yang ada di wilayah Palestina untuk pemukiman bangsa Yahudi. Jadi ini sama seperti pengusaha minta kawasan atau block city untuk dibangun perumahan exclusive. Inggeris menyetujui deal business ini. Pada 2 November 1917 di tanda tangani "Deklarasi Balfour"  ( memakai nama Menlu Inggeris ketika itu , Arthur James Balfour.). Inggeris memberikan hak akan tanah Pelastina kepada Yahudi dengan satu syarat bahwa Yahudi tidak boleh menggangu kehidupan beragama non Yahudi Jadi ini benar benar bisnis murni (walau dikemudian hari deal ini disesali oleh Inggeris dengan tuntutan Yahudi mendirikan negara Israel atas dukungan AS). Agar legitimasi deal ini kuat maka Deklarasi Balfour dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 antara Ottoman Turki dan sekutu. Inti dari perjanjian ini adalah pembagian wilayah milik Dinasti Ottoman. Para kepala suku Arab bersenang hati karena perjanjian itu. Kelak kepala kepala suku inlah yanga akan jadi Raja di di Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Yordania dll

Inggeris sebagai anggota sekutu yang memenangkan perang mendapat share Irak dan Palestina. Palestina sendiri dibagi dua , Sebelah timur menjadi Trans-jordania yang diberikan kepada Abdullah—putra lain Hussein bin Ali. Sedangkan bagian barat yang tetap dinamai Palestina berada langsung di bawah kendali Inggris. Francis mendapat share ,  Suriah dan Lebanon.  Sejak itulah Baron Rothschild, menjual kaveling tanah Palestina kepada etnis yahudi dimana saja berada. Setelah itu, etnis Yahudi dengan bantuan Pemerintah inggeris melakukan migrasi besar besaran menuju Palestina , menuju tanah yang dijanjikan. Namun migrasi ini mendapat perlawanan dari Rakyat Palestina yang sudah exist disana. Inilah awal perseteruan yang tak ada habisnya antara Yahudi dengan Arab Palestina. Bagi Yahudi, ia berhak untuk mendapatkan tanah itu karena dia sudah bayar dan legitimate secara hukum international. Namun bagi Rakyat Arab Palestina, mereka tidak ingin diusir dari tempat tinggal mereka yang sudah dihuni turun temurun. Keadaan semakin rumit ketika wilayah Timur Tengah menjadi wilayah termahal didunia karena diminati oleh pebisnis kelas Dunia khususnya konglomerat Yahudi untuk mendapatkan berkah minyak. Politik sudah 100 persen dikendalikan oleh kepentingan Business. Soal agama yang harus menegakkan nama Allah untuk kebaikan, kebenaran, keadilan tak lagi diperhitungkan. Selagi kepentingan sama, agama dan mahzap berbeda tak ada masalah. Namun bila kepentingan tidak sama maka walau seiman, tetap musuh.

Bila awalnya Amerika dan Barat begitu bebasnya memainkan kartu politik Timur Tengah namun setelah krisis global, AS dan Eropa tidak bisa lagi leluasa memainkan kartunya. BIla AS dan Barat menjadikan Israel sebagai kuda tunggangan kepentingan economy nya di Timur Tengah  maka Iran sebagai kuda  tunggangan bagi China dan Rusia. Setiap ada konplik di Timur Tengah selalu ada Iran dan israel dan tentu dibelakangnya ada China, Rusia ,Amerika dan Barat. Bagi Iran , israel atau yahudi adalah musuh laten dan bagi Israel , Iran adalah ancaman serius. Yang pasti kedua pihak Israel dan Iran tidak akan betemu di zona perang kecuali bermain main saling berebut pengaruh wilayah. Selama ketegangan politik terjadi di Timur Tengah , baik negara yang berada di front AS dan Barat maupun China dan Rusia akan semakin lemah bargain position nya untuk semakin tak berdaya menolak permintaan akan konsesi minyak...semua karena uang,tahta dan mahkota. Dan masalah Palestina akan terus dipelihara agar ketegangan terus terjadi , terus melemahkan bangsa Arab yang kaya raya untuk semakin tergantung kepada undertaker nya...

Sunday, November 18, 2012

Israel VS Hamas

Dengan menunggangi isue Arab spring , AS dan israel berusaha ambil keuntungan untuk menciptakan kawasan Timur Tengah dibawah kendalinya dan sekaligus menyudutkan  perjuangan Palestina. Namun cara ini  memang tidak  seperti menggigit cabe yang langsung dapat dirasakan. Ia butuh proses. Israel maklum akan itu namun proses lambat ini tidak menguntungkan elite politik Israel yang ingin menyelesaikan masalah Palestina dengan cepat dan taktis.  Padahal rakyat Israel sebagian  besar mendukung masalah penyelesaian Palestina atau Arab –Israel melalui meja perundingan. Tapi bagaimanapun strategi untuk menarik rakyat memberikan dukungan atas nafsu perang tersebut harus ada. Maka Elite politik Israel mengatur strategi agar diserang terlebih dahulu. Provokasi terhadap Iran tidak berhasil membuat Iran terpancing.  Niat untuk menyerang Hizbullah di Libanon adalah beresiko tinggi. Karena sebelumnya Israel pernah dikalahkan oleh Hizbullah dan terpaksa keluar dari Libanon. Ketika itu Hizbullah belumlah sekuat sekarang dan tentu kini Hizbullah lebih hebat dibandingkan dengan dulu. Disamping itu , perang dengan Hizbullah akan merusak program perdamaian international. Pilihan jatuh kepada Hamas. Mengapa ? Israel ingin pengaruh Hamas di Palestina dihancurkan agar Fatah yang didukungnya ( termasuk Arab Saudi) dapat mendominasi kekuasaan di Palestina.

Dengan alasan perang terhadap teroris , angkatan Udara Israel melepaskan rudal kearah kendaraan Ahmed Jabari ( 46 tahun) yang sedang melaju dipusat Kota Gaza. Seketika Ahmed Jabari tewas. Hal ini memancing kemarahan Hamas karena Ahmed Jabari bukanlah orang sembarangan di Hamas. Ia adalah Kepala Sayap Militer Hamas Ezz El Dine Al Qassam. Setelah itu Hamas melepaskan rudah Fajr kearah Tel Aviv. Ini yang pertama kali dalam sejarah rudal menjangkau Tel Aviv. Serangan ini menimbulkan korban rakyat sipil dan tentu menimbulkan amarah rakyat  Israel untuk bangkit berperang. Inilah yang ditunggu oleh Elite Polik Israel untuk menaikkan citranya menjelang Pemilu yang sebelumnya citra mereka sudah rusak dihadapan Rakyat. Disamping itu , Israel berharap agar Obama lebih konkrit memberikan dukungan untuk penyelesaian soal palestina yang sesuai dengan agendanya demi Israel Raya. 

Dengan adanya perang dengan Hamas maka konplik diperbatasan Mesir itu terjadi dan memanas. Sesuai skenario Israel , Ini akan memancing Mesir untuk ambil bagian dengan politik adu domba Israel yang berniat menyerahkan Gaza kepada Mesir. Karena bagi Israel akan lebih menguntungkan  Gaza ada ditangan Mesir dan selanjutnya memisahkan Gaza dari Palestina sehingga tersisa Tepi Barat dibawah dominasi Fatah. Israel berkeyakinan bahwa Mesir akan mengikuti scenario ini sesuai Grand strategynya. Benarlah , dari Washington, Uni Eropa,  menaruh harapan besar kepada Mesir untuk ambil bagian penyelesaian konplik sesuai skenario israel. Bila scenario ini berhasil maka scenario serupa akan dilakukan terhadap Tepi Barat. Israel akan merakayasa alasan menyerang Tepi Barat untuk memancing Yordania ambil bagian dan menguasai Tebi Barat. Dengan demikian maka habislah wilayah Palestina sebagai bangsa yang merdeka. Agenda AS dan Israel yang ingin meintegrasikan Mesir, Israel, Yordania dalam satu front tercapai sudah.

Tetapi scenario yang dipersiapkan dengan matang itu ternyata tidak terlaksana dengan mulus.  Hamas tidak mudah dihancurkan secara militer. Justru perang ini mengakibatkan Hamas kembali berkiblat kepada Iran dengan meminta bantuan alat perang dan karena itu Brigade Al-Qassam, unit militer Hamas mampu melepaskan Rudal sampai ke Tel Aviv. Elite politik Mesir paska Mubarak yang naik berkat kekuatan Ikhawanul Muslimin ternyata tetap istiqamah untuk berada dibalik Hamas. Itu sebabnya Mesir tidak langsung beraksi sesuai agenda Israel. Mesir memilih untuk meminta kedua belah pihak melakukan gencatan senjata namun tetap membuka perbatasan di Rafah. Disamping itu perang saling lempar rudal ini semakin membuat panic rakyat Israel dan mereka mulai menolak upaya perang tuntas dan menerima upaya Mesir untuk melakukan gencatan senjata. AS dan Eropa tidak bisa berbuat banyak karena sedang dilanda krisis ekonomi. Nampaknya Elite Politik Israel menghadapi jalan tersulit untuk meraih cita citanya namun perjuangan Rakyat Palestina untuk merdeka penuh nampaknya juga tidak mudah apalagi sulitnya dipersatukannya Hamas dan Fatah.

Bagaimana sikap umat islam yang tergabung dalam OKI terhadap konplik ini ? Sudah saatnya OKI melupakan sejenak politik kepentingan global masing masing Negara. Saatnya para elite OKI mendorong terjadinya rekonsialisi antara Hamas dan Fatah untuk membangun kekuatan politik dan mempersatukan rakyat palestina; Rakyat yang ada di Gaza maupun di Tepi Barat harus diberi akses dan jangan ada lagi blokade agar mereka menjadi sebuah kesatuan; Negara OKI harus segera mengakui keberadaan Palestina yang tidak hanya berupa retorika diplomatic tapi tindakan nyata dengan menempatkan konsul di Tepi Barat dan Gaza; Negara OKI harus mendorong PBB agar segera mengendorsed Proposal Palestina sebagai State Observer; Seandainya ini ditentang oleh the Big Five PBB maka saatnya Negara OKI  melakukan isolasi segala akses Israel dan termasuk Negara mitranya terhadap komunitas Islam. Mungkinkah ? Keliatannya hampir tidak mungkin. Karena Negara OKI  atau Negara berpenduduk mayoritas islam, terlalu cinta kepada dunia dan lupa perlunya berjihad untuk kebenaran, kebaikan dan keadilan…

Monday, November 12, 2012

Guangzie


Sambil menunggu jadwal pertemuan dengan pejabat di Beijing , teman mengajak saya untuk melakukan kunjungan bisnis ke Guangxie. Pertama kali menginjakan kaki di  Nanning WUXU International Airport, saya sempat terkejut. Karena sangat jauh berbeda suasananya 8 tahun lalu ketika kali pertama saya mengunjungi Nanning. Teman yang menjemput saya di bandara, mengatakan bahwa pusat kota sudah berpindah 100 KM dari Airport. Perjalanan dari Bandara ke Nanning City terasa nyaman diatas  jalan bebas hambatan yang di rancang dengan kualitas terbaik. Sebetulnya tersedia juga jalur kereta api yang modern untuk public. Memasuki gerbang kota, saya tidak lagi melhat Nanning seperti delapan tahun lalu. Gedung pencakar langit bertebaran dimana mana. Nampak disana sini pembangunan gedung jangkung terus berlangsung. Teman saya yang mendampingi saya selama dalam kunjungan itu mengatakan bahwa Guangzie  dipersiapkan oleh pemerintah Pusat ( Beijing ) sebagai gerbang menjangkau ASEAN dalam kuridor CHINA –ASEAN cooperation. Artinya persiapan China untuk kerjasama ASEAN bukan hanya diatas kertas tapi memang by design.

Pilihan menjadikan Guangzie sebagai gerbang ASEAN didasarkan kepada letak geographisnya yang dekat dengan Negara ASEAN, khususnya kota Qinzhou yang berada diselatan Guangzie. Qinzhou sendiri adalah kota khusus yang merupakan bagian dari kota Nanning. Jadi seperti kota satelit. Dikota QInzhou inilah sedang dibangun project ambisisius yaitu FREE TRADE ZONE. Kawasan itu telah dilengkapi dengan infrastruktur ekonomi kelas 1, yang meliputi Jalan Toll, kereta, pelabuhan laut berstandard International, Bandara International, Pusat Riset berkelas dunia, IT Network, water supply yang didukung oleh 395 resevoar  dengan kapasitas 790 juta meter kubik , Listrik yang berkapasitas 1200 MW. Dari ketersediaan insfrastruktur ini diharapkan akan mengundang partisipasi Negara negara ASEAN untuk membangun kawasan Industri dalam kuridor kerjasama CHINA- ASEAN. Namun yang pertama kali memanfaatkan kawasan ini untuk wahana investasi jangka panjang adalah pihak pengusaha China. Hampir semua industry dan manufacture yang mempunya target pasar Negara ASEAN telah mendirikan pabrik di kawasan ini.

Pada saat sekarang yang sedang dibangun dan akan terus dikembangkan adalah Qinzhou Port Economi and Technological Development Zone ( luas 50 KM2), Guangzie Qinzhou Free Trade Port Area ( luas 10 KM2) ,Hedong Industrial Zone of Qinzhou ( luas 40 KM2), Qinzhou High and New Technology Industrial Development Zone (44 KM2) , Qinzhou Imported Resources Processing District (luas  10 KM2). Ini belum termasuk kawasan yang dipesiapkan untuk ditempati oleh seluruh Negara ASEAN termasuk Indonesia. Komposisi lahan itu berorientasi kepada lingkungan hidup. Hanya 42% lahan digunakan untuk industry dan komersial, 22 % untuk perumahan dan sisanya adalah kawasan hijau. Kalau masing masing kawasan itu diperkirakan populasi sebesar 500,000 maka seluruh kawasan di Qinzhou itu akan menampung sebanyak lebih kurang 8 juta orang. Derivative dari pengembangan wilayah  Qinzhou berorientasi kepada pengembangan potensi UKM yang merupakan mayoritas pengusaha china. Makanya setiap kawasan harus menerapkan konsep keharmonian dan pengembangan potensi SME ( small medium enterprises )

Keunggulan China dibidang ekonomi bukanlah untuk  menjadi donator atau lender yang mendikte ASEAN seperti kerjasama dengan Jepang dan AS tapi lebih kepada kemitraan dibidang produksi ( sector riel). Saat sekarang telah dibangun Industrial Park China –Malaysia di Qinzhou dengan luas 55 KM2. Pada waktu bersamaan China juga membangun Kawasan Industri China-Malaysia di Kuantan-Malaysia. Atas dasar kuridor CHINA- ASEAN cooperation tersebut masing masing Negara tunduk terhadap butir butir kesepakatan yang meliputi bidang perpajakan, perdagangan, investasi, pariwisata dan telekomunkasi. Sekat antar Negara telah diminimize agar terjadi kemitraan yang luas untuk saling menguntungkan. Di masing masing Kawasan baik di China maupun di Malaysia akan terjadi hubungan kemitraan antar pengusaha, baik dibidang tekhnologi,  produksi, pemasaran , logistic dan lain lain. Ini belum lagi dampak dari terlibatnya mitra international masing masing pengusaha yang berasal dari manca Negara, yang tentu akan memperluas keunggulan kawasan ini dan sekaligus memberikan dampak berganda bagi rakyat masing masing Negara.

China –ASEAN berlaku efektif tahun 2010 dan kita masih berwacana tapi China dan Negara ASEAN lainnya telah mempersiapkannya by design sejak 2004 kesepakatan itu ditandatangani. Menurut pejabat di Qinzhou yang saya temui bahwa saat sekarang sedang ada perundingan intensip dengan pemerintah Thailand yang juga berminat membangun kawasan industry di Qinzhou dan tentu China akan membangun juga kawasan industry di Thailand. Bagaimana dengan Indonesia ? tanya saya. Pejabat itu berkata bahwa satu satunya Negara ASEAN yang sangat ditunggu oleh China untuk ambil bagian dalam kerjasama konkrit dibidang manufactur dan industry adalah Indonesia. Mengapa? Karena nilai perdagangan Indonesia –China termasuk yang terbesar dibandingkan Negara ASEAN lainnya. Tapi, memang sangat sulit mendapatkan komitment dari pemerintah Indonesia. Karena system yang ada di Indonesia memang tidak mudah merealisasikan visi besar yang berspektrum jauh kedepan. Kami selalu menunggu..kata pejabat itu.

Saturday, November 3, 2012

Corporate Social Responsibility


Sebelum tidur saya membaca laporan yang dikirim via email dari sahabat saya di Seoul. Dalam email itu dia menyebutkan betapa rakusnya Corporate menghisap konsumen. Dia meibaratkan seperti drakula. Betapa tidak, dari hasil laporan yang dikeluarkan oleh the FED bahwa telah terjadi penghematan konsumsi sebesar USD 1 triliun pertahun bagi warga AS akibat adanya penyesuaian harga produk dipasaran.  Penyebabnya adalah banjirnya produksi china dipasaran dengan harga murah dan kualitas tidah jauh beda dengan produses dari Negara maju lainnya. Apa artinya ini? Artinya selama beberapa decade kebelakang dimana produsen AS, Jepang, Eropa telah melakukan penipuan terhadap konsumennya. Mereka menguasai tekhnologi, menentukan harga sesukannya untuk mendapatkan laba setinggi tingginya. Dan pada waktu bersamaan proses produksi itu telah menimbulkan kerusakan lingkungan, pencemaran udara secara massive. Benar benar rakus dan destructive , simpul teman dalam emailnya.  Mengapa sampai begini?

Dalam email tersebut, teman saya sempat menyampaikan gagasannya tentang perlunya koreksi terhadap CSR, yang tidak hanya sebagai cara menebar image bagi corporate untuk menutupi ulah mereka yang culas, rakus dan merusak.  Keesokan paginya  saya kedatangan sahabat yang bertamu kerumah saya. Ia seorang phd dibidang Economy. Sebetulnya dia ingin melanjutkan perjalanan ke Malaysia untuk menjadi pembicara seminar mengenai CSR namun disampatkannya datang kerumah saya karena kebetulan ketika acara resepsi pernikahan putra saya minggu lalu dia berhalangan hadir. Saya juga mengucapkan selamat atas berhasilnya dia mendapatkan professor. Saya tertarik penjelasan singkatnya mengenai CSR yang sesuai dengan konsepnya. Maklum saja dia mendapatkan Phd melalui penelitian mengenai CSR. Biaya penelitian doctor nya ditanggung oleh LSM di inggeris. Yang menarik sekali adalah konsep CSR nya yang berlandaskan kepada syariat Islam. Kini dia termasuk anggota team juri untuk memberikan reward kepada perusahaan yang mendapatkan predikat terbaik dibidang CSR.

Konsep CSR islami ini pada prinsipnya mengacu kepada ketentuan trilogi hubungan manusia yang diatur dalam Al Quran, yang pertama adalah hubungan kepada Allah (Al-Quran surat Adz-Dzariat ayat 56 ) , kedua adalah hubungan dengan Alam  (Al-Quran surat Hud ayat 61 & surat Al-A’raf ayat 56) dan ketiga adalah hubungan antar  manusia.  Ketiga hal itu adalah konsep beribadah kepada Allah dengan didasari pemahaman terhadap rukun Islam dan Rukun Iman. Fungsi manusia diciptakan adalah mengemban amanat dari Tuhan (QS. Al-Ahzab, 33: 72). Apakah amanat Tuhan kepada Manusia? Tidak lain adalah memberikan pelayanan terhadap sesama makhluk dengan menyabarkan kasih sayang  terhadap sesama (Rahmatan lil-‘alamiin) dan ber-amar ma’ruf nahi munkar. Hanya manusia yang mendapatkan tugas agung ini. Atas dasar inilah CSR islami disusun yang konsepnya lebih baik dibandingkan dengan konsep secular. Teman ini bisa menguraikan tesis CSR islami melalui pendekatan The Relationship of CSR and Financial  Performance dan  Impact of Management on CSR. Tesisnya ini membuat dia qualified menyandang Phd dan Professor.

Dari penjelasan singkat sahabat saya ini, saya mendapatkan pencerahan khususnya jawaban terhadap pertanyaan teman atas laporan yang dikeluarkan oleh the Fed. Bahwa solusinya adalah mengikuti standard CSR islami atau business process yang didasarkan kepada akhlak mulia yang Allah ajarkan dan Rasul teladankan. Bahwa CSR bukan hanya kegiatan filantropi tapi lebih daripada itu adalah business process yang beorientasi kepada tanggung jawab social perusahaan.  CSR harus ambil bagian dalam business process untuk terbentuknya  system management perusahaan yang meliputi  harga, biaya produksi, tekhnis produksi, pemasaran, sumber daya manusia. Output dari business process yang berlandaskan kepada CSR islami adalah keadilan bagi semua. Artinya stakeholder akan mendapatkan manfaat  dengan pertumbuhan usaha dan pada waktu bersamaan lingkungan alam tetap terjaga baik dan masyarakat  tidak dirugikan. Di Indonesia, Pasal 1 angka 3 UUPT menyebutkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Definisi ini tidak sejalan dengan pasal 74 ayat (1) yang membatasi tanggung jawab CSR hanya pada perusahaan industri ekstraktif. Dunia tahun lalu telah menerapkan ISO 26000 sebagai guidance standard on social responsibility.

Ada perbedaan mandasar konsep CSR sekular dan Islami. CSR islami berhubungan dengan akhlak dalam melaksanakan business process. Sementara CSR sekular lebih kepada program filantropi. Islam tidak melihat apa yang dihasilkan seseorang tapi nilainya adalah bagaimana proses ia mendapatkan hasil tersebut. Walau dia banyak berderma namun proses mendapatkan dana dengan culas dan memberi karena riya maka tidak ada nilainya disisi Allah. Walau perusahaan tidak punya program filantropi namun proses bisnis yang dibangun telah membuat karyawan sejahtera, pemegang saham puas, konsumen tidak dirugikan , negara mendapat pajak, lingkungan terpelihara dengan baik, masyarakat mendapatkan manfaat. Itulah islami. Pertanyaan saya berikutnya adalah apakah mungkin konsep CSR islami itu dapat dilaksanakan tanpa dasar keimanan kepada Allah dan Rasul karena pada dunia secular , agama terpisahkan dalam hiruk pikuk mencari laba itu? Semoga konsep CSR islami ini bukan hanya diterima oleh dunia akademis tapi juga dilaksanakan dalam praktik business agar kemakmuran tercapai.