Kaum muda tak bisa dihentikan dari gejolak kemudaannya. Mereka adalah bagian dari proses zaman. Mengingkari keinginan kaum muda akan pengingkari proses zaman itu sendiri. Itulah yang mungkin menjadi dasar kebijakan Jiang Zemin untuk belajar dari peristiwa berdarah di lapangan Tiananmen di era Deng. Jiang Zemin menggunakan semangat kaum muda yang ingin bebas tersebut kedalam putaran kencang angin kebebasan dibidang ekonomi. Para intelektual kaum muda digiring lewat strategi nasional pemerintah untuk membangun lewat kewirausahaan. Kini terbukti sudah bahwa para kaum muda itu telah memimpin perubahan drastis bagi lahirnya kelompok menengah yang kuat di China . Mereka antusias dalam perubahan ekonomi dan tak ingin lagi sibuk dengan perubahan politik.
Kewirausahaan di Cina adalah sesuatu yang berbeda dengan yang ada di dunia Barat. Semangat wirausaha lahir dari kampus terbaik dengan mahasiswa terbaik.Mereka sadar sebagai elite terbaik china yang harus memberikan sumbangan berarti kepada negara dan bukan menjadi beban negara. Mereka hadir mengisi kekosongan produksi dari sistem negara komunis. Lip-Bu Tan, West Coast Venture Capital terkemuka, mengatakan ciri-ciri utama pengusaha di China adalah "kerendahan hati, kesabaran, kemauan untuk belajar, dan komitmen total untuk bisnis." Hal ini berbeda jauh dengan gaya pengusaha Barat yang doyan dipuja lewat publikasi dan arogan. Wirausaha china senang mengambil resiko dengan segala keterbatasan modal dan tekhnologi untuk berbuat sesuatu. Mereka telah menjadi komunitas yang rakus terhadap peluang usaha dalam system berkompetisi. Suasana bersaing itu dijaga oleh pemerintah agar setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk berkembang sebagai asset bangsa. Mereka bersaing secara keras, tapi tidak seperti usahawan Barat yang suka membunuh kompetitor. Kapitalisme mereka adalah ”kontruksi kreatif yang tetap berdiri dibuminya tanpa menumpuk uangnya di luar negeri walau mereka belajar banyak dari dunia luar. Mereka sadar bahwa keberhasilan mereka akan berperan besar melakukan perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsanya.
Sebagaimana Wirausahawan dari negara Barat , pengusaha di Cina selalu kritis terhadap pemerintah. Mereka mengejek birokrasi pemerintah, korupsi, dan kleptokrasi. Namun demikian, mereka bermitra dengan negara. Mereka menerima kepemilikan bersama aset dengan negara di dalam perusahaan dengan tingkat yang tak terbayangkan untuk Amerika. Beberapa dari mereka dulunya termasuk Mahasiswa pejuang kebebasan Tiananmen Square sebagai demonstran . Tapi kini mereka telah belajar untuk berjuang demi perubahan yang lebih konkrit lewat wirausaha dan bukan politik. Menurut satu survei, 78 persen beberapa pengusaha telah bergabung dengan Partai Komunis; Tak dapat dibayangkan ini terjadi di Barat atau Amerika. Wirausaha China hadir dalam pentas politik bukan untuk mengejar kekuasaan tapi untuk sesuatu yang dulu mereka perjuangkan : memerangi kemiskinan. Kalau cara komunis efektif untuk melakukan perubahan mengapa mereka harus mengikuti cara lain.
Kebijakan negara yang pro pertumbuhan sektor riel tak lain karena dukungan elite china yang sebagian besar dimotori oleh wirausahawan. Pemerintah pusat dan Daerah memberikan banyak dukungan bagi para pengusaha dengan menyediakan industri hulu yang efisien, infrastruktur ekonomi yang kuat dan menyebar. Dari itu semua peluang terbuka untuk terus lahirnya new comer Entrepreneur seiring semakin besarnya dukungan perbankan bagi mereka. Namun yang patut dicatat bahwa para usahawan China telah mampu mengambl sebagian besar tanggung jawab negara untuk menjamin kesehatan para pekerjanya dan memberikan jaminan pensiun diatas rata yang negara bisa berikan. Usahawan China juga berperan penuh dalam program pemerintah mengurangi dampak polusi dan pencemaran udara. Kesediaan mereka merelokasi industrinya kedaerah yang tidak padat penghuni adalah bentuk kesadaran Entrepreneur intelektual. Bukan usahawan yang hanya mengejar rente.
Pengusaha Cina membutuhkan sumber daya alam untuk membangun bisnis mereka, tetapi pemerintah mereka memperoleh bahan-bahan yang vital untuk pertumbuhan ekonomi dari negara-negara lain(bukannya menguras sumber daya alamnya sendiri). Ekspor Cina ke Amerika Serikat menghasilkan dolar digunakan oleh China untuk membeli komoditas dari negara-negara lain. China telah menjadi fenomena perdagangan komoditas global. Harga bergerak naik karena china yang terus belanja demi menopang mesin pabriknya yang rakus komoditi bahan baku . China bukan hanya membeli bahan baku tapi juga aktif membeli perusahaan yang memiliki sumber daya minyak dan gas alam dinegara lain.. Negara ingin memastikan bahwa para pengusaha Cina tidak akan kekurangan bahan baku yang mereka butuhkan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan dinegara lain.
Apa yang dapat dipetik dari kemajuan China bagi kita ? Pertama adalah enterpreneur tumbuh by design oleh negara atau tidak tumbuh secara natural. Entrepreneur tidak dibiarkan tumbuh liar yang akhirnya membuat Negara tak punya akses untuk mengendalikan demi tercapainya strategi pembangunan nasional bagi semua orang. Kedua, menanamkan hakikat wirausaha yang bukan mengejar peningkatan harta pribadi semata tapi lebih daripada itu sebagai alat Negara untuk melahirkan keadilan dibidang ekonomi kepada stake holder. Atau disebut dengan entrepreneurship vision : membela kepentingan Karyawan dengan terus meningkatkan kesejahteraannya, Membina supplier untuk ikut bersama sama berkembang, taat bayar pajak kepada pemerintah agar distribusi keadilan lebih terjamin serta menempatkan pelanggan diatas segala galanya dengan menghadirkan barang yang berkualitas dan murah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.