Tan Malaka, Putra Minang Kabau. Dilahirkan di Desa Pandang Gadang, Sumatera Barat pada bulan juni 1897. Nama lengkapnya adalah Ibrahim Datuk Tan Malaka. Namanya seakan tenggelam dalam sejarah Republik ini. Kalah hebat dengan Hatta, Sjahrir, Soekarno. Tapi tahukah anda bahwa Tan Malaka adalah orang pertama yang menyampaikan gagasan Republik
Sejarah mencatat tentang perlawanan Rakyat terhadap Jepang ketika paska kemerdekaan
Pemikiran Tan Malaka amat berbeda dengan Marx atau Lenin karena ia menempatkan agama sebagai sesuatu yang un matter tetapi dengan jalan tak langsung MADILOG dapat menerangkan agama seperti obor listrik yang berdiri diluar dan tidak memasuki benda itu seluruhnya. Tan juga berpendapat masyarakat kita dari dulu ampai sekarang secara sosiologis maupun antropologis tak mungkin menjadi materialis seperti yang dialami barat yang otomatis marxisme adalah turunannya. Masyarakat
Hubungannya dengan Partai Komunis lewat sahabatnya Sardjono-Alimin-Musso tidak bertahan lama. Ketika perbedaan strategi berjuang semakin melebar diantara mereka, Tan Malaka memilih untuk memisahkan diri dari PKI dan sahabatnya setelah meletus pemberontakan kaum buruh ditahun 1926 yang berhasil ditumpas habis oleh Belanda. Kemudian Paska Kemerdekaan, Tan Malaka bersama Kelompok Persatuan Perjuangan menyatakan diri berbeda pendapat ( oposisi ) dengan PM Sharir yang menerima perjanjian dengan Belanda. Tan Malaka menginginkan pengakuan kedaulatan penuh, sedangkan kabinet Sharir yang berkuasa hanya menuntut pengakuan kedaulatan atas Jawa dan Madura. Maka terjadilah Peristiwa 3 Juli 1946 yang merupakan kudeta terhadap kepemimpinan PM Sahrir. Tan Malaka ditangkap tanpa diadili selama 2,5 tahun dan baru dilepaskan setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin,.
Tentang sosok Tan Malaka, maka ini pendapat Prof. Moh. Yamin sejarawan dan pakar hukum kenamaan kita, dalam karya tulisnya “Tan Malaka Bapak Republik
Tan Malaka adalah sekian dari tokoh legendaris bangsa ini. Tokoh yang berjuang dengan caranya. Akrab dengan kaum tertindas. Taat beragama. Pandai bersiasat namun tak pernah berkompromi dengan penjajah. Dia terlahir untuk menjadi petarung menegakan kalimat Allah untuk lahirnya keadilan di bumi pertiwi. Seumur hidupnya dihabiskan dalam pengorbanan dan derita tak terbilang untuk negeri yang dia cintai. Lantas apa yang bisa kita petik dari sosok Tan Malaka ? Keikhlasan berjuang dan berkorban untuk itu. Hakikat berjuang adalah demi tegaknya kemerdekaan politik dan ekonomi. Inilah yang harus kita teladani. Jangan sampai kemerdekaan melahirkan penjajahan baru ( neo-colonialism) dimana hak ekonomi rakyat tetap tertindas...
suara beliau memang lebih lantang dari dalam kuburnya, semoga Tan Malaka selalu dirahmati Alloh..aamiin
ReplyDeleteMantap tulisanya pak eri
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteSayang rumah tan malaka tidak terawat...
ReplyDeleteSayang rumah tan malaka tidak terawat...
ReplyDelete