Inggeris dan AS meradang marah ketika DK PBB membatalkan resolusi kepada Zimbabwe. China dan Rusia mem veto resolusi DK PBB yang menginginkan adanya embargo senjata dan larangan perjalanan bagi Robert Mugabe, dan 13 sekutu dekatnya. Sejak terpilihnya Robert Mugabe dalam pemilihan tahap kedua yang diboikot pihak oposisi, kritik dari kalangan internasional terhadap Zimbabwe memang semakin marak. Kalangan media massa yang pro barat terus saja meblow up tentang tidak becusnya Robert Mogabe mengatasi keadaan ekonomi Zimbabwe yang hancur. Inflasi mencapai 150,000 %. Upah minimum regional sebesar 120.000 ZWD (nilai 1 US Dollar saat ini berkisar 68 juta Zimbabwean Dollar (ZWD). Sementara harga sebungkus roti tawar adalah 15,000,000 ZWD. Hitunglah berapa bulan orang bekerja untuk mendapatkan sebungkus roti.
Pemilu talah usai dan Robert Mogabe kembali terpilih sebagai President. Walau parlemen mayoritas dikuasai oleh kelompok oposisi yang didukung Barat/ asing. Namun pemberitaan miring terus saja menginginkan Robert Mogabe lengser. President hanya diam. Ada usulan diadakannya pemilu ulang karena si penantang, Morgan Tsvangirai, gagal memenangkan suara mayoritas. Mogabe tidak bergeming. Dia berpendapat bahwa sejak tahun 1980 setelah Zimbabwe merdeka , pihak asing telah berperan besar membuat situasi politik dalam negeri tidak pernah stabil. Hingga berbagai program pembangunan terhambat. Pihak oposisi yang mendominasi oleh para cerdik pandai ikut berliansi dengan penduduk kulit putih untuk menciptakan system negara yang korup. Hampir semua lini birokrat dan penegak hukum larut dalam konpirasi kotor ,yang sehingga membuat program pro rakyat miskin kandas ditengah jalan.
Publik international menyalahkan Robert Mogabe yang gagal mengurus rakyatnya. Dia dituding KKN dan pantas untuk dijatuhkan dalam system demokrasi. Tapi tidak ada satupun pihak dan media massa yang mengungkapkan akar masalah dari krisis Zimbabwe. Akar masalahnya adalah ketidak adilan system yang sengaja di create oleh pihak asing.. Ketika negeri ini merdeka , hanya mengganti rezim dari asing ke lokal. Namun substansinya tetap saja terjajah. 48 juta hektar tanah diberikan kepada 40,000 orang asing dan 28 juta hektar diberikan kepada 1 juta petani. Disisi lain, seluruh sektor produksi dikuasai Asing dan bebas mengatur perputaran modalnya tanpa menetes kepada rakyat. Perjuangan kemerdekaan yang memakan korban rakyat miskin , ternyata hanya menguntungkan pihak asing. Ini disebabkan oleh kesalahan sikap elite politik paska kemerdekaan yang terlalu berharap bantuan asing agar Zimbabwe dapat cepat makmur. Justru jebakan hutang luar negeri itulah biang masalah yang membuat ekonomi Zimbabwe stagnan sampai sekarang. Sementara janji negara Maju untuk menghapus hutang tak kunjung terealisir.
Mungkin itulah sebabnya Robeth Mugabe terus berjuang mati-matian untuk tetap berada bersama rakyat walau terjebak dalam system politik cara asing. Dia tegar melawan system itu, agar rakyatnya bisa mencapai cita-cita kemerdekaan, kehidupan yang adil dan makmur tanpa ada pengaruh asing.Tahun 2000 , pengadilan mengalahkan rakyat yang didukung oleh Robert Mogabe untuk menduduki lahan pertanian milik asing. Lagi lagi system politik demokratis telah membuat cita cintanya kandas. Karena pengadilan yang korup dan tidak berpihak kepada rasa keadilan rakyat. Itulah sebabnya bukan dia yang mendapatkan Hadiah Nobel, tetapi justeru Nelson Mandela. Karena Mandela tidak peduli dengan siapa yang memiliki tanah di Afrika Selatan, dia hanya peduli siapa yang memimpin negara itu. Tetapi Mugabe tidak perduli dengan siapa yang memimpin negara itu, tetapi siapa yang memiliki dan menikmati kemerdekaan dalam negara Zimbabwe. Dan perjuangan Mugabe lebih berbobot mati daripada kadar pengaruh perjuangan Mandela. Pekerjaan Mugabe bisa merubah peta politik di afrika untuk mengusir dominasi pihak barat dibidang penguasaan sumberdaya alam disana.
Bagi Robert Mogabe ada satu keyakinan bahwa apabila sumber daya alam dikuasai asing maka apa arti kemerdekaan dengan korban mati para pejuang. Apa artinya sebuah negara yang “merdeka” di Zimbabwe? Kalau hasil kemerdekaan itu tidak dinikmati oleh orang yang sudah menderita banyak waktu perang revolusi, buat apa negara itu ada? Yang pasti perlawanan Robert Mogabe terhadap hegemoni asing dan upaya untuk menegakkan keadilan akan terus menghadapi tekanan politik arogansi Barat untuk membuat negeri ini hancur secara systematis dan akhirnya membuat Robert Mogabe tersingkir. Korban rakyat yang miskin adalah saksi betapa kejamnya system neocolonialism untuk menguasai sebuah negeri dan menjatuhkan rezim yang tidak disukai. Bagi rakyat Zimbabwe dan Robert Mogabe, nasionalisme adalah segala galanya dan hanya itulah harga diri yang harus dibela sampai mati. Bagaimana dengan kita ?
Pemilu talah usai dan Robert Mogabe kembali terpilih sebagai President. Walau parlemen mayoritas dikuasai oleh kelompok oposisi yang didukung Barat/ asing. Namun pemberitaan miring terus saja menginginkan Robert Mogabe lengser. President hanya diam. Ada usulan diadakannya pemilu ulang karena si penantang, Morgan Tsvangirai, gagal memenangkan suara mayoritas. Mogabe tidak bergeming. Dia berpendapat bahwa sejak tahun 1980 setelah Zimbabwe merdeka , pihak asing telah berperan besar membuat situasi politik dalam negeri tidak pernah stabil. Hingga berbagai program pembangunan terhambat. Pihak oposisi yang mendominasi oleh para cerdik pandai ikut berliansi dengan penduduk kulit putih untuk menciptakan system negara yang korup. Hampir semua lini birokrat dan penegak hukum larut dalam konpirasi kotor ,yang sehingga membuat program pro rakyat miskin kandas ditengah jalan.
Publik international menyalahkan Robert Mogabe yang gagal mengurus rakyatnya. Dia dituding KKN dan pantas untuk dijatuhkan dalam system demokrasi. Tapi tidak ada satupun pihak dan media massa yang mengungkapkan akar masalah dari krisis Zimbabwe. Akar masalahnya adalah ketidak adilan system yang sengaja di create oleh pihak asing.. Ketika negeri ini merdeka , hanya mengganti rezim dari asing ke lokal. Namun substansinya tetap saja terjajah. 48 juta hektar tanah diberikan kepada 40,000 orang asing dan 28 juta hektar diberikan kepada 1 juta petani. Disisi lain, seluruh sektor produksi dikuasai Asing dan bebas mengatur perputaran modalnya tanpa menetes kepada rakyat. Perjuangan kemerdekaan yang memakan korban rakyat miskin , ternyata hanya menguntungkan pihak asing. Ini disebabkan oleh kesalahan sikap elite politik paska kemerdekaan yang terlalu berharap bantuan asing agar Zimbabwe dapat cepat makmur. Justru jebakan hutang luar negeri itulah biang masalah yang membuat ekonomi Zimbabwe stagnan sampai sekarang. Sementara janji negara Maju untuk menghapus hutang tak kunjung terealisir.
Mungkin itulah sebabnya Robeth Mugabe terus berjuang mati-matian untuk tetap berada bersama rakyat walau terjebak dalam system politik cara asing. Dia tegar melawan system itu, agar rakyatnya bisa mencapai cita-cita kemerdekaan, kehidupan yang adil dan makmur tanpa ada pengaruh asing.Tahun 2000 , pengadilan mengalahkan rakyat yang didukung oleh Robert Mogabe untuk menduduki lahan pertanian milik asing. Lagi lagi system politik demokratis telah membuat cita cintanya kandas. Karena pengadilan yang korup dan tidak berpihak kepada rasa keadilan rakyat. Itulah sebabnya bukan dia yang mendapatkan Hadiah Nobel, tetapi justeru Nelson Mandela. Karena Mandela tidak peduli dengan siapa yang memiliki tanah di Afrika Selatan, dia hanya peduli siapa yang memimpin negara itu. Tetapi Mugabe tidak perduli dengan siapa yang memimpin negara itu, tetapi siapa yang memiliki dan menikmati kemerdekaan dalam negara Zimbabwe. Dan perjuangan Mugabe lebih berbobot mati daripada kadar pengaruh perjuangan Mandela. Pekerjaan Mugabe bisa merubah peta politik di afrika untuk mengusir dominasi pihak barat dibidang penguasaan sumberdaya alam disana.
Bagi Robert Mogabe ada satu keyakinan bahwa apabila sumber daya alam dikuasai asing maka apa arti kemerdekaan dengan korban mati para pejuang. Apa artinya sebuah negara yang “merdeka” di Zimbabwe? Kalau hasil kemerdekaan itu tidak dinikmati oleh orang yang sudah menderita banyak waktu perang revolusi, buat apa negara itu ada? Yang pasti perlawanan Robert Mogabe terhadap hegemoni asing dan upaya untuk menegakkan keadilan akan terus menghadapi tekanan politik arogansi Barat untuk membuat negeri ini hancur secara systematis dan akhirnya membuat Robert Mogabe tersingkir. Korban rakyat yang miskin adalah saksi betapa kejamnya system neocolonialism untuk menguasai sebuah negeri dan menjatuhkan rezim yang tidak disukai. Bagi rakyat Zimbabwe dan Robert Mogabe, nasionalisme adalah segala galanya dan hanya itulah harga diri yang harus dibela sampai mati. Bagaimana dengan kita ?
menarik sekali. saya langganan BBC dan reuters (RSS), beritanya memang nggak imbang..sejauh yang saya tau, mugabe orang yang jahat, ini dan itu (versi barat).
ReplyDeletenamun...inilah, bangsa kita sudah termakan umpan barat, dengan berdemokrasi liberal tanpa kontrol ini..
Jangankan ngomong nasionalisme, mau bikin jalan saja, pake berdarah2 dulu...