Tahun 2012, saya pernah ke Gabon untuk melihat potensi tambang besi. Cadangan besar namun insfrastruktur sulit dan geopolitik sangat rentan. Karena negara ini tidak mengenal demokrasi dan tatakelola SDA yang baik. Hanya masalah waktu akan terjadi goncangan politik. Apalagi gaya presidennya terlalu kampungan “ Ini negara saya punya. “ Katanya. Dia tidak menyebut “ kami”. Tapi saya, menunjuk ke dirinya sendiri. Saya membatalkan rencana bergabung dengan konsorsium China. Sebelumnya Tahun 2006 China ditunjuk oleh pemerintah Gabon mengeksplorasi tambang besi di Belinga di timur laut Makokou. Tahun 2013 Konsorsium China keluar dari Belinga. Tapi tahun 2016 China dapat KK tambang emas di sana.
Gabon terletak di pesisir Atlantik yang berada di Afrika Tengah. Adalah bangsa yang pernah menjadi bagian dari kolonial Perancis. Lokasi sama seperti di Indonesia yaitu di lintasan Khatulistiwa, yang diliputi 85% hutan hujan ekstensif. Gabon merdeka pada tanggal dan bulan yang sama dengan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus. Tapi tahunnya 1960. Presiden pertama adalah Léon M'ba yang dipilih tahun 1961, dengan Omar Bongo Ondimba sebagai WaPres.
Paska kemerdeakan, Geopolitik Gabon adalah geostrategis Perancis. Léon M’ba memimpin dengan diktator. Dia meninggal tahun 1967. Wapresnya Omar Bongo Ondimba menggantikannya sebagai presiden. Selanjutnya Omar Bongo Ondimba berkuasa lewat 8 kali pemilu dengan angka elektabilitas diatas 60% dan tingkat kepuasaan rakyat diatas 80%.
Semua tahu bahwa saat Omar Bongo Ondimba berkuasa, sebenarnya yang berkuasa adalah pemodal tambang dan industri smelter. Para politisi yang tergabung dalam oligarki partai hidup hedonis dari sistem pemerintahan kleptokrasi. Tahun 2009 Omar Bongo Ondimba wafat digantikan oleh putranya, Ali Bongo. Selama 3 kali pemilu selalu unggul. Berkuasa 14 tahun. Gaya kepemimpinannya sama dengan ayahnya : bego dan rakus.
Namun kemarin usai pemilu dimenangkannya dengan suara mayoritas, malah dikudeta oleh militer. Itu karena rakyat sudah muak dengan kepemimpinannya. Kemarahan rakyat yang terpendam lama, diselesaikan oleh militer. Semoga negara yang berpenduduk hampir tiga juta itu bisa menyelesaikan konflik politk secara damai. Yang jelas kekuasaan itu memabukan dan membuat penguasa tidak tahu diri dan rakyat semakin dungu. Makanya perlu kaum terpelajar yang tidak memihak untuk terus bersuara soal keadilan agar rezim tidak sampai mabok…
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.