Setelah dilantik jadi Gubernur. Yang pertama Abas lakukan adalah membentuk Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Engga tanggung tanggung. Jumlahnya ada 72. Sebenarnya tim ini bukan untuk mengintervensi tugas SKPD, tetapi mengawal Abas dari jebakan hukum akibat dari kebijakannya. Dia pahami betul arti kekuasaaan dalam sebuah sistem. Bahwa pemimpin tidak bisa dipidana karena kebijakannya.
Hukuman pidana kepada pemimpin karena masalah personal. Bukan karena jabatannya. “ Misal, kalau terbukti ada aliran dana atau dia terima uang secara pribadi dari APBD, atau terima suap dari rekanan, nah itu walau sebaik apapun kebijakannya, tetap saja dia dipindana. Contoh kasus Nurdin Abdullah divonis lima tahun penjara dan denda Rp 500 juta terkait kasus suap dan gratifikasi proyek infrastruktur “
Artinya sejelek apapun dirasakan oleh rakyat terhadap kepemimpinan Gubernur, selagi dia tidak ada bukti terima uang atau manfaat materi dari kebijakannya, dia tidak bisa dihukum. Anies paham birokrasi itu sumber korupsi dan itu terjadi karena legislatif ikut ambil bagian sebagai pengawas. Sistem seperti itu tidak dia lawan. Tetapi dia bermain untuk menggalang kekuatan politik. “ Silahkan ambil bagian anda, tapi jangan ganggu saya”
Apakah 72 orang itu hanya sekedar duduk dan diam? Saya rasa tidak. Ada lebih 50 triliun rupiah APBD DKI, dan itu pasti terkait dengan pundi pundi partai. Tentu teamnya punya bukti aliran dana ke partai. Mereka mengawal Abas dari setiap ada upaya menjadikannya sebagai pecundang. “ Sekali dia tersangkut hukum, itu rekayasa politk, maka secara politik pula bukti kesalahan elite itu dia jadikan senjata politik. “ Kata teman.
Kekecewaan sebagian orang terhadap Abas, karena melihat sosok pemimpin itu seperti persepsinya yang lepas dari lingkaran sistem yang korup. Ahok udah buktikan. Dia hebat dan tidak korupsi. Tetapi rekayasa politik menghabisinya lewat kasus lain “ Kalau anda jadi orang baik, dan anda jujur. Sebaiknya jangan masuk dalam sistem yang buruk. Anda akan jadi pecundang.
Hidup memang tidak ramah. Bukan sekedar hitam putih. Tidak pula dijalan yang datar. Hidup penuh warna dan jalan berliku. Maknai itu, maka anda akan sampai kepada kesempurnaan akal. Hidup itu bukan apa yang anda pikirkan tetapi apa yang anda kerjakan. Bukan apa yang anda pelajari tetapi apa yang anda ajarkan. Pada akhirnya anda hidup sendiri dan menyelesaikan serta menanggung sendiri semua masalah. Di luar anda, itu hanya omong kosong, termasuk politik
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.