Tahun 2022, tidak ada anggaran khusus untuk IKN. Itu bisa dimaklumi karena UU IKN baru disahkan tahun ini. Namun ada kesalahan fatal ibu SMI yang mengumumkan kepada publik bahwa dana anggaran IKN dimasukan dalam anggaran PEN. Saya sempat terkejut. Apakah benar yang bicara ini SMI. ? Ataukah dia ditekan untuk bicara seperti itu?
Mengapa? yang saya tahu, Ibu SMI sangat disiplin menjaga amanah UU terhadap alokasi anggaran. Apakah dia tidak tahu isi Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tetang ( Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untu Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)). Bahwa alokasi IKN dari PEN jelas melanggar UU.
Kalau sampai dana IKN itu diambil dari alokasi PEN, SMI bisa masuk penjara. Karena keberadaan kementrian itu bekerja berdasarkan UU. Tidak bisa disalahkan presiden kalau dia salah mengalokasikan anggaran. Moga itu hanya khilaf saja walau beritanya sudah jadi dasar oposisi serang pemerintah. Ok.
Ada lagi pernyataan dia bahwa dana IKN itu akan disisipkan dalam anggaran Menteri PUPR. Duh, gimana sih Ibu? itu sudah tidak konsisten dengan prinsip anggaran yang akuntable. Mengapa engga sabar saja. Tunggu tahun 2023 saja. Sekarang suruh semua kementrian terkait untuk buat perencanaan anggaran untuk IKN.
Saya tahu bahwa SMI termasuk Menteri yang paling bersemangat dan mendukung pendirian IKN. Karena dia tahu, itu bagus untuk meningkatkan realisasi APBN dan bagus untuk ekspansi pemerintah agar ekonomi bisa tumbuh di tengah situasi COVID. Ya sama dengan AS yang paska perang kedua dan krisis ekonomi melanda. AS memacu belanja proyek infrastruktur agar orang bekerja, dan pabrik bergairah karena ekspansi anggaran nasional.
Kita harus maklum, negeri ini walau sudah merdeka hampir 100 tahun, sampai kini fundamental ekonomi hanya bertumpu kepada 3 komoditas saja, yaitu CPO, Batubara, dan Nikel. Tiga komoditas menyumbang 40% pendapatan ekspor non migas. Tidak terjadi transformasi ekonomi ke industri secara luas. Walau infrastruktur sudah dibangun luas, peluang bisnis dan pertumbuhan ekonomi hanya dipicu oleh pengusaha itu itu aja. Ya keluarga Sinar Mas, Keluarga Thohir, Keluarga Bakrie, Keluarga Salim, Smelter China dan Freeport AS