Monday, September 20, 2021

Kita mendukung orang baik.

 




Saya punya visi membangun kawasan industri ASEAN  di China. Visi itu saya sampaikan kepada Direktur business development Holding. Ada tiga hal yang saya jelaskan “ mengapa, bagaimana, kemana.” Dia menyimak dengan seksama. Setelah itu, dalam 3 bulan dia datang ke saya lengkap dengan business plan. Detail sekali. Saya baca cepat sekali dan tahu apakah dia benar menterjemahkan visi saya itu. Kalau benar, maka atas dasar  business plan itu saya adakan rapat direksi lengkap. Dalam rapat terjadi saling saran. Sejak itu business process berlanjut sampai ke Studi kelayakan dan eksekusi.


Apakah saya percaya begitu saja atas sistem yang ada? Oh tidak. Saya ada orang kepercayaan yang secara personal lebih mengenal saya. Loyalitasnya  lebih kepada kepercayaan atas visi saya dalam bisnis. Dia tidak takut mengkritik saya. Tidak ragu mengingatkan saya. Walau dia bukan pengambil keputusan namun dia hadir secara phisik di dalam sistem itu setiap hari. Dialah yang tampa saya minta akan melaporkan kalau ada kejanggalan. Sehingga saya bisa response cepat. Juga diantara stakeholder perusahaan, saya punya teman setia yang bisa memberikan informasi hal yang tak luput dari pengawasan saya. Sehingga saya efektif melakukan supervisi.


Kalau anda diatas puncak kekuasaan, entah perusahaan atau pemerintahan, entah organisasi sosial, tidak akan bisa sukses memimpin kalau orang terdekat anda salah menterjemahkan visi anda. Itu akan berdampak luas terhadap agenda anda. Karena sebagai pemimpin anda tentu tidak paham detail. Tetapi visi anda berhubungan dengan agenda anda. Anda tidak akan berhasil dengan agenda anda memimpin kalau orang sekitar anda tidak paham detail terhadap visi anda. Lebih  buruk lagi kalau orang sekitar anda lebih banyak memuji anda tanpa ada keberanian mengkritik. 


sistem yang sudah established bukan ruang kosong. Disana ada kepentingan banyak pihak. Ada beragam intrik dengan beragam tujuan. Kalau anda terjebak dengan sistem itu, maka anda jadi pecundang. Di depan anda mereka semua memuji anda tapi dibelakang anda mereka berkata “ Bego dia.”. Itulah yang terjadi pada Abas. 


Ingat! apabila orang terdekat anda selalu memuji anda, itu artinya dia sedang membunuh anda lambat lambat. Dia sama seperti tikus yang makan otak ayam yang sedang tidur.  Ayam mati dalan keadaan tertidur karena terlena oleh setiap tiupan tikus.  Orang yang tulus dan setia kepada anda, adalah mereka yang menyembunyikan kebanggaannya kepada anda dan orang pertama yang mengingatkan anda, walau karena nada kritiknya terdengar sangat pahit. 


Saya sebagai rakyat jelantah terpanggil mengkritik Jokowi sebagai pribadi agar berhati hati kepada orang sekitarnya, dan pada waktu bersamaan saya mengingatkan dia sebagai Presiden RI untuk tegas meresponse sistem negara yang tidak sesuai dengan agenda dia. Kalau karena itu saya di bully, itulah harga yang saya bayar untuk negeri yang saya cintai. Dan lagi toh,  saya tidak berharap apapun dari kekuasaan dia. Saya bukan politisi, bukan pejabat, bukan tokoh ormas, bukan pengamat , bukan influencer, bukan pengusaha rente.


Saya hanya rakyat jelantah yang mencintai Jokowi. Karena dia orang baik dan saya ingin orang baik bisa berprestasi baik,. Saya percaya Jokowi mendengar kritik saya. Paham ya sayang.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.