Huawei tahun 2003 datang ke Indonesia menawarkan teknologi 3G kepada operator exxel. Penyediaan perangkat pada BTS. Exxel terima saja selagi engga bayar. Tapi apa yang terjadi ? Selama 2 tahun mereka menghadapi banyak masalah. Setiap hari ada saja keluhan. Beda dengan perangkat siemen dan Nokia yang established. Insinyur china cepat atasi setiap ada masalah. Tapi setelah dua tahun jaringan yang menggunakan perangkat Huawei itu, jadi stabil dan established. Insinyur china berhasil dengan gemilang melewati semua phase uji coba.
Setahun kemudian, Huawei salip dan libas Siemen dan Nokia. Sampai nyaris bangkrut dibuat tak berdaya oleh huawei. Andaikan huawei tidak dapat akses untuk uji coba tekhnologinya di Indonesia, tentu mereka tidak mungkin jadi raksasa dalam Tekhnlogi jaringan wire less. Jaringan insfrastruktur telekomunikasi itu adalah sistem yang tidak bisa hanya diuji di laboratorium dan prototipe. Tetapi harus ada uji lapangan. Mengapa ? Itu masalah geografis dan integrasi dengan Tekhnlogi lain yang sudah exist.
Sama juga dengan Vaksin. Vaksin itu tidak bisa hanya berdasarkan uji lab dan prototip dengan skala akademis, tetapi harus diuji coba di lapangan dalam komunitas besar. Nah dari ujicoba lapangan itu akan diketahui apa kekurangan dan resiko yang timbul. Tentu tidak semudah menerapkan pada hardware telekomunikasi. Karena ini menyangkut nyawa dan sistem antibodi manusia dalam jangka panjang. Makanya china ( sinovac ) berusaha membujuk negara yang mau menggunakan vaksin buatannya. Mengapa ? Di china sendiri sinovac gagal dapatkan izin secara nasional. Uji coba hanya sebatas kepada prajurit militer saja. Bukan kepada rakyat biasa.
Nah kebetulan, Indonesia salah satu negara yang bersedia menggunakan vaksin sinovac dalam skala komunitas besar. Itu tidak begitu ada resiko. Karana jenis vaksin inactive virus. Tapi untuk jenis mRMA nah itu lain. Harus hati hati. Dampaknya sangat buruk dan berjangka panjang bagi kesehatan kalau ada masalah. Lucunya, seharusnya sinovac bangun pabrik di indonesia. Karena mereka sukses berkat uji coba di negara kita. Ini malah yang mau bangun pabrik adalah Walvax Biotechnology, dengan produksi Walvax COVID-19 vaccine. Padahal itu masih tahap uji klinis belum secara luas. Dan lagi Itu vaksin mRMA, sangat beresiko kalau ada masalah.
Di bidang hitech kita mau saja jadi tempat uji coba tekhnologi sistem telekomunikasi tanpa ada konpensasi alih Tekhnlogi atau membangun industri high tech di Indonesia. Dalam hal pharmasi dan vaksin sama juga. Hanya jadi tempat uji coba doang dan jadi konsumen. Demikianlah kisah dari negeri rakyat jelantah. Terlalu banyak orang pintar tetapi banyak bicara doang
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.