Tahun 2010 Prof. Jonathan Plucker, pakar psikologi pendidikan dari Indiana University, berkunjung ke China. Dia ingin mempelajari bagaimana SDM China begitu hebat mendorong pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai dua digit selama dua dasawarsa. Plucker mencoba mencari tahu. Dia mewawancarai banyak orang dan melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi di China. Apa hasilnya ? SDM China bisa hebat karena mereka berhasil melakuka reformasi pendidikan secara radikal.
Yang lucunya, menurut Plucker, justru China melakukan copy paste sistem pendidikan yang ada pada AS tahun 80an. Mengapa China meniru AS dalam melakukan reformasi pendidikannya ? Karena Bapak ekonomi China, Dengxiaping terinspirasi dengan kehebatan AS yang unggul dalam perang dunia kedua dan berhasil memimpin perubahan dunia di bidang IPTEK. Ekonomi AS unggul dalam segala hal dengan negara manapun. Deng ingin meniru AS. Untuk itu yang ditirunya bukan gaya hidup AS, bukan idiologi AS, tetapi sistem pendidikan di AS.
Kalau tadinya sistem pendidikan China siswa-siswa belajar keras untuk menghadapi berbagai ujian selama persekolahan serta satu ujian besar untuk memasuki perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Gaokao. Reformasi pendidikan, Deng menghapus sistem pendidikan yang sangat keras dan ketat itu. Reformasi sistem pendidikan China bertujuan mendorong terjadinya semangat partisipasif dan creativitas pelajar. Jadi metodelogi pendidikan bukan lagi standarisasi tetapi melalui dorongan yang memungkinkan terjadi partisipasi murid secara langsung. Tujuanya adalah agar timbulnya motivasi bekreasi pada murid. Jadi ukurannya bukan nilai yang terstandarisasi yang menentukan murid hebat. Tetapi kreatifitasnya.
Newsweek menampilkan artikel berjudul The Creativity Crisis yang di dalamnya juga menceritakan perjalanan Prof. Jonathan Plucker, ke Cina. Bahwa pendidikan di Amerika sedang mengarah kepada lebih banyak tes, kurikulum yang terpusat serta hapalan-hapalan, sama seperti China Era Mao. Sementara China menuju ke arah sistem pendidikan AS tahun 80an yang lebih fleksibel. AS semakin mundur ke model China era Mao, dan China berlari kencang dengan model pendidikan era AS memimpin kemajuan dunia sebelum tahun 80an. Makanya jangan kaget bila kini China menguasai lebih 30% ekonomi AS, dan China menjadi kreditur terbesar AS.
Konsep pendidikan kita selama ini sama dengan AS, yang mengacu kepada Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), dengan sistem standarisasi kapitalis. Targetnya menyiapkan orang jadi pekerja yang memang dibutuhkan untuk menggerakan mesin kapitalis. Karenanya kurikulum disusun lebih menekankan pada pengetahuan dan keahlian atau transfer knowledge sesuai dengan buku yang juga sudah distandarisasi. Sekolah ada ratingnya untuk menerima orang yang sesuai dengan ratingnya. Bukan meningkatkan value manusia tetapi justru merendahkan value manusia.
Yuuk berubah.. Kang Mas Kariem, semoga anda konsisten dengan reformasi pendidikan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.