Wednesday, October 23, 2019

Catatan 5 tahun Jokowi berkuasa

Kemarin waktu bertemu dengan teman banker, ada yang membuat saya tersenyum dan paham tentang realita dan harapan. Menurutnya, selama Jokowi berkuasa masalah ekonomi, politik, keamanan, menjadi gaduh tiada henti. Tetapi, lucunya gaduh itu hanya ada pada elite politik dan masyarakat. Sementara anggota Kabinet nya dan Jokowi , tidak nampak gaduh. Engga percaya? apakah karena kegaduhan itu program kerja terhenti? kan engga. Bahkan ketika rame rame nya aksi 411, Jokowi masih sempat meninjau proyek perluasan Bandara Soekarno Hatta. Ketika rupiah terpuruk melewati batas psikologis, tidak nampak Jokowi panik. Proyek toll Trans Java dan Sumatera terus dikebut.

Ketika awal Jokowi berkuasa, kekuatan parlemen dikuasai oleh Koalisi Merah Putih ( KMP). Lolosnya UU MD3 dan terpilihnya Golkar sebagai Ketua DPR. Bahkan pengesahan APBN berjalan alot, dimana banyak program pro rakyat Jokowi dihadang DPR. Ketika itu Kekuatan KMP benar benar mempecundangi Koalis Indonesia Hebat yang ada di belakang Jokowi. Namun dengan kesabaran tinggi , Jokowi menghadapi kekuatan DPR itu dengan tindakan persuasi. Team Jokowi terus melakukan loby walau sempat membuat hubungan PDIP dan Jokowi terkesan tidak mesra. Berjalannya waktu, Jokowi berhasil menarik satu demi satu anggota KMP kedalam barisannya, dan puncaknya KMP bubar jalan.

Padahal ketika awal Jokowi berkuasa, Indonesia sedang mengalami titik terendah dari segi ekonomi sebagai dampak 5 tahun paska jatuhnya wallstreet. Semua harga komoditas utama kita jatuh di pasar global. Deficit current Account. Jumlah penerimaan negara setelah dikurangi pengeluaran, tidak cukup bayar utang dan bunga. Kantong kanan kosong , kantong kiri kosong. Sementara pengeluaran rutin tidak bisa dihentikan. Cara termudah adalah terus menambah utang. Ya hanya utang solusi. Tetapi utang juga tidak murah lagi. Kalau dipaksa cara konvensional maka hanya masalah waktu tidak ada lagi ruang bagi indonesia menggadaikan resource untuk menarik utang.

Bayang bayang krisis diambang pintu. Tuhan tidak kirim profesor atau jenderal atau ulama untuk menghadapi krisis ini. Tetapi seorang tukang kayu yang ditakdirkan Tuhan untuk menyelesaikan masalah besar. Jokowi tidak takut. Apa yang dilakukan jokowi untuk keluar dari situasi yang buruk itu ? Ya, restruktur APBN. Ini berimplikasi luas sekali. Apa itu?. Perluasan Wajib pajak dengan program tex amnesty. Secara tidak langsung Jokowi melakukan rekonsiliasi nasional untuk memotong masa lalu. Memangkas anggaran belanja rutin. Memangkas business rente. Memangkas anggaran Subsidi. Kebijakan keras ini memastikan indonesia tidak lagi tergantung dengan kebijakan suku bunga AS. Mengapa ? karena besarnya efisiensi dan peluang terbukanya sumber daya dimasa depan dibaca cermat oleh fund manager.

Hasilnya financial resource terbuka lebar. Indonesia tidak lagi terjebak dengan money follow function, tetapi money follows program. Indonesia masuk ke wilayah financial freedom. Walau krisis global terus berlanjut namun Indonesia tetap bisa melaksanakan program pembangunan dan mencatat angka pertumbuhan lebih baik dari negara G20. Bahkan diantara anggota G20, indonesia masuk rangking 3 dari segi growth.

Nah dengan ancaman serius akan terjadi resesi ekonomi global tahun depan dan tentu akan berdampak buruk terhadap Indonesia, kita tidak perlu terlalu kawatir. Mengapa ? awal Jokowi berkuasa lima tahun lalu, keadaan Indonesia sangat kritis. Tetapi bisa selamat. Apalagi saat sekarang, fundamental ekonomi kita sangat baik. Rasio utang terhadap PDB dibawah ambang batas. Cadangan devisa sangat aman. Struktur APBN kredibel. Sistem perbankan kita sangat sehat. Pasar modal bergairah.

Tapi apa solusi nya terhadap ancaman resesi ekonomi tersebut ? adalah focus kepada pasar domestik, perluasan dukungan dan insentif untuk UKM, perluas produk pasar uang bagi dunia usaha, buka kanal seluas mungkin untuk kegiatan investasi. Stimulus ekonomi yang terukur dan by program. Saya yakin , solusi ini pasti akan mendapat dukungan dari semua elite politik. Karena ini program populis yang memang diperlukan oleh semua partai untuk menarik hati rakyat agar tahun 2024 bisa menggantikan posisi Jokowi. Itu sebabnya semua partai ogah jadi oposisi total. Semua jadi anak manis.

1 comment:

Note: Only a member of this blog may post a comment.