Sejak proklamasi kemerdekaan tahun 1945, kita baru punya UUD yang legitimit dari hasil pemilu tahun 2002. Artinya butuh 57 tahun untuk melahirkan UUD yang sesuai dengan kehendak seluruh rakyat Indonesia. Walau perubahan itu lebih banyak kepada aturan kekuasaan. Belum masuk kepada sistem kebijakan yang sesuai Pancasila. Semoga dengan amanademen UUD 45 secara terbatas maka kita akan punya UUD yang lengkap, bukan hanya soal tata kekuasaan tetapi juga tata pengambil keputusan politik secara nasional.
Sejak kita merdeka, kita belum punya Ibukota yang kita rancang sendiri. DKI hanyalah kelanjutan dari ibukota peninggalan kolonial. Istana masih model Eropa. Barulah kini tahun 2019, kita akan punya ibukota sendiri yang akan kita rancang dan tentukan sendiri sesuai dengan Amanah rakyat lewat UU. Artinya butuh 74 tahun kita harus menunggu untuk berani mengaktualkan ke indonesiaan secara mandiri lewat hadirnya Ibukota baru, di Kaltim.
Apakah cukup? belum. Masih ada lagi setelah 74 tahun Indonesia merdeka, kita masih punya KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) yang sebagian besar copy paste dari hukum kolonial. Lantas apa substansi perbedaan KHAP lama dengan yang baru ? kalau kita baca RUU nya, KUHP yang baru penegakan hukum tidak boleh mengabaikan HAM. Artinya, proses peradilan harus menjunjung tinggi HAM. Sementara KUHP yang ex kolonial tidak memperhatikan soal HAM.
Apa artinya ? walau kita sudah merdeka, namun KUHP kita masih bernuansa kolonial. Padahal sudah ada rencana sejak tahun 1963 untuk mengubahnya. Tapi selalu kandas ditangan elite politik. Mengapa ? Karena mindset kekuasaan memang tidak ubahnya dengan kolonialisme. Hanya ganti nama saja. Kita berharap di era Jokowi ini, RUU KUHP akan disyahkan oleh DPR pada bulan september. Artinya kalau benar itu disyahkan, maka kita butuh 74 tahun menanti lahirnya UU KUHP dari wakil yang kita pilih.
Itu sebabnya selama Jokowi berkuasa, saya selalu memberikan dukungan, bukan karena saya pendukung buta. Tetapi saya percaya Jokowi bisa menjadikan kita sebagai bangsa yang benar benar merdeka secara legitimit dan realita. Mengapa ? karena dia tidak terjebak dengan masa lalu yang penuh dengan intrik politik KKN. Apa yang Jokowi rasakan sama seperti yang kita rasakan. Muak dengan elite politik. Dia lahir dari rakyat jelata, dan tidak kaya raya dari politik. Jadi ada harapan rasional dia bisa membawa kita benar benar merdeka.
Itu sebabnya elite politik busuk berusaha membenturkan kaum bigot agama dan Pancasila terhadap setiap perubahan yang dilakukan Jokowi. Karena hanya dengan narasi agama kaum bigot bisa menjadi kayu bakar menghentikan proses perubahan agar rakyat merdeka. Para elite tetap ingin indonesia dalam nuansa kolonial dan dikelola dengan mindset kolonial. KIta harus digaris depan membela Jokowi dan memastikan kita selalu ada disampinngnya pada setiap ada perubahan. Tanpa itu, kita akan terus terjajah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.