Tuesday, June 12, 2018

Ekonomi bergerak positip.

Kalau anda ingin mengukur ekonomi suatu negara meningkat atau tidak maka lihat data produksi manufaktur. Data ini tidak akan bohong. Mengapa? Karena manufaktur itu berproduksi berdasarkan permintaan real. Permintaan real tidak akan dilayani bila suplai uang ke sektor produksi stuck. Karena pabrik butuh modal kerja menjaga keseimbangan stok. Pabrik juga butuh fluktuasi kurs yang terjaga. Maklum pabrik kadang harus teken kontrak pembelian dan penjualan dalam jangka panjang. Pabrik yang sudah IPO butuh kepastian ekonomi makro yang sehat agar sahamnya engga digoreng jatuh. Pabrik juga butuh keamanan dalam negeri yang terjaga agar distribusi barang dapat terjadi meluas. Singkatnya dari data manufaktur kita dapat menyimpulkan segala hal tentang ekonomi yang terhubung dengan sektor lainnya.

Kalau ada orang bilang era Jokowi ekonomi suram dan banyak pengangguran. Mari lihat data. Dari sejak Jokowi berkuasa trend pertumbuhan manufaktur terus positip. Padahal era sebelumnya terjadi negatif. Tahun 2017 bahkan industri makanan dan minuman atau Consumer goods naik dua digit. Sektor non migas tetap leading memberikan kontribusi terhadap PDB. Apa artinya ? Ekonomi tumbuh. Pengangguran tercatat dapat diserap oleh manufaktur. Selebihnya yang tidak tercatat diserap oleh proyek infrastruktur dan program dana desa. Sektor perbankan sehat karena mampu mendorong pertumbuhan manufaktur. Bagaimana dengan Kurs ? saat sekarang kebijakan ekonomi bukan monetary base tapi production base. Makanya kurs dikelola  dengan baik sehingga ritme pertumbuhan produksi terjaga. Kalau kurs terlalu kuat akan mengakibatkan produksi jadi mahal sehingga kalah bersaing dipasar ekspor. Kalau kurs lemah akan menjadi candu orang berproduksi dan tidak sulit bersaing dengan produk impor maupun ekspor

Orang miskin bertambah? Data menunjukkan pertumbuhan orang miskin tidak terjadi. Malah menurun. Itu karena sektor produksi meningkat. Sektor eceran memang menurun tetapi itu hanya produk tertentu. Karena perubahan trend konsumsi. Sementara produk bahan makanan dan minuman serta bahan kimia meningkat.. Data konsumsi pulsa telp selular sebesar 25% dari porsi penghasilan orang miskin. Itu lebih tinggi dari belanja rokok. Dan mereka bukan lagi orang miskin sebetulnya. Artinya orang tidak kekurangan uang untuk konsumsi. Hanya saja lebih selektif karena pengaruh zaman. Makanya hater pengangguran dapat income dari sosmed lewat ujaran kebencian.

Kalau bilang orang asing kuasai bursa tenaga kerja lokal itu jelas terlalu memuji Jokowi. Hello, orang asing mau invest ke Indonesia salah satu alasannya karana upah murah. Ngapain juga mereka jadi bego bawa tenaga kerja dari negaranya yang jelas ongkos lebih mahal. Kalaupun ada, itu hanya tenaga inti dalam rangka produksi dan pembangunan proyek. Jadi jangan lebai begonya. Nah kalau periode kedua Jokowi berkuasa GNP akan tumbuh 2 x lipat maka kemungkinan orang asing akan rame rame kerja di Indonesia. Karena upah bakalan tembus 2 USD perjam. Tetapi engga usah kawatir. Periode kedua Jokowi akan focus membenahi SDM agar bisa bersaing dengan asing. Kalau jokowi lama berkuasa maka Indonesia akan dikuasai asing? hello, lihat tuh anggaran TNI terus meningkat berlipat di era Jokowi. Dan itu karena ekonomi meningkat sehingga kita ada uang untuk genjot memoderenkan alat perang TNI. Siapa yang berani menguasai indonesia? Kalau Jokowi kurangi anggaran maka itu sama dengan era sebelumnya yang memang sengaja dibuat lemah agar dalam kebijakan ekonomi kita pro asing.. Sekarang kita kuat...disegani

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.