Tuesday, July 11, 2017

PEMBANGUNAN ITU NYATA



Semua indikator ekonomi Indonesia saat ini diklaim dalam kondisi yang bagus. investment grade oke, tingkat keamanan investasi tinggi, suku bunga turun dari 11 persen jadi 9 persen. Imbasnya, negara-negara asing mengincar untuk menanamkan investasinya di dalam negeri. Saat sekarang yang bersaing untuk investasi di Indonesia adalah Jepang, China dan AS. Khusus pertemuan G20, Trump memastikan agar Jokowi membuka peluang yang sama terhadap AS, sebagaimana China. Jokowi dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada diskriminasi. Indonesia terbuka untuk industri pengolahan bagi negara manapun yang mau invest. Dengan syarat TKA harus minimal kecuali masa pembangunan bisa dimaklumi bila harus TKA lebih banyak karena menyangkut teknologi. Saat sekarang Negara satu satunya di dunia yang mampu produksi nikel ore sampai stainless steel terbesar adalah Indonesia. Nilai investasi tersebut hampir 10 miliar dollar AS dan akan menyerap 30.000 tenaga kerja.

Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah adalah bagian dari 13 kawasan Industri Nasional yang di bangun era Jokowi. Kawasan ini Morowali merupakan kawasan khusus industri pengolahan dan pemurnian mineral logam atau smelter dengan bahan dasar nikel. Kawasan industri seluas 2 ribu hektare tersebut menarik investasi Rp78 triliun dan menciptakan tenaga kerja langsung sebanyak 20 ribu orang, dan tidak langsung mencapai 80 ribu orang. Industri yang sudah dibangun adalah Smelter smelter feronikel milik PT Sulawesi Mining Investment yang berkapasitas 300 ribu ton per tahun sejak Januari 2015. Pabrik ini didukung oleh satu unit PLTU dengan kapasitas 2x65 MW. Pada 2015, perusahaan telah menghasilkan nickel pig iron (NPI) sebanyak 215.784,11 ton per tahun.

Sejak Januari 2016, telah beroperasi industri smelter feronikel PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun dan didukung oleh satu unit PLTU berkapasitas 2x150 MW. Pada awal 2016, perusahaan mencatatkan produksi sebanyak 193.806 ton. Sebagai tahap lanjutan dari PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, saat ini juga telah dilakukan commissioning test pabrik stainless steel dengan kapasitas 1 juta ton per tahun. Selain itu, terdapat pula industri smelter feronikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dengan target kapasitas 600 ribu ton per tahun dan stainless steel sebanyak 1 juta ton per tahun yang tahap pembangunannya saat ini mencapai 60 persen. PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome yang merupakan smelter Chrome juga masih dalam tahap pembangunan dengan progress 60 persen dan diharapkan pada awal 2018 pabrik ini dapat mulai berproduksi. Perusahaan smelter lainnya, yakni PT Broly Nickel Industry Pabrik Hidrometalurgi dengan kapasitas 2 ribu ton per tahun, yang akan dikembangkan menjadi 8 ribu ton per tahun nikel murni sedang dalam uji coba produksi.

Kalau di Bandingkan dengan Freeport Indonesia yang menelan investasi USD 8,6 miliar dengan perkiraan tambahan investasi sebesar USD 16-18 Miliar untuk pengembangan bawah tanah ke depan. Nilai investasi sebesar itu merupakan 94% total investasi tambang tembaga di Indonesia. 30% total investasi di Papua. Apa hasilnya untuk Indoenesia ? tidak banyak. Tapi Morowali di Sulawesi Tengah, investasi dari tahun 2015 sampai sekarang telah mencapai 2 kali investasi Freeport Indonesia yang tinggal di Indonesia lebih dari setengah abad. Dan investasi di Monowali dan kawasan industri lainnya akan terus bertambah Pasca diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Itu hanya satu kawasan Industri. Saat sekarang yang sedang terus dibangun tanpa henti. Ada 13 lokasi kawasan industri. Yaitu di Bintuni Papua Barat, Bitung Sulawesi Utara, Palu, Morowali, Konawe Sulawesi Tenggara, Buli-Halmahera, juga di Bantaeng Sulawesi Selatan. Selain itu di Batu Licin-Kalimantan Selatan, Ketapang-Kalimantan Barat, Landak-Kalimantan Barat, Kuala Tanjung dan, Sei -Mangke Sumatera Utara, juga di Tanggamus-Lampung. Sementara itu di pulau Jawa ada di Gresik dan Sayung-Demak. Pemilihan lokasi kawasan industri mempertimbangkan faktor ketersediaan sumber daya alam, komitmen pemerintah daerah, infrastruktur dan pasokan sumber energi serta keterampilan sumber daya manusia (SDM). Dari KIN sebanyak 13 itu diperkirakan akan mampu menarik angkatan kerja lebih 5 juta orang dengan serapan tenaga kerja terhubung secara tidak langsung mencapai 40 juta orang, dan mampu mensejahterakan kurang lebih dari 80 juta orang.

Kawasan industri di luar Jawa lebih berorientasi kepada industri hulu, sehingga lokasi lahan industri ini berdekatan dengan sumber bahan baku. Sedangkan untuk industri di Jawa berorientasi ke industri barang konsumsi. Adapun lokasi lahan industri yang dekat dengan sarana infrastruktur, seperti jalan tol. Jadi pembangunan itu nyata adanya dan ini tidak pernah di lakukan oleh presiden sebelumnya. Bahkan ketika G20, Indonesia mendapat apresiasi luar biasa karena sebagai negara dengan model terbaik yang mampu keluar dari krisis dan dengan daya tahan ekonomi yang lentur.

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.