Sunday, September 27, 2015

Keadaan ekonomi kita

Laporan purchasing managers' index (PMI ) China jatuh 47.3 bulan Agustus. Ini posisi terendah sebagaimana pernah dialami China paska jatuhnya wallstreet dimana tahun 2009 bulan maret PMI sebesar 47,8. Sebagai indikasi apabila index PMI diatas 50 maka itu artinya terjadi ekspansi namun dibawah itu terjadi kontraksi. Makanya bulan september kurs Yuan terus melemah dan pemeritah china terus melakukan intervensi mencapai USD 90 miiar dan berhasil menahan kejatuhan Yuan.China bagaimanapun tidak menginginkan mata uangnya terlalu dalam jatuh karena ini akan melebarkan dampak krisis global dan tentu tidak baik bagus bagi China. Apabila mata uang Yuan terus melemah maka kemungkinan besar china akan melakukan lagi devaluasi.Ini tentu akan sangat buruk bagi ekonomi dunia khususnya negara negara emerging market termasuk Indonesia. Karena sebagian besar pasar komoditas utama mereka diserap oleh China. Walau bulan agustus pertumbuhan PDB indonesia menunjukan rebound namun belum menunjukan pertumbuhan mengarah ketarget pertumbuhan sebesar 5%.

Namun masuk bulan september ini diperkirakan akan melaju percaya diri walau tidak significant ditengah keadaan ekonomi China yang melemah. Indonesia harus terus menjaga stabilitas moneter dengan memperhatikan Yuan yang terus depresiasi agar momentum pertumbuhan ekonomi tetap positip. Untuk mengatasi keadaan ekonomi global yang melemah maka kata kuncinya adalah spending government ( belanja pemerintah). Saat ini dana fiskal sebesar Rp,300 triliun sudah siap digelontorkan dan Rp 200 Triliun dana perimbangan pusat daerah siap dilepas. Dan terus memastikan debirokratisasi dan dereguliasi dilaksankan secara luas agar terjadi pertumbuhan investasi dan sektor riel..

Kedepan memang berat namun kondisi fiskal kita sehat dan pemerintah akan leading sebagai pemicu pertumbuhan,dan tahun depan kita akan melesat ditengah ratapan negara lain yang terjerembab. Inilah berkah dari kecerdasan mensiasati potensi alam indonesia dan kekayaan laut sebagai sumber kemakmuran yang tak terbilang, selagi dikelola dengan smart serta disiplin tinggi menjaga ritme moneter yang sejalan dengan kebijakan fiskal..

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.