Dari kemarin saya cukup sibuk karena mitra
bisnis saya dari China berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pembicaraan
dengan KADIN. Hal ini berkaitan dengan CAFTA khususnya penjajakan kerjasama pembangunan
kawasan industry. Apa yang dimaksud dengan CAFTA? CAFTA awal digagas pada November 2001 dalam KTT ASEAN ke-7 di Bandar
Sri Begawan-Brunei Darussalam. Pada tanggal 4 November 2002, pemerintah
Republik Indonesia bersama negara-negara ASEAN menandatangani Framework
Agreement on Comprehensive Economic Co-operation antara the Association of
South East Asian Nations and the People’s Republic of China . Melalui
perjanjian China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) ini, maka ASEAN mulai melakukan
pasar bebas di kawasan China-ASEAN. Dan khusus negara ASEAN seperti Indonesia,
Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dan Brunai telah menerapkan bea masuk
0% per Januari 2004 untuk beberapa produk berkategori Early Harvest Program.
Yang dimaksud dengan Early Harvest Program adalah 14 item produk sektor
pertanian yang dikeluarkan dari perjanjian perdagangan bebas. Ini berarti bahwa
perpindahan barang, jasa, modal dan tenaga kerja antara ASEAN dan China bebas
hambatan. Secara umum, dengan adanya kesepakatan CAFTA ini, maka kesempatan
terbuka luas bagi Indonesia. Mengapa? Dengan adanya CAFTA akses pasar bagi
Indonesia akan terbuka luas, tidak hanya untuk produk pertanian dan
pertambangan, tetapi juga jasa, seperti pariwisata, jasa keuangan, pendidikan,
investasi, dan faktor-faktor lingkungan hidup serta HAM.
Bagaimana
kemungkinan daya saing Indonesia terhadap China? Faktanya saat sekarang terjadi
ketimpangan neraca perdagangan non-migas antara China dan Indonesia. Karena tingkat kompetitif
bisnis-ekonomi Indonesia yang rendah dibanding China. China unggul dalam
berbagai faktor produksi barang dan jasa dibanding Indonesia.Walau upah tenaga kerja lebih tinggi, buruh China bekerja lebih
efisien, ulet dan telaten serta keahlian yang lebih memadai. Setidaknya, ada 12 faktor umum yang
mempengaruhi kompetitif bisnis/ekonomi. Dan semua faktor kompetitif bisnis di
Indonesia berada dibawah China kecuali faktor efisiensi pasar barang dan jasa.
Sisanya seperti faktor sistem birokrasi yang cepat-tepat, infrastruktur,
stabilitas ekonomi, inovasi bisnis, efisiensi tenaga kerja, suku bunga
perbankan dan ukuran pasar di Indonesia jauh tertinggal dibanding China. Bagaimanapun secara natural kita tidak akan mampu menyaingin China. Kita
terlalu lama tidur dan tenggelam dalam 3 decade. Sementara China selama itu
bekerja keras untuk tampil memacu pertumbuhan dua digit. Karenanya membiarkan
keadaan terus terbuka maka kemungkinan Indonesia akan digilas oleh kerakusan pengusaha China menelan segala peluang pasar dan
investasi di Indonesia. Lantas bagaimana solusi agar CAFTA ini dapat dilewati
oleh Indonesia ?
Ada baiknya kita meniru kecerdasan bangsa
malayu ( Malaysia ) dalam menghadapi CAFTA ini. Bagaimana caranya ? Malaysia
meminta agar China membuat kawasan Industri bebas bea di China. Kawasan ini
dibangun dalam kuridor CAFTA dan pada
waktu bersamaan China juga meminta agar Malaysia membangun kawasan Industri
bebas bea di Malaysia dalam kuridor CAFTA. Inisiatif ini ditanggapi oleh China
dan Malaysia dengan ditandai pembangunan Industrial Park China –Malaysia di
Qinzhou dengan luas 55 KM2. Pada waktu bersamaan China juga membangun Kawasan
Industri China-Malaysia di Kuantan-Malaysia seluas 5000 Hektar. Apa keuntungan
Malaysia ? Pengusaha Malaysia dapat membangun pabrik di Industrial Park China
–Malaysia dengan memanfaatkan segala sumber daya China dibidang tekhnologi dan
sumber daya manusia serta kelengkapan infrastruktur logistik. Sehingga pengusaha Malaysia mampu mengolah bahan baku yang mereka miliki untuk kepasar domestic
di China dan juga menjual kembali ke pasar Malaysia dengan harga pasti bersaing
dengan Produk China. Apa keuntungan dari China?
Pengusaha China dapat membuat pabrik di Industrial Park China –Malaysia,
di Kuantan untuk membangun produk berbasis technology untuk menjual ke-pasar domestik Malaysia,juga kepasar China dan memanfaatkan sumber daya manusia Malaysia. Dengan
adanya Industrial Park China –Malaysia ini maka kedua belah pihak saling mengisi
atas peluang dari potensi masing masing.Yang pasti kedua belah pihak bisa lebih transparansi mengelola neraca perdagangan kedua Negara dengan lebih adil.
Dapat dibayangkan apa yang terjadi atas solusi dari
akibat ketimpangan tersebut? Terjadi relokasi pabrik dari China ke Kuantan (
Malaysia ) dan pada waktu bersamaan terjadi relokasi agro processing ke China (
Qinzhou ). China mendapatkan produk Malaysia yang efisien dan Malaysia
mendapatkan produk tekhonologi China yang murah. Kedua belah pihak saling
mendapatkan manfaat dibidang sumber daya masing masing. Singapore tahun lalu
sudah pula memanfaatkan pola yang sama dengan Malaysia dan sekarang sedang dalam
tahap pembangunan di Qinzhou. Philipina dan Thailand dalam tahap perundingan
menuju kesekapatan final tahun ini untuk dilaksanakan. Ah..saya
terharu waktu berada di Qinzhou ketika bendera Malaysia dan Singapore berkibar
di Qinzhou. Kedua Negara ini memang punya kualitas pengusaha berkelas dunia.
Mereka smart.Tidak manja. Mereka tidak apriori dan tidak paranoid dengan segala
perubahan.Mereka siap menjemput masa depan atas dasar persahabatan dunia untuk
hari esok yang lebih baik. Sejak tahun 2004 pemerintah kita tidak tergerak
untuk memanfaatkan peluang CAFTA ini. Kita tidur dan ribut dengan sikap
paranoid dan kebodohan yang dipelihara. Padahal Tujuan dari CAFTA adalah untuk meningkatkan perdagangan yang akan meningkatkan efisiensi dalam produksi dan konsumsi di dua wilayah ini. Tujuan akhirnya adalah masalah kesejahteraan di dua kawasan.
Usai
makan malam dengan kader partai yang juga Direktur otorita Qinzhou berbisik
kepada saya “ berusahalah sadarkan pemerintah dengan sabar. Yakinlah pemerintah
anda sekarang mau mendengar dan bekerja. Suka tidak suka, sejarah membuktikan bahwa kita bersaudara.Kita akan selalu bersama sama. Saya hanya terdiam dan dalam hati saya berdoa semoga
suatu saat saya bisa mengibarkan merah putih di Qinzhou dan membangun Indonesia
–China Industry Zone seluas Batam menjadi kota modern yang dilengkapi infrastruktur
berkelas dunia,dan menularkanya diwilayah Indonesia lainnya...Semoga dimudahkah dan di ridhoi Allah.Amin.
Aamiin bang...
ReplyDelete(y)
ReplyDelete