Sunday, April 1, 2012

Sebuah revolusi ?


Saya banyak membaca buku tentang Revolusi Kebudayaan China dari berbagai perspektif tapi ada satu yang akhirnya membuat saya tercerahkan mengapa revolusi kebudayaan itu harus ada. Yaitu ketika saya berkunjung ke museum rumah rumah peninggalan para bansawan  di China. Di rumah bangsawan  itu ada empat rumah, satu rumah induk, satu rumah untuk mengisap candu, satu rumah untuk para budak, satu lagi rumah untuk para selir. Rumah induk, sangat mewah dan diisi oleh istri syah beserta  anggota keluarga. Berbeda dengan rumah para budak yang dibuat seperti kandang sapi ( mirip gudang). Dibelakang rumah para budak itu ada rumah “para selir”. Dibuat agak kebelakang namun bersedekat dengan para budak. Perhatikanlah gaya hidup bangsawan itu  ( kelas feodal), memanjakan anggota keluarganya, memanjakan dirinya ( dengan candu), memelihara selir ( merendahkan wanita ) dan memperbudak manusia.

Mao melihat kemunduran china karena mental kelompok menengah yang juga adalah kelompok bangsawan. Namun Mao tak pernah punya keberanian bersikap untuk merubah attitude kelompok menengah atas ini karena suka tidak suka mereka juga ikut berjasa menjadikannya penguasa.  Dia punya istri bernama Jiang Qing yang kebetulan putri dari seorang wanita selir dari bangsawan di Shantong. Jiang Qing melihat kesaharian bagaimana menderita ibunya diperlakukan tidak terhormat oleh ayahnya sendiri.  Ketika Mao punya impian tentang lompatan china jauh kedepan, maka Jiang Qing mengatakan bahwa impian Mao tidak akan terwujud . Jangankan melompat , melangkahpun akan sulit. Sebabnya karena didalam sepatunya masih ada kerikil tajam. Mao,  harus mau membuang kerikil tajam didalam sepatu itu , kalau ingin leluasa melompat jauh kedepan.  Jiang Qing mengibaratkan para bangsawan itu adalah kerikil tajam didalam sepatu. Mao menyebut para bangsawan itu adalah kutu didalam selimut.

Revolusi kebudayaan lahir dari pemikiran sederhana Jiang Qing, seorang ibu, seorang istri , seorang wanita yang merasa terhina oleh keberadaan kelas.  Mao hanya menonton dan meng aminkan revolusi itu terjadi. Memang revolusi kebudayaan itu mengakibatkan 25 juta kelas menengah/atas mati mengenaskan lewat pengadilan rakyat. Para cerdik pandai dan kaum professional yang dianggap melakukan pembiaran terhadap kebudayaan feodal harus masuk program brain washing di kamp kerja paksa selama hampir 10 tahun. Bagi Mao, kekacauan selama revolusi kebudayaan tak lebih seperti orang membakar jerami ditengah sawah. Abunya akan berguna untuk menyuburkan tanah. China lama harus jadi abu untuk lahirnya china baru.  Ketika Mao wafat, Jiang Qing bersama kelompok empatnya ditangkap tanpa diadili. Salah satu penerus Mao adalah Deng yang juga adalah korban dari revolusi kebudayaan.

Bagi Deng, tidak ada yang salah dari revolusi kebudayaan, Justru dia belajar banyak dari revolusi kebudayaan bahwa kerakusan manusialah yang membuat ketidak adilan terjadi dimana mana. Segelintir orang yang rakus bisa menyengsarakan orang banyak, apalagi kerakusan itu berasal dari kelompok menengah dan terpelajar maka kerusakan yang ditimbulkan akan berskala massive dan sistematis. Revolusi kebudayaan mengajarkan agar china kembali kepada moral ,akhlak sebagaimana budaya Tao mengajarkan tentang , keadilan, cinta, kasih sayang, rasa hormat dan rendah hati…Sampai kini, revolusi kebudayaan itu masih di film di TV china dan ditayangkan secara berseri dalam drama yang tak ada habis habis nya. Sekedar mengingatkan rakyat dan para elite tentang masa lalu yang suram, dan perlu spiritual emotion development dalam membangun peradaban sebagaimana cita cita Mao, lompatan china jauh kedepan…

Ketika Deng memimpin China, Deng mempunyai bekal besar untuk mewujudkan impian Mao,yaitu lahirnya masyarakat baru china dari debu masa lalu.  Revolusi kebudayaan, bukan hanya memotong sejarah perbudakan di china yang telah berlangsung ribuan tahun tapi juga berhasil menjadikan 99% orang china melek baca dan angka. Madam Mao sadar betul , bahwa revolusi kebudayaan tidak akan berhasil bila rakyat tetap bodoh. Maka wajib belajar bagi siapa saja adalah program ambisius selama revolusi kebudayaan, dan berhasil. Deng mewarisi hampir 1 miliar rakyat yang melek baca dan angka. Bisa dibayangkan? Tentu apapun program pemerintah dapat didengar, diikuti dengan seksama oleh rakyat. Maka hanya butuh 10 tahun , china sudah keluar dari kubangan kemiksinan. Selanjutnya, china mulai membangun kerangka kokoh untuk sebuah china yang beradab dan bermartabat,sampai kini…

Mungkin soal Ketuhanan bukanlah hal yang baru bagi penduduk Makkah dan tidak begitu dipersoalkan ketika Muhammad datang membawa risalah Islam. Tapi  ketika Rasul bicara tentang kesamaan hak dan penghapusan perbudakan,menjadi lain dan langsung mendapat perlawanan dari orang kafir di Makkah. Mengapa terjadi perlawanan terhadap kolonialisme karena orang tak mau dijadikan budak dan setiap rakyat melihat kemewahan hidup bangsa penjajah. Apa yang dialami oleh Indonesia dari waktu kewaktu adalah sebuah tontonan bagaimana by design perbudakan itu dikekalkan oleh penguasa dengan kepongahan kehidupan kelompok kaya di kawasan mewah bersatpam , dan apartement berjejal dihuni oleh para selir, dan tempat maksiat tersebar untuk memanjaka diri. Ini budaya brengsek. Inilah yang membuat pejabat , kelompok menengah dan kaya raya tak lagi memikirkan rakyat yang lemah kecuali bagaimana memanjakan dirinya sendiri dan keluarganya...    

3 comments:

  1. Neokolonialisme : perbudakan materi yang wujudnya bisa bermacam-macam..dan sangat halus.

    ReplyDelete
  2. Al Qur'an
    Humazah

    Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

    1. Celakalah bagi setiap insan yang suka mengumpat dan mencela.
    2. Yang selalu menimbun-nimbun harta dan menghitung-hitung kekayaan.
    3. Dikiranya bahwa kekayaannya itu akan dapat mengabadikan hidupnya.
    4. Tidak!

    ReplyDelete
  3. Surat At-Takatsur (bermegah-megahan)

    1. Kamu telah dilalaikan oleh bermegah-megahan.
    2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
    3. Jangan berbuat begitu, kelak kamu akan tahu akibatnya.
    4. Sekali lagi, jangan berbuat begitu kelak kamu akan tahu juga akibatnya
    5. Jangan berbuat begitu, kalau sekiranya kamu tahu, tahu dengan yakin

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.