Friday, October 30, 2009

Kita bisa !

Kalau Tiongkok bisa, kitapun Bisa. Itulah ungkapan motivasi president kepada kita semua. Bahwa ”kita bisa ” untuk memacu investor menanamkan dananya dibumi pertiwi. Tiap negara punya cara sendiri untuk menarik investor tapi lebih daripada itu keunggulan suatu negara ditentukan bukan oleh sumber daya alamnya tapi oleh kemampuan negara menciptakan system dimana terjadinya keseimbangan antar pelaku ekonomi dan akhirnya keadilan bagi siapa saja. Kita bisa dan pasti bisa. Karena sedari awal ketika negara ini didirikan , platform untuk unggul dalam putaran waktu sudah ditetapkan tapi karena waktu pula kita tersilaukan oleh pemikiran dari barat dan akhirnya kita "tak pernah bisa "

Hampir semua investor asing yang menanamkan dananya di China diberbagai bidang, Industri bila ditanya alasannya berinvestasi di China maka jawabannya selalu sama ” Bahan baku yang murah dan cepat didapat serta SDM yang tersedia dan murah untuk semua level. ” Yang jadi pertanyaan adalah kalau semua didapat dengan murah mengapa mereka tidak menjual mahal seperti harga barang yang sama diproduksi di AS. ? Hal ini bagi penganut paham kapitalisme dimana berkorban semurah murahnya dan menjual setinggi tinggi nya maka akan bingung atau terasa aneh. Tapi begitulah sebuah system yang dicreate oleh Pemerintah China membuat produsen harus menjual murah barangnya demi memanjakan konsumen. Atau mereka akan tesingkir oleh kompetisi terbuka.

Apakah yang membuat ekonomi pasar dapat berkeja efektif di China? Ternyata kuncinya adalah keadilan distribusi modal.. Dimana negara menjamin distribusi modal secara efektif bagi siapa saja. Distribusi modal itu tidak melulu dalam bentuk uang atau kredit bank tapi bisa juga dalam bentuk barang dan jasa. Industri hulu sebagai bahan baku industri disubsidi oleh negara. Begitupula Infrastruktur business sebagai pendukung kelancaran barang dan jasa juga di subsidi oleh negara. Pusat riset dan pendidikan di subsidi agar dapat menghasilkan SDM yang berkualitas. Negara sangat berkuasa untuk mengendalikan dengan ketat agar memungkinkan siapapun ( termasuk asing ) dapat menikmatinya secara adil Dengan kondisi ini maka investor asing yang menanamkan dananya di China terpaksa harus menyesuaikan harga produksinya untuk dilempar kepasar. Atau pengusaha lain akan menggilasnya.

Secara presentase tidak ada pengurangan laba atas system ini tapi justru memanjakan konsumen mendapatkan barang dengan harga murah.Negarapun mendulang pajak tak terbilang oleh produksi yang melimpah dan konsumi yang meningkat. Semua pihak yang terlibat dalam proses produksi berorientasi kepada kepentingan konsumen tanpa mengurangi kualitas sama sekali. Itulah yang disebut dengan ekonomi pasar yang berkeadilan.Produsen untung dan konsumen senang Bila konsumen dibela maka buruh yang juga konsumen akan mendapat imbal hasil yang lebih baik. Atau index pendapatan dan pengeluarannya selalu positip. Mereka dapat menabung untuk keperluan jaminan sosialnya. Dari data , terbukti walau upah yang diterima oleh buruh china jauh lebih kecil dibandingkan buruh di AS, Eropa, Jepang, Korea namun index kesejahteraan buruh China jauh lebih tinggi. Di China ,tidak ada standarisasi harga seperti MC Donald. Hebatnya mekanisme pasar juga membuat flexible harga sesuai dengan Pendatan kotor wilayah di china. Semakin tinggi semakin mahal, semakin rendah semakin murah.Benar benar adil.

Itulah strategy China untuk menjamin pasar manja dan pada gilirannya publik yang di untungkan. Sebetulnya kita telah menerapkan itu ketika Era Soeharto Dimana BUMN sebagai alat negara untuk menjamin distribusi bahan baku dan uang bagi siapa saja. Tidak ada diskriminasi atau pengotakan yang miskin dapat dan yang kaya tidak. Namanya system maka harus mampu melahirkan dampak berganda dan berspektrum luas untuk memperkokoh fundamental ekonomi rakyat secara keseluruhan. Secara strategy sudah benar tapi yang kurang adalah pelaksanaannya yang tak terkendali akibat KKN hingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi Yang harus diperbaiki adalah SOP-nya bukan merubah strategy dengan menjual BUMN kepada Asing. Di China ketika reformasi Deng, SOP dirubah dengan penekanan anti korupsi dan cost and reward .

Seharunya Era setelah kejatuhan Soeharto , pemerintah melakukan reformasi BUMN lewat perbaikan SOP dan penajaman target sesuai dengan grand strategy nasional untuk kepentingan rakyat luas. Menjual BUMN ( industri strategis ) dan mem privatisasi layanan Publik adalah pemikiran tak visioner ( oportunis ). Tidak ada istilah terlambat. Tak ada salahnya kembali kepada hakikat UUD 45 pasal 33 secara murni dan melaksanakan law enforcement secara adil agar ”kita bisa” meniru China atau bisa lebih baik dari Chinauntuk menuju lompatan jauh kedepan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.