Hasil Quick Count menunjukan pasangan SBY –Budiono, menang mutlak. Kalau ini menjadi kenyataan maka fakta berbicara bahwa mayoritas rakyat hanya percaya dengan SBY-Budiono. Mereka yang mayoritas ini tidak melihat Mega Pro sebagai satu pilihan untuk lahirnya “perubahan”. Dan tidak melihat JK-WIN sebagai pilihan untuk menghasilkan “lebih cepat lebih baik”. Dengan kehebatan media
Andai SBY Budiono terpilih ? Apakah selesai masalah negeri ini dengan segala harapannya untuk masyarat adil dan makmur. Saya jawab dengan tegas bahwa rakyat harus siap siap menerima kenyataan dari setiap pilihannya. Mengapa ? Kedepan ini kita dihadapkan oleh krisis anggaran yang parah. Ditambah lagi oleh masalah crisis global dimana resource keuangan semakin terbatas. Team ekonomi SBY Budiono tetap mangacu dengan system demokratisasi ekonomi, dimana APBN didukung oleh kekuatan rakyat lewat pajak dan harga. Difisit akan terus ditutupi melalui penerbitan SUN rupiah maupun SUN Valas.
Lantas apakah efektif menghadapi crisis global yang sekarang sedang melanda. Eropa sedang sekarat menghadapi akibat rontoknya lembaga keuangan papan atas mereka. Jepang sudah mulai menghentikan program internationalnya dibidang investasi karena seretnya likuidtas. AS masih terseok seok dengan program stimulus ekonominya yang tak juntrung memberikan hasil positip.China yang mulai melakukan tindakan radikal dengan melawan WTO melalui penurunan tariff export agar produknya lebih murah.. Akibat oleh seretnya permintaan. Pada gilirannya ini akan mengurangi daya serap produksi dengan semakin merosotnya harga komoditi dunia. Akan banyak perusahaan yang tutup dan PHK terjadi dimana mana. Petani akan semakin terpangkas penghasilannya. Beban hutang untuk dibayar semakin besar. Bunga SUN akan semakin tinggi.
Bila keadaan ekonomi global semakin tak kondusif maka difisit akan ditekan melalui pengurangan pos pos social di APBN dan memacu privatasi terhadap program program pembangunan insfratrukture ekonomi. Tentu tidak aka ada keberanian dari SBY Budiono untuk mereschedule hutang luar negeri. Tidak akan berani melakukan renegosiasi Contract revenue sharing MIGAS. Tidak aka ada perlindungan terhadap pasar dalam negeri dari banjirnya produk import. Ini sudah menjadi platform dari SBY. Tidak aka ada solusi charity dengan mengandalkan sumber daya alam yang melimpah. Tidak aka ada.!!
Pilihan telah ditetapkan. SBY Budiono pantas untuk duduk di istana memimpin negeri ini. Kepada rakyat yang memilih , siapkah mereka bila suatu saat tidak ada lagi BLT. Tidak ada lagi BOS. Tidak ada GASKIN. ? Siapkah rakyat bila kelak tidak ada lagi layanan social yang murah ? Siapkah mereka ? yang pasti kelompok menengah negeri ini yang berjumlah 30 juta orang akan sangat siap. Tapi bagaimana dengan 50% rakyat yang hidup dengan income sehari hanya USD 2 atau Rp 20,000. Hanya kepada Allah kita berserah diri. Yakinlah bahwa keadilan bagi rakyat yang dizolimin adalah sorga dan neraka bagi mereka yang menzolimi.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.