Friday, May 1, 2009

Sebuah catatan...

SBY memang hebat. Itu harus diakui. Demikian kata teman kepada saya waktu kami bertemu di Hong Kong. Mungkin inilah salah satu Organisasi Politik yang dikelola dengan sangat professional. Merupakan perpaduan para professional disegala bidang yang meliputi Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi dan Agama. Mereka , para team bukanlah pemain amatir . Mereka sarat dengan pengalaman dan focus kepada hasil. Para politisi dibalik sukses SBY bekerja bagaikan konser musik. Antara satu dengan yang lain terjalin sinergi dalam kolaborasi yang apik. Membuat yang panas menjadi sejuk. Membuat yang tak pasti menjadi pasti. Tak banyak bersuara namun menentukan dan sistematis menuju kemenangan. Ditambah lagi team ahli medianya , menguasai sekali marketing mix dan tekhnik penyampaian pesan. 

Kita harus mengakui bahwa dalam system demokrasi yang kita anut sekarang ini bahwa SBY memang pemimpin yang patut ditiru oleh organisasi politik lainnya. Dia menampilkan politik santun dan tak ingin menyerang pihak lain secara langsung. Berusaha angkrap dengan lapisan manapun. Menjauh dari setiap debat politik yang bisa mengarah kepada perpecahan namun bijak menyikapi hal yang essential. Dia menyukai lagu dan mungkin sifat romantisnya membuat perasaannya sangat halus. Walau dia militer dan menguasai semua teknik militer namun dia tetaplah sebagai cendekiawan militer yang tak berhubungan langsung dengan kekerasan militer. Mengawali jabatan president setelah mendapatkan Phd di IPB bidang ekonomi pertanian. Dia mengetahui kemana arah kebijakan ekonomi rakyat yang berbasiskan pertanian. Kita semua tahu itu. Maka lengkaplah keyakinan kita bahwa dia memang pantas mengemban amanah dan berjihad untuk itu.

Hanya yang perlu kita berikan catatan tentang yang lampau. Semua memang berawal dari keyakinan yang terbaik untuk rakyat namun dunia bukanlah hal yang mudah digapai dengan cara sederhana. Buku bacaan kampus dan pendapat para ahli lulusan terbaik di universitas tetap juga adalah pendapat manusia yang bisa salah. Koreksi adalah keharusan untuk membuat langkah lebih baik kedepan. Mulailah berpihak kepada kebijakan public yang mayoritas miskin.. Fare trade yang dicanangkan oleh Obama sebagai pengganti free trade Bush, mohon agar dijauhi. Karena essensinya sama yaitu tidak boleh lagi ada dukungan subsidi, dukungan tarif dan sebagainya dari negara-negara berkembang. Negara maju memiliki uang karena kekuatan mereka yang tak mau berbagi kecuali memberi kita hutang mencekik. Sudah saatnya kita melindungi rakyat lemah dengan tidak menebar uang gratis tapi keberpihakan system dari serangan modal dan tehnologi asing.

Berpikir kapitalis berpikir soal uang. Tentu mengatasi semua masalah dengan uang dan karenanya sector financial sebagai obat. Masih ingat ketika pertemuan G20 di Brazil sebelum pertemuan di Washington, kita termasuk yang sangat piawai menyuarakan soal reformasi IMF tapi hanya focus kepada reformasi skema pinjaman. Agar kita memungkinkan dapat lagi menerima financial resource dari IMF. Padahal yang harus direformasi adalah komposisi kekuatan pengendali didalam IMF itulah. Agar terjadi keadilan bagi semua negara Dalam pertemuan di Washington berikutnya, usulan Indonesia diterima dengan berbagai catatan. Dan di London, semua usulan dari AS maupun pro AS bertumbangan karena program ekonomi Obama didalam negeri ternyata gagal dan mendapat kecaman. Pertemuan selanjutnya masih tanda tanya untuk mendapatkan konsesus. 

Suara kita adalah suara Washington. Yang tetap berkeyakinan masalah global ini bukan datang dari AS atau Barat. Ini akibat kesalahan bersama dan harus diselesaikan bersama. Karenanya negara pemilik devisa besar seperti China, Rusia, India dan Jepang, Timur Tengah harus memberikan lebih banyak dananya kepada IMF dan World untuk dipinjamkan kepada negara berkembang. Termasuk Indonesia yang tahun ini mendapatkan safety loan sebesar USD 5 miliar. Tentu syarat sesuai dengan grand design IMF dan World Bank untuk memaksa negara penghutang mengikuti ketentuan dari Neoliberal. Itu sama saja menjerat negara berkembang dalam kubangan masalah dimasa datang dan kehilangan control akan sumber daya alamnya. Padahal krisis global ini terjadi akibat sikap rakus dari system kapitalisme 

Ada yang patut dicatat bahwa krisis global ini tidak terjadi dengan sendirinya tapi oleh sebuah grand design “ new world order”. Bagi negara maju seperti AS/Barat masalah krisis global masih dalam kuridor kekuatan financial resource nya untuk mengatasi namun bagi negara berkembang masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan mudah karena keterbatasan dana kecuali berhutang. Pemaksaan fare trade dalam situasi krisis global dengan kekuatan dana IMF dan World Bank sebagai solusi adalah cara efektif memaksa negara berkembang untuk berkata NATO ( No Alternative to Objection ).Ini akan membuat semakin memperkokoh keberadaan negara maju menguasai seluruh resource yang ada dinegara berkembang khususnya yang kaya akan sumber daya alam. 

Semoga krisis global ini, siapapun yang jadi president dan tentu kita berharap sangat kepada SBY agar krisis global ini dijadikan strategy untuk memperkuat posisi tawar Indonesia kepada pihak Asing , khususnya negara kreditur. Sudah seharusnya apapun peran kita di forum international harus menguntungkan kepentingan nasional. Setidaknya kita bisa mennghilangkan difisit anggaran dengan mengeluarkan pos pembayaran hutang melalui berbagai penyelesaian hutang yang bermartabat.. Bila neraca kita surplus maka APBN kita berdaya termasuk melawan kompetisi pasar bebas dengan memperkuat ekonomi yang berbasiskan kerakyatan. Kalau tidak , maka crisis global akan membuat kita semakin jauh dari lingkaran kemakmuran dan membuat negara maju semakin cepat pulih dari krisis..

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.