Thursday, December 11, 2008

Inflasi dan korupsi

Seorang buruh yang bergaji Rp.1.200.000 kebingungan karena gajinya tak bisa lagi cukup untuk hidup sebulan. Karena uang kontrakan rumah per bulannya memenggal setengah gajinya. Dulu ketika gajinya masih rp. 600.000, uang kontrakan hanya memakan seperempat gajinya. Tapi kini dengan kenaikan gaji dua kali lipat justru uang kontrakan naik empat kalilipat. Begitupula dengan kebutuhan pokok sehari hari, semua naik diatas kenaikan gajinya. Keadaan ini membuat orang menyalahkan harga yang naik. Sebetulnya bukan harga yang naik tapi nilai uang semakin turun. Lihatlah ketika harga minyak mentah mencapai diatas USD 100 , BBM naik. Tapi ketika harga minyak mentah turun sampai lebih dari setengahnya ( diatas 50%) , BBM hanya turun rp. 500 rupiah atau tidak lebih 10%.

Apa artinya itu ? Tidak usah menggunakan teori ekonomi canggih untuk menganalisa keadaan tersebut. Itu adalah perampokan negara kepada rakyat lewat inflasi. Nilai uang turun drastis walau berbagai mata uang utama mengalami pelemahan namun kita lebih lemah lagi. Bahkan semakin terpuruk ketitik irrasional untuk tidak lagi dipercaya sebagai alat pembayaran oleh dalam maupun luar negeri. Penurunan nilai uang ini, telah memenggal penghasilan tetap para buruh , karyawan . Telah memotong hasil kerja keras para petani , nelayan, dan UKM yang mengandalkan pasar dalam negeri. Para rakyat tidak memahami mengapa mereka harus berkorban untuk sesuatu hal yang bukan salah mereka. Sementara pemerintah terus berlaku seperti sinterkelas membagi bagikan uang kepada rakyat miskin lewat berbagai program.. Ini bukanlah gratis. Ini adalah menebar sebagian hasil perampokan diam diam secara system untuk ditebarkan sedikit kepada rakyat yang bodoh.

Sebetulnya tidak perlu ada kerja berlaku seperti social dihadapan rakyat. Cukuplah stop korup. Inflasi adalah korupsi yang dilakukan oleh negara kepada rakyatnya yang diilaksanakan secara systematis lewat konspirasi para elite birokrat dan parlemen. Pembodohan dan pengaburan informasi diciptakan untuk memberikan harapan bahwa pengorbanan adalah perlu untuk masa depan yang lebih baik. Rakyat tak berdaya dan elite bebas bicara tentang masa depan sementara hari kini mereka menikmati kekuasan dengan merampok uang rakyat lewat inflasi.

Pemberatansan korupsi hanya menjangkau kejahatan materi dan bukan kejahatan system. Padahal kejahatan systematis berupa inflasi jauh lebih dahsyat daya korbannya. Meliputi hampir seluruh rakyat yang kaya maupun yang miskin. Orang tua sampai anak bayi. Konglomerat sampai pedagang kaki lima. Karena inflasi negara semakin terpuruk dengan jeratan hutang luar negeri yang semakin besar jumlahnya yang harus dibayar. Karena inflasi mengakibatkan ketidak pastian usaha. Karena inflasi orang kaya ragu untuk berinvestasi. Karena inflasi orang kaya semakin rakus dengan menanamkan uang dalam deposito berbunga tinggi dan malas masuk kesektor riel. Karena inflasi etos kerja buruh dan pekerja semakin drop. Begitu panjang efek dari kegagalan pemerintah mengelola moneter dan fiscal.

Kini dan kedepan, kita akan melihat bagaimana kebijakan acrobat dilaksanakan untuk mengatasi krisis global. Yang pasti hasilnya tak akan jauh dengan semakin dalamnya inflasi lewat harga yang melambung walau pasar semakin menciut , daya beli semakin rendah. Kumpulan komunitas pekerja yang bingung kehilangan pekerjaan dan juga yang bingung membelanjakan upah yang terpenggal oleh majikan, akan menambah angka kemiskinan baru.. Sebuah kejahatan teaktualkan secara vulgar sebagai bentuk penjajahan sistematis dari yang berkuasa kepada yang lemah…

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.