Kemarin saya bertemu dengan teman dari luar negeri yang kebetulan adalah pejabat otoritas keuangan dinegaranya. Setelah membahas masalah business , kemudian dia menyinggung tentang kesombongan AS dalam mengelola moneternya ditengah difisit anggaran. Ada empat alasan yang membuat amerika terlena dengan ancaman krisis difisit ini yaitu Pertama, defisit itu dianggap simbol kepercayaan dunia terhadap kekuatan ekonomi AS. Kedua, permintaan yang lesu dari negara lain atas produk- produk AS sehingga menyebabkan neraca perdagangan AS kedodoran. Ketiga, defisit itu disebabkan oleh banyaknya perusahaan multinasional AS yang membuka sentra-sentra produksinya di luar AS. Dan keempat, akumulasi dollar AS oleh bank-bank sentral di dunia telah membuat sistem ekonomi global stabil.
Kemudian teman ini mengatakan bahwa Keempat alasan itu tentu terasa sombong. Banyaknya uang yang masuk ke AS tidak menghasilkan imbal hasil (return) yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Eropa, Jepang, dan China, baik berupa investasi langsung maupun berupa saham dan obligasi. Surplus neraca modal (capital-account) AS sebagai mirror-image dari defisit neraca berjalannya hanyalah untuk membiayai konsumsi warga negara AS. Bank-bank sentral di dunia mendanai sedikitnya 60 persen defisit tersebut agar mata uang mereka tidak menguat terhadap dollar AS yang dapat mengganggu ekspor mereka. Yang paling absurd adalah alasan keempat. Menurut AS, negara-negara di Asia melalui bank sentralnya harus berbahagia mengumpulkan dollar AS sehingga sistem nilai tukar saat ini mirip dengan sistem "Bretton Woods" yang stabil. Dengan membeli obligasi-obligasi Pemerintah AS, Asia menolong menekan mata uangnya untuk mendorong ekspor dan dengan demikian mengangkat ekonomi mereka. Masalahnya, di zaman Bretton Woods dollar AS dipatok (peg) terhadap emas dan neraca berjalan AS waktu itu surplus. Sekarang, bank- bank sentral yang mengakumulasi dollar AS dihadapi pada potensi rugi yang sangat "gigantis" apabila mata uang mereka menguat.
Situasi tersebut diatas sangat tidak adil. Negara lain bekerja keras untuk mendongkrak ekonominya sementara AS membiarkan difisit anggarannya untuk menarik devisa bank centeral negara lain. Amerika sengaja curang dalam pengelolaan moneternya. Mereka makmur tanpa melakukan apaapa. Ini harus dirubah dalam menyongsong peradaban yang berkeadilan dimasa depan. Kemudian teman ini meneruskan analisanya bahwa rencana Iran untuk membuka BURSA MINYAK IRAN ( IOB) bermata uang Euro
“ . Ini merupakan ancaman serius bagi Dollar AS. Sangat sulit bagi AS untuk menerima kenyataan ini. Dapat dipastikan bahwa bila AS tidak melakukan tindakan berarti maka akan mengancam mata uang dollar dalam perdagangan minyak dan menempatkan mata uang euro semakin kuat dipasar."
Iran telah bertekad untuk menjadikan bursa minyaknya terbesar setelah New York dan London. Juga akan menjadi pesaing keras bagi kedua bursa tersebut. Karena sebagaimana diketahui bahwa Iran merupakan Negara penghasil minyak terbesar didunia. Keberadaan bursa ini akan mendapata dukungan dari berbagai Negara konsumen minyak dunia, termasuk oleh china sebagai pembeli terbesar. Bila ini benar terjadi dan mendapat dukungan yang luas maka kita akan melihat kemampuan amerika melakukan import dengan mata uang Negara lain ( euro ). Kita akan lihat kemampuan mata uang dollar menghadapi tekanan kebutuhan valas untuk import. Yang pasti AS akan menghadapi bencana yang serius dalam pengelolaan moneternya.
AS harus mulai transfarance tentang kekuatan ekonomi realnya dalam mendukung mata uangnya. Pasar akan menjadi hakim yang sangat fair dan juga kejam menyikapi setiap ketidak jelasan dalam pengelolaan moneter ini. Menurut ahli ekonomi, tindakan Iran ada wajarnya lebih-lebih lagi Uni Eropa menjadi rekan bisnis utama Iran. Ini juga akan menjadi tamparan hebat kepada musuh nomor satunya, AS. Dengan harapan untuk menjadikan Iran sebagai pusat perdagangan minyak dunia dan sekaligus menempatkan Iran sebagai Negara berpengaruh di Asia Barat. George Perkovich, pakar mengenai Iran di Carnegie Endowment, Washington, mengatakan bahwa tindakan negara itu sebagai ‘bagian daripada strategi pintar dan kreatif Iran untuk bertindak apasaja dan pada waktu yang sama mendorong pihak lain menentang Amerika serikat.’ Tindakan Iran ini merupakan serangan yang Sangat dahsyat dan langsung menuju jantung pertahanan amerika sebagai musuh utamanya. Menurut laporan yang disampaikan Asia Times baru-baru ini, ‘Perdagangan minyak dalam euro akan menguntungkan berjuta-juta orang, baik di Uni Eropa maupun mitra perdagangan lainnya. Juga akan melonggarkan cengkaman Amerika terhadap anggota Opec.’
Implikasi ini semua akan mendorong banyak negara mulai mengalihkan cadangan valasnya dalam mata uang Euro. Bila sudah begini hegemoni amerika dalam perputaran uang global akan berbalik menjadi ancaman serius karena AS harus membayar semua permintaan perubahan mata uang tersebut menjadi mata uang euro. Artinya akan ada rush US Dollar besar besaran dalam waktu yang panjang. Sanggupkah Dollar AS bertahan. Dan kita akan lihat nanti.
Menghadapi situasi ini AS berusaha untuk menciptakan krisis dengan Iran melalui isu Nuklir. Dari Krisis ini diharapkan dapat menyeret AS dalam situasi berhadapan secara militer dengan Iran.. AS telah meminta dukungan IAEA ( Lembaga Nuklir Dunia ) agar mengecam iran hingga memungkinkan dapat melegalisir tindakan AS melakukan serangan pada pada iran. AS dapat menekan negara eropa untuk mendukung upaya ini namun ditolak keras oleh anggota dewan keamanan PBB dari China dan Rusia. Hal ini disebabkan China merupakan mitra strategis iran yang diuntungkan oleh kemudahan suplai energi. Sementara Rusia mendapat keuntungan dari banjirnya pesanan proyek pembangunan infrastruktur Iran. Kedua negara ini menjadi kendalan utama bagi AS untuk memperlakukan Iran sama dengan Irak.
AS juga gagal menempatkan Eropa untuk membujuk atau menekan Iran. Karena memang Eropa tidak bisa lagi melihat AS sebagai mitra strategis dan mengorbankan prospek jangka panjang bermitra dengan Iran. Jadi , apalagi yang dapat dijadikan alasan AS untuk memukul Iran secara militer?. Nampaknya semua negara sudah bosan dengan cara AS yang tetap ingin berkuasa sementara keberadaan nya tidak banyak berbuat untuk menciptakan keseimbangan global dan perdamaian dunia.
Yang pasti Pendirian Bursa Minyak bagi iran mulai berlaku efektif ditahun 2006. Program ini lebih dahsyat terasa bagi Amerika namun kehilangan akal untuk menghentikannya. Kita akan lihat perkembangannya ditahun 2006 nanti. Setidaknya upaya Iran ini sebagai pemicu solidaritas Negara Negara didunia untuk menghentikan cara amerika dalam mempermainkan kedaulatan Negara lain melalui pengelolaan mata uangnya yang “culas “
Arsip 2005
Kemudian teman ini mengatakan bahwa Keempat alasan itu tentu terasa sombong. Banyaknya uang yang masuk ke AS tidak menghasilkan imbal hasil (return) yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Eropa, Jepang, dan China, baik berupa investasi langsung maupun berupa saham dan obligasi. Surplus neraca modal (capital-account) AS sebagai mirror-image dari defisit neraca berjalannya hanyalah untuk membiayai konsumsi warga negara AS. Bank-bank sentral di dunia mendanai sedikitnya 60 persen defisit tersebut agar mata uang mereka tidak menguat terhadap dollar AS yang dapat mengganggu ekspor mereka. Yang paling absurd adalah alasan keempat. Menurut AS, negara-negara di Asia melalui bank sentralnya harus berbahagia mengumpulkan dollar AS sehingga sistem nilai tukar saat ini mirip dengan sistem "Bretton Woods" yang stabil. Dengan membeli obligasi-obligasi Pemerintah AS, Asia menolong menekan mata uangnya untuk mendorong ekspor dan dengan demikian mengangkat ekonomi mereka. Masalahnya, di zaman Bretton Woods dollar AS dipatok (peg) terhadap emas dan neraca berjalan AS waktu itu surplus. Sekarang, bank- bank sentral yang mengakumulasi dollar AS dihadapi pada potensi rugi yang sangat "gigantis" apabila mata uang mereka menguat.
Situasi tersebut diatas sangat tidak adil. Negara lain bekerja keras untuk mendongkrak ekonominya sementara AS membiarkan difisit anggarannya untuk menarik devisa bank centeral negara lain. Amerika sengaja curang dalam pengelolaan moneternya. Mereka makmur tanpa melakukan apaapa. Ini harus dirubah dalam menyongsong peradaban yang berkeadilan dimasa depan. Kemudian teman ini meneruskan analisanya bahwa rencana Iran untuk membuka BURSA MINYAK IRAN ( IOB) bermata uang Euro
“ . Ini merupakan ancaman serius bagi Dollar AS. Sangat sulit bagi AS untuk menerima kenyataan ini. Dapat dipastikan bahwa bila AS tidak melakukan tindakan berarti maka akan mengancam mata uang dollar dalam perdagangan minyak dan menempatkan mata uang euro semakin kuat dipasar."
Iran telah bertekad untuk menjadikan bursa minyaknya terbesar setelah New York dan London. Juga akan menjadi pesaing keras bagi kedua bursa tersebut. Karena sebagaimana diketahui bahwa Iran merupakan Negara penghasil minyak terbesar didunia. Keberadaan bursa ini akan mendapata dukungan dari berbagai Negara konsumen minyak dunia, termasuk oleh china sebagai pembeli terbesar. Bila ini benar terjadi dan mendapat dukungan yang luas maka kita akan melihat kemampuan amerika melakukan import dengan mata uang Negara lain ( euro ). Kita akan lihat kemampuan mata uang dollar menghadapi tekanan kebutuhan valas untuk import. Yang pasti AS akan menghadapi bencana yang serius dalam pengelolaan moneternya.
AS harus mulai transfarance tentang kekuatan ekonomi realnya dalam mendukung mata uangnya. Pasar akan menjadi hakim yang sangat fair dan juga kejam menyikapi setiap ketidak jelasan dalam pengelolaan moneter ini. Menurut ahli ekonomi, tindakan Iran ada wajarnya lebih-lebih lagi Uni Eropa menjadi rekan bisnis utama Iran. Ini juga akan menjadi tamparan hebat kepada musuh nomor satunya, AS. Dengan harapan untuk menjadikan Iran sebagai pusat perdagangan minyak dunia dan sekaligus menempatkan Iran sebagai Negara berpengaruh di Asia Barat. George Perkovich, pakar mengenai Iran di Carnegie Endowment, Washington, mengatakan bahwa tindakan negara itu sebagai ‘bagian daripada strategi pintar dan kreatif Iran untuk bertindak apasaja dan pada waktu yang sama mendorong pihak lain menentang Amerika serikat.’ Tindakan Iran ini merupakan serangan yang Sangat dahsyat dan langsung menuju jantung pertahanan amerika sebagai musuh utamanya. Menurut laporan yang disampaikan Asia Times baru-baru ini, ‘Perdagangan minyak dalam euro akan menguntungkan berjuta-juta orang, baik di Uni Eropa maupun mitra perdagangan lainnya. Juga akan melonggarkan cengkaman Amerika terhadap anggota Opec.’
Implikasi ini semua akan mendorong banyak negara mulai mengalihkan cadangan valasnya dalam mata uang Euro. Bila sudah begini hegemoni amerika dalam perputaran uang global akan berbalik menjadi ancaman serius karena AS harus membayar semua permintaan perubahan mata uang tersebut menjadi mata uang euro. Artinya akan ada rush US Dollar besar besaran dalam waktu yang panjang. Sanggupkah Dollar AS bertahan. Dan kita akan lihat nanti.
Menghadapi situasi ini AS berusaha untuk menciptakan krisis dengan Iran melalui isu Nuklir. Dari Krisis ini diharapkan dapat menyeret AS dalam situasi berhadapan secara militer dengan Iran.. AS telah meminta dukungan IAEA ( Lembaga Nuklir Dunia ) agar mengecam iran hingga memungkinkan dapat melegalisir tindakan AS melakukan serangan pada pada iran. AS dapat menekan negara eropa untuk mendukung upaya ini namun ditolak keras oleh anggota dewan keamanan PBB dari China dan Rusia. Hal ini disebabkan China merupakan mitra strategis iran yang diuntungkan oleh kemudahan suplai energi. Sementara Rusia mendapat keuntungan dari banjirnya pesanan proyek pembangunan infrastruktur Iran. Kedua negara ini menjadi kendalan utama bagi AS untuk memperlakukan Iran sama dengan Irak.
AS juga gagal menempatkan Eropa untuk membujuk atau menekan Iran. Karena memang Eropa tidak bisa lagi melihat AS sebagai mitra strategis dan mengorbankan prospek jangka panjang bermitra dengan Iran. Jadi , apalagi yang dapat dijadikan alasan AS untuk memukul Iran secara militer?. Nampaknya semua negara sudah bosan dengan cara AS yang tetap ingin berkuasa sementara keberadaan nya tidak banyak berbuat untuk menciptakan keseimbangan global dan perdamaian dunia.
Yang pasti Pendirian Bursa Minyak bagi iran mulai berlaku efektif ditahun 2006. Program ini lebih dahsyat terasa bagi Amerika namun kehilangan akal untuk menghentikannya. Kita akan lihat perkembangannya ditahun 2006 nanti. Setidaknya upaya Iran ini sebagai pemicu solidaritas Negara Negara didunia untuk menghentikan cara amerika dalam mempermainkan kedaulatan Negara lain melalui pengelolaan mata uangnya yang “culas “
Arsip 2005
1 comment:
Post a Comment